Latest News

Wednesday, August 31, 2011

Doa untuk Paus


 

Allah, Bapa yang maha pengasih, kami bersyukur kepada-Mu karena Yesus telah menghimpun umat kudus, yakni Gereja. Dengan penuh kasih Ia sendiri menggembalakan Gereja. Dialah Kepala Gereja yang satu, kudus, katolik dan apostolik.

Kami bersyukur kepada-Mu karena Engkau telah membangkitkan begitu banyak pemimpin umat untuk ambil bagian dalam karya kegembalaan Kristus sendiri. Maka kami mohon berkat-Mu bagi para pemimpin umat-Mu, terutama Paus kami ... (nama Paus yang sedang menggembalakan Gereja), hamba para hamba-Mu. Dampingilah dia agar tetap setia akan panggilan suci-Mu. Semoga ia selalu berusaha meneladan Tuhan Yesus yang datang bukan untuk dilayani, tetapi untuk melayani.

Anugerahkanlah kesehatan dan kebijaksanaan kepada Paus kami. Semoga pelayanan kebapaannya menyuburkan iman kami, sehingga kami semakin berani melaksanakan tugas perutusan sebagai saksi Kristus, menjadi terang bagi masyarakat di sekitar kami. Semoga Paus kami mampu mempersatukan para gembala umat di seluruh dunia, agar mereka semua sehati sepikir melayani umat-Mu. Semua ini kami mohon dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami. Amin.

sumber: Puji Syukur no. 186

15 JANJI BUNDA MARIA BAGI MEREKA YANG SETIA BERDOA ROSARIO




1. Mereka yang dengan setia mengabdi padaku dengan mendaraskan Rosario, akan menerima rahmat-rahmat yang berdaya guna.

2. Aku menjanjikan perlindungan istimewa dan rahmat-rahmat terbaik bagi mereka semua yang mendaraskan Rosario.

3. Rosario akan menjadi perisai ampuh melawan neraka. Rosario melenyapkan sifat-sifat buruk, mengurangi dosa dan memenaklukkan kesesatan.

4. Rosario akan menumbuhkan keutamaan-keutamaan dan menghasilkan buah dari perbuatan-perbuatan baik. Rosario akan memperolehkan bagi jiwa belas kasihan melimpah dari Allah, akan menarik jiwa dari cinta akan dunia dan segala kesia-siaannya, serta mengangkatnya untuk mendamba hal-hal abadi. Oh, betapa jiwa-jiwa akan menguduskan diri mereka dengan sarana ini.

5. Jiwa yang mempersembahkan dirinya kepadaku dengan berdoa Rosario tidak akan binasa.

6. Ia yang mendaraskan rosario dengan khusuk, dengan merenungkan misteri-misterinya yang suci, tidak akan dikuasai kemalangan. Tuhan tidak akan menghukumnya dalam keadilan-Nya, ia tidak akan meninggal dunia tanpa persiapan; jika ia tulus hati, ia akan tinggal dalam keadaan rahmat dan layak bagi kehidupan kekal.

7. Mereka yang memiliki devosi sejati kepada Rosario tidak akan meninggal dunia tanpa menerima sakramen-sakramen Gereja. 

8. Mereka yang dengan setia mendaraskan Rosario, sepanjang hidup mereka dan pada saat ajal mereka, akan menerima Terang Ilahi dan rahmat Tuhan yang berlimpah; pada saat ajal, mereka akan menikmati ganjaran pada kudus di surga. 

9. Aku akan membebaskan mereka, yang setia berdevosi Rosario, dari api penyucian. 

10. Putera-puteri Rosario yang setia akan diganjari tingkat kemuliaan yang tinggi di surga. 

11. Kalian akan mendapatkan segala yang kalian minta daripadaku dengan mendaraskan Rosario. 

12. Aku akan menolong mereka semua yang menganjurkan Rosario Suci dalam segala kebutuhan mereka.

13. Aku mendapatkan janji dari Putra Ilahiku bahwa segenap penganjur Rosario akan mendapat perhatian surgawi secara khusus sepanjang hidup mereka dan pada saat ajal.

14. Mereka semua yang mendaraskan Rosario adalah anak-anakku, saudara dan saudari Putra tunggalku, Yesus Kristus. 

15. Devosi kepada Rosarioku merupakan pratanda keselamatan yang luhur.


sumber: Our Lady Warriors (Dilengkapi dengan referensi dokumen-dokumen Gereja)

Sunday, August 28, 2011

Tanggapan terhadap pasangan non-Katolik yang meminta pasangan Katoliknya untuk keluar dari Gereja Katolik

"Kamu cinta agamamu dan aku juga cinta agamaku, namun di dalam perbedaan agama itu hati kita saling mencintai. Kalau kamu cinta aku, tolong jangan memaksa aku untuk meninggalkan agamaku. Dan saya pun tidak akan memaksamu untuk ikut dengan saya. Cintaku kepada Yesus melalui Gereja Katolik adalah cinta ilahi. Agama itu adalah keyakinan personal masing-masing kepada Allah yang ia percayai. Allah kita satu, tetapi cara dan sudut pandang kita menyembah Allah dan ajaran agama kita mengenai Allah itu berbeda. Dalam Gereja Katolik, diizinkan walaupun sangat tidak dianjurkan untuk menikah beda agama atau beda gereja dengan meminta dispensasi (izin khusus) dari Uskup, tetapi pernikahannya mesti dilangsungkan di dalam Gereja Katolik."
Pernyataan ini berasal dari Pater Sihombing, OFM. Cap menanggapi seorang Katolik yang kebingungan hebat karena diajak oleh pasangannya, seorang umat HKBP (Huria Kristen Batak Protestan), untuk pindah ke HKBP. Pater menganjurkan seorang Katolik tersebut untuk menanggapi permintaan pasangannya itu dengan pernyataan di atas.

Kemudian, Pater tersebut juga berpesan demikian kepada si Katolik ini.

�Kamu harus berusaha mempertahankan imanmu. Tapi katakan kepadanya bahwa biarpun kalian menikah di Katolik bukan berarti calonmu yang HKBP itu langsung menjadi Katolik karena pernikahan itu bukan suatu kesempatan untuk mengkatolikkan orang yang bukan Katolik. Beda misalnya kalau kamu menikah di HKBP. Sebelum hari-H pernikahan kamu �diwajibkan� menjadi HKBP dulu dengan suatu tata cara ibadah penerimaan resmi mereka karena untuk mereka tidak ada pernikahan beda gereja. Di Katolik hal itu tidak ada. Maka seusai pernikahan secara Katolik, pasanganmu yang HKBP itu bisa kembali menjalankan ibadahnya di HKBP, tetapi anak-anak kalian kelak harus dibabtis dan dibesarkan secara Katolik. Itu syarat yang harus disepakati bersama dan tentu dibuat secara tertulis di hadapan imam. Lihatlah betapa sebenarnya Gereja Katolik sangat moderat dan menghormati hak-hak asasi setiap orang untuk memeluk agamanya masing-masing.�

Lalu, si Katolik tadi bertanya demikian:
�Masuk akal jawabannya. Tapi bagaimana dengan dia, apakah dia mau pernikahan Katolik? Di sini aku jadi serba salah.�

Demikian tanggapan dari Sang Pater:
�Persoalannya memang di situ. Apakah dia mau mengerti jalan keluar itu atau tidak. Nah, keputusan terakhir tetap di tangan kalian berdua, terutama di tanganmu sebagai pihak yang merasa kesulitan. Dari pihak Gereja, hanya memberi bimbingan dan arahan untuk seluruh umat supaya di kemudian hari tidak timbul penyesalan yang hebat. Semoga cinta manusiawi tidak mengalahkan cinta ilahi.

Dipublikasikan dengan izin Pater Sihombing dan page Gereja Katolik.

Wednesday, August 24, 2011

Di Luar Yesus Kristus Dan Gereja Katolik Tidak Ada Keselamatan


1. Di luar Yesus Kristus tidak ada keselamatan
�Dan keselamatan tidak ada di dalam siapapun juga selain di dalam Dia (Yesus), sebab di bawah kolong langit ini tidak ada nama lain yang diberikan kepada manusia yang olehnya kita dapat diselamatkan.� (Kis 4:12)

Kata Yesus kepadanya: �Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku.� (Yoh 14:6)

2. Di luar Gereja Katolik tidak ada keselamatan
Maka dari itu andaikata ada orang, yang benar-benar tahu, bahwa Gereja katolik itu didirikan oleh Allah melalui Yesus Kristus sebagai upaya yang perlu, namun tidak mau masuk ke dalamnya atau tetap tinggal di dalamnya, ia tidak dapat diselamatkan. (Konsili Vatikan II dalam Lumen Gentium 14)
"Ini adalah ajaran terakhir kami bagi kamu; terimalah, torehkanlah di pikiran kamu, kamu semuanya; Berdasarkan perintah Allah, keselamatan tidak bisa ditemukan dimanapun kecuali didalam Gereja." (Paus Leo XIII dalam Ensiklik Annum Ingressi Sumus) 


"Perahu Gereja dituntun oleh Kristus dan wakilNya... Hanya inilah yang membawa para murid dan menerima Kristus. Betul bahwa perahu ini dilemparkan ke laut, tapi diluarnya seseorang akan lenyap dengan seketika. Keselamatan hanya ada di Gereja; diluarnya siapapun lenyap."  (Paus Yohanes Paulus I, First Allocution, August 27, 1978, L'Osservatore Romano, August 28,29, 1978.) 


Tidak ada keselamatan diluar Gereja. Hanya dari dia-lah (Gereja) kuasa hidup menuju Kristus dan RohNya mengalir secara pasti dan secara penuh, untuk memperbaharui seluruh kemanusiaan, dan karenanya mengarahkan setiap manusia untuk menjadi bagian dari Tubuh Mistik Kristus." (Pope John Paul II, Radio Message for Franciscan Vigil in St. Peter's and Assisi, October 3, 1981, L'Osservatore Romano, October 12, 1981.)

3. Yesus Kristus dan Gereja Katolik adalah satu, tidak terpisahkan. Dengan demikian, di luar Yesus Kristus dan Gereja Katolik, tidak ada keselamatan.
"Di mana ada uskup, hendaknya umat hadir di situ, sama seperti di mana ada Yesus Kristus, Gereja Katolik hadir di situ." (Bapa Gereja dan murid St. Yohanes Penulis Injil, St. Ignatius of Antioch dalam Letter to the Smyrneans 8:2 [A.D. 107]).

"Bacalah surat Santo Paulus: �Corpus Christi quod est Ecclesia (Kol:18)�. Kristus dan Gereja adalah hal yang satu. Kristus lah kepala, Gereja lah Tubuh-Nya. Tidak lah mungkin memiliki iman dan berkata, �Aku percaya pada Yesus tetapi aku tidak menerima Gereja.� (Pope John Paul I, General Audience on September 13, 1978)"

"Seluruh Kristus, Kepala dan Tubuh, satu dari yang banyak... Apakah Kepala yang berbicara atau Tubuh yang berbicara, selalu Kristuslah yang berbicara: Ia berbicara baik dalam peranan-Nya sebagai Kepala [ex persona capitis], maupun dalam peranan Tubuh (ex persona corporis). Apa yang tertulis? 'Keduanya menjadi satu daging. Itu adalah rahasia yang sangat dalam; saya mengenakannya kepada Kristus dan Gereja' (Ef 5:31- 32). Dan Tuhan sendiri berkata dalam Injil: 'Jadi mereka bukan lagi dua melainkan satu daging' (Mat 19:6). Seperti kamu tahu, ada dua pribadi tetapi di pihak lain hanya satu oleh hubungan perkawinan... Sebagai kepala Ia menamakan diri mempelai pria, sebagai tubuh mempelai wanita" (Bapa Gereja St. Agustinus, Psal. 74,4 � sebagaimana yang dikutip dalam KGK 796).

4. Berada di dalam Gereja Katolik mutlak perlu untuk keselamatan.
�Berada dalam Gereja, Tubuh Mistik Kristus, meskipun secara implisit dan sungguh secara misterius, adalah syarat esensial untuk keselamatan.� (Beato Yohanes Paulus II, Audiensi Umum 31 Mei 1995)

"Gereja Roma yang Kudus benar-benar mempercayai, meyakini dan menyatakan bahwa mereka yang tidak hidup dalam Gereja Katolik, tidak hanya Kafir, tapi juga penganut Yudaisme, bidat dan skismatik tidak bisa menjadi pengikut serta dalam kehidupan kekal, tapi akan pergi 'ke dalam api yang kekal yang telah sedia untuk Iblis dan malaikat-malaikatnya' (Mat 25:41), kecuali sebelum akhir hidupnya mereka ditambahkan ke kumpulan domba; dan kesatuan dari tubuh Gereja begitu kuatnya sehingga hanya kepada mereka yang berada didalam kesatuan tersebut sakramen Gereja berdaya untuk keselamatan. Dan [hanya didalam Gerejalah] puasa, kemurahan dan fungsi kebaikan kristen lain bisa memberikan hadiah, dan bahwa tidak seorangpun, apapun kemurahan yang dia lakukan, bahkan bila dia telah menumpahkan darah untuk nama Kristus, bisa diselamatkan, kecuali dia berada didalam pelukan dan kesatuan dari Gereja Katolik."  (Paus Eugenius IV dan Konsili Florence, 1438-1445)

5. Perlunya pembaptisan untuk keselamatan.
Pembaptisan adalah Sakramen iman. Iman membutuhkan persekutuan umat beriman. Setiap orang beriman hanya dapat beriman dalam iman Gereja. � KGK 1253

Tuhan sendiri mengatakan bahwa Pembaptisan itu perlu untuk keselamatan. Karena itu, Ia memberi perintah kepada para murid-Nya, untuk mewartakan Injil dan membaptis semua bangsa. Pembaptisan itu perlu untuk keselamatan orang-orang, kepada siapa Injil telah diwartakan dan yang mempunyai kemungkinan untuk memohon Sakramen ini. Gereja tidak mengenal sarana lain dari Pembaptisan, untuk menjamin langkah masuk ke dalam kebahagiaan abadi. � KGK 1257

6. Mengapa Pembaptisan perlu untuk keselamatan? Karena Pembaptisan menggabungkan seseorang ke dalam Tubuh Mistik Kristus, Gereja Katolik. Lihat poin 4 yang menyatakan bahwa berada dalam Gereja Katolik adalah syarat esensial untuk keselamatan.

Pembaptisan menjadikan kita anggota-anggota Tubuh Kristus. "Kita adalah sesama anggota" (Ef 4:25). Pembaptisan menggabungkan kita ke dalam Gereja. Dari dalam bejana pembaptisan dilahirkanlah umat Allah Perjanjian Baru yang unik, yang mengatasi semua batas alami dan manusiawi menyangkut negara, kebudayaan, bangsa, dan keturunan. "Dalam satu Roh kita semua, baik orang Yahudi, maupun orang Yunani, baik budak maupun orang merdeka telah dibaptis menjadi satu tubuh" (1 Kor 12:13). � KGK 1267

Buah Pembaptisan atau rahmat Pembaptisan itu bermacam-macam: pengampunan dosa asal dan semua dosa pribadi; kelahiran untuk hidup baru, yang olehnya manusia menjadi anak angkat Allah, anggota Kristus dan kenisah Roh Kudus. Orang yang dibaptis digabungkan dengan Gereja, Tubuh Kristus, dan mengambil bagian dalam imamat Kristus. � KGK 1279

7. Lalu, apakah menjadi Katolik pasti selamat? Jawabnya tidak.
Dimasukkan sepenuhnya kedalam sertifikat Gereja mereka, yang mempunyai Roh Kristus, menerima baik seluruh tata-susunan Gereja serta semua upaya keselamatan yang diadakan didalamnya, dan dalam himpunannya yang kelihatan digabunggkan dengan Kristus yang membimbingnya melalui Imam Agung dan para uskup, dengan ikatan-ikatan ini, yakni: pengakuan iman, sakramen-sakramen dan kepemimpinan gerejani serta persekutuan. Tetapi tidak diselamatkan orang, yang meskipun termasuk anggota Gereja namun tidak bertambah dalam cinta-kasih;  jadi yang �dengan badan� memang berada dalam pangkuan Gereja, melainkan tidak �dengan hatinya�. Pun hendaklah semua Putera Gereja menyadari, bahwa mereka menikmati keadaan yang istimewa itu bukan karena jasa-jasa mereka sendiri, melainkan berkat rahmat Kristus yang istimewa pula. Dan bila mereka tidak menanggapi rahmat itu dengan pikiran, perkataan dan perbuatan, mereka bukan saja tidak diselamatkan, malahan akan diadili lebih keras. (Konsili Vatikan II dalam Lumen Gentium 14)

8. Lalu, bagaimana dengan mereka yang belum pernah mendengar atau mengenal Yesus Kristus dan Gereja-Nya sehingga secara eksplisit berada di luar Gereja Katolik tetapi hidup kudus, secara tulus mencari Allah dan melakukan hal-hal positif menurut ajaran Kristus dan GerejaNya? Apakah mereka bisa selamat?
Jawabnya mereka bisa selamat.

Bagaimanapun, bagi mereka-mereka yang belum menerima proklamasi Injil, seperti yang saya tulis di Ensiklik Redemptoris Missio, keselamatan dapat diakses dengan cara yang misterius, sejauh rahmat ilahi diberikan kepada mereka berdasarkan pengorbanan penebusan Kristus, tanpa keanggotaan yang tampak di dalam Gereja, tetapi selalu dalam kaitannya dengan dirinya (cf. RM 10). Ini merupakan hubungan misterius. Ini adalah misteri bagi mereka yang menerima rahmat, karena mereka tidak tahu Gereja dan kadang-kadang bahkan secara lahiriah menolaknya. Hal ini juga misterius dalam dirinya sendiri, karena terkait dengan misteri rahmat penyelamatan, yang mencakup referensi hakiki pada Gereja yang didirikan Juruselamat. Supaya berlaku, anugerah keselamatan membutuhkan penerimaan, kerjasama, sebuah ya untuk karunia ilahi. Penerimaan ini, setidaknya secara implisit, berorientasi kepada Kristus dan Gereja. (Beato Yohanes Paulus II, Audiensi Umum 31 Mei 1995)
Gereja mengenal pembaptisan lain selain Sakramen Pembaptisan (Baptisan air) yaitu, baptis darah dan baptis rindu yang memberikan buah-buah pembaptisan yang sama dengan Sakramen Pembaptisan. Mengenai buah-buah pembaptisan, lihat pada no.6 artikel ini yang mengutip KGK 1279.
Gereja sudah sejak dahulu yakin bahwa orang-orang yang mengalami kematian karena iman, tanpa sebelumnya menerima Pembaptisan, telah dibaptis untuk dan bersama Kristus oleh kematiannya. Pembaptisan darah ini demikian pula kerinduan akan Pembaptisan menghasilkan buah-buah Pembaptisan walaupun tidak merupakan Sakramen.  � KGK 1258

Bagi para katekumen yang mati sebelum Pembaptisan, kerinduan yang jelas untuk menerima Pembaptisan, penyesalan atas dosa-dosanya, dan cinta kasih sudah menjamin keselamatan yang tidak dapat mereka terima melalui Sakramen itu. � KGK 1259

9. Apakah kenyataan bahwa orang-orang dengan kondisi pada no.8 dapat diselamatkan menunjukkan bahwa dogma �Di luar Gereja tidak ada keselamatan� dianulir atau digantikan dengan ajaran �Di luar Gereja ada keselamatan� ?
Jawabnya tidak

Mengulang pernyataan Beato Yohanes Paulus II di atas,
Berada dalam Gereja, Tubuh Mistik Kristus, meskipun secara implisit dan sungguh secara misterius, adalah syarat esensial untuk keselamatan.�
Mereka yang berada pada kondisi no.8 diselamatkan karena mereka berada dalam Gereja Katolik. Mereka digabungkan ke dalam Gereja melalui pembaptisan yang mereka terima.

sumber-sumber:
Pax et Bonum

Kepala Inkuisisi Gereja Katolik saat ini: Kardinal Levada




William Joseph Cardinal Levada
William Joseph Cardinal Levada (75) saat ini merupakan Prefek (Kepala) dari Congregratio pro Doctrina Fidei (Kongregasi Doktrin Iman). Kongregrasi ini bertugas untuk menjaga dan mengajukan doktrin iman dan moral Gereja Katolik. Kongregrasi ini sekaligus bertugas melindungi Gereja Katolik dari ajaran-ajaran sesat/bidaah. Kongregrasi ini didirikan oleh Paus Paulus II pada tanggal 21 Juli 1542 dengan nama  Commision of Roman and Universal Inquisition (Komisi Inkuisisi Roma dan Universal). Kongregrasi ini adalah kongregrasi tertua dari 9 kongregrasi yang ada dalam Kuria Roma.

Ibarat tim sepakbola, Bapa Suci Benediktus XVI menjadi penjaga gawang doktrin iman dan moral Gereja Katolik, sedangkan Kongregrasi Doktrin Iman menjadi pemain belakang yang bertugas menghalau serangan lawan dengan Kardinal Levada sebagai pemain belakang utamanya.

Lalu, Siapakah Kardinal Levada ini?



William Joseph Levada lahir di Long Beach, California (AS) pada tanggal 15 Juni 1936. Dia memasuki seminari di Los Angeles. Pada tahun 1958, Levada dikirim ke North American College dan di sana ia berhasil mendapatkan gelar doktor teologi Suci "magna cum laude" dari Gregorian University.

Ia ditahbiskan menjadi Imam di Basilika St. Petrus pada 20 Desember 1961 dan berkarya di paroki-paroki di Keuskupan Agung Los Angeles. Dia juga mengajar teologi di Sekolah Teologia Seminari St. Yohanes yang berada di Camarillo, Keuskupan Agung Los Angeles. Pater Levada ditunjuk sebagai offisial dari Kongregrasi Doktrin Iman pada tahun 1976 dan selama 6 tahun pelayanannya, ia mengajar di Gregorian University.

Pada tahun 1982, ia ditunjuk menjadi direktur eksekutif dari Konferensi Para Uskup California di Sacramento. Selama dua tahun di sana, dia ditunjuk sebagai Uskup Auksilier dari Keuskupan Agung Los Angeles dan ditahbiskan sebagai Uskup pada 12 Mei 1983. Sekembalinya ia kembali ke Los Angeles pada tahun 1984, Uskup Levada melayani sebagai vikar untuk Gereja Santa Barbara sampai tahun 1986, ketika ia ditunjuk sebagai Uskup Agung Portland.

Tahun 1995, Uskup Agung Levada kembali ke California dan menjadi Uskup Agung Koadjutor Keuskupan Agung San Francisco dan kemudian ia menjadi Uskup Agung di sana pada bulan Desember tahun itu. (Penjelasan mengenai Uskup Auksilier dan Uskup Koadjutor dapat di baca di artikel ini.) Pada November 2000, Vatikan mengumumkan penunjukannya sebagai seorang anggota dari Kongregrasi Doktrin Iman. 

Pada tanggal 13 Mei 2005, Uskup Agung Levada diangkat menjadi Prefek Kongregrasi Doktrin Iman oleh Paus Benediktus XVI. Dan pada tanggal 26 Maret 2006, Uskup Agung Levada diangkat menjadi Kardinal oleh Paus Benediktus XVI juga.


Levada, William Joseph (75)







Born:
1936.06.15 (United States)
Ordained Priest:
1961.12.20
Consecrated Bishop:
1983.05.12
Created Cardinal:
Auxiliary Bishop of Los Angeles (United States) (1983.03.25 � 1986.07.01)
Metropolitan Archbishop of Portland in Oregon (United States) (1986.07.01 � 1995.08.17)
Coadjutor Archbishop of San Francisco (United States) (1995.08.17 � 1995.12.27)
Metropolitan Archbishop of San Francisco (United States) (1995.12.27 � 2005.05.13)
Prefect of Congregation for the Doctrine of the Faith (2005.05.13 � ...)
President of Pontifical Biblical Commission (2005.05.13 � ...)
President of International Theological Commission (2005.05.13 � ...)
Cardinal-Deacon of S. Maria in Domnica (2006.03.24 [2006.03.26] � ...)
President of Pontifical Commission �Ecclesia Dei� (2009.07.08 � ...)

Pax et Bonum


Saturday, August 20, 2011

Uraian Doa Bapa Kami oleh St. Fransiskus Assisi




(1)Ya Bapa kami yang mahakudus:
pencipta, penebus, penghibur
dan penyelamat kami.

(2)Yang ada di surga:
di dalam para malaikat dan para kudus;
Engkau menerangi mereka untuk mengenal-Mu
karena Engkau adalah terang, ya Tuhan;
Engkau mengobarkan mereka untuk mengasihi
karena Engkau adalah kasih, ya Tuhan.
Engkau tinggal di dalam mereka
dan memenuhi mereka untuk berbahagia
karena Engkaulah yang paling baik, ya Tuhan
Engkau baik untuk selamanya,
Engkaulah asal segala yang baik,
tanpa Engkau tidak ada yang baik satu pun.



(3)Dimuliakanlah nama-Mu:
Semoga semakin jemih kami mengenal Engkau,
agar kami mampu menyelami
betapa luasnya anugerah-Mu,
betapa panjangnyajanji-janji-Mu,
betapa tingginya keluhuran-Mu
dan betapa dalamnya keputusan-keputusan-Mu

(4)Datanglah kerajaan-Mu:
agar Engkau meraja di dalam diri kami
karena rahmat-Mu,
dan membawa kami masuk ke dalam kerajaan-Mu;
di sana kami akan memandang Engkau dengan jelas,
akan mengasihi Engkau dengan sempuma,
akan berbahagia dalam persekutuan dengan-Mu
dan merasakan betapa nikmatnya Engkau
untuk selama-lainanya

(5)Jadilah kehendak-Mu di atas bumi seperti dalam surga:
agar kami mengasihi Engkau
dengan segenap hati,
dengan selalu mengarahkan pikiran kepada-Mu;
dengan segenap jiwa
dengan selalu merindukan Engkau;
dengan segenap budi
dengan mengarahkan seluruh minat kami kepada-Mu
serta berusaha memuliakan Engkau dalam segalanya;
dengan segenap tenaga kami,
dengan mengerahkan semua kekuatan kami,
segenap perasaan jiwa serta raga kami
untuk bakti kasih kepada-Mu saja
dan bukan untuk hal lainnya.
Agar kami mengasihi sesama kami
seperti juga diri kami sendiri,
sambil mendorong mereka semua sekuat tenaga
untuk mengasihi Engkau,
dan bergembira karena yang lain beroleh untung
seperti kalau kami sendiri beroleh untung,
dan sambil ikut bersedih bersama mereka
yang ditimpa kemalangan,
serta tidak menyebabkan seorang pun tersandung.

(6)Rezeki kami sehari-hari:
ialah Putra-Mu terkasih, Tuhan kami Yesus Kristus,
berikanlah kepada kami hari ini;
agar kami mampu mengingat, memahami dan menghormati
cintakasih-Nya kepada kami
serta segala yang telah dikatakan-Nya,
diperbuat dan diderita-Nya bagi kami.

(7)Dan ampunilah kesalahan kami:
karena belaskasih-Mu yang tak terperikan,
karena daya kekuatan sengsara Putra-Mu yang terkasih,
dan karena jasa serta perantaraan Santa Perawan Maria
dan semua orang pilihan-Mu.

(8)Seperti kami pun mengampuni yang bersalah kepada kami:
apa yang tidak kami ampuni sepenuhnya,
buatlah, ya Tuhan, agar kami ampuni sepenuhnya;
agar kami sungguh-sungguh mengasihi musuh kami karena Engkau
dan dengan bakti berdoa bagi mereka di hadapan-Mu,
dan tidak membalas kejahatan seorang pun dengan kejahatan,
tetapi mengusahakan apa yang menguntungkan bagi semuanya
di dalam Engkau.

(9)dan janganlah masukkan kami ke dalam pencobaan:
tersembunyi atau yang kelihatan,
mendadak atau yang tak menentu waktunya.

(10)bebaskanlah kami dari yang jahat:
yang sudah lalu, saat ini, dan yang akan datang.
Kemuliaan kepada Bapa dan Putra dan Roh Kudus
seperti pada permulaan, sekarang, selalu
dan sepanjang segala abad. Amin.

Paus Ekaristi Kudus - Santo Pius X

Hari ini, 21 Agustus, Gereja memperingati pesta Paus St. Pius X. Ia adalah seorang anak dari keluarga miskin, memiliki kecintaan yang besar kepada Ekaristi Kudus dan Perawan Maria. Ia adalah seorang Paus yang ramah namun di balik itu, ia adalah seorang Paus yang tegas dan menolak berbagai ajaran sesat kala itu (Modernisme dan Jansenisme).  Menarik untuk melihat bahwa bacaan Injil hari ini (21 Agustus 2011) berbicara mengenai Santo Petrus sebagai Batu Karang tempat Gereja Kristus didirikan. Paus Santo Pius X sebagai seorang pengganti Santo Petrus sungguh-sungguh melaksanakan perannya sebagai Batu Karang Gereja Katolik.



Giuseppe (= Yosef) Sarto adalah seorang pelajar miskin di Italia yang kelak menjadi seorang Paus!

Giuseppe dilahirkan pada2 Juni 1835 di Riese, Italia sebagai anak kedua dari delapan bersaudara. Dalam keluarga, ia biasa dipanggil dengan nama kesayangan "Beppi". Ayahnya seorang pegawai pos. Papa dan Mama Sarto mengajarkan cinta kasih kepada Yesus dan Gereja-Nya kepada kedelapan anak mereka melalui teladan cinta kasih dalam rumah mereka.

Melebihi segalanya, Giuseppe ingin menyerahkan hidupnya untuk membawa banyak orang ke surga. Ia rindu menjadi seorang imam. Dan untuk itu, ia dan keluarganya harus banyak berkorban agar ia dapat bersekolah di seminari. Itu bukan masalah baginya. Ia bahkan biasa berjalan bermil-mil jauhnya dengan kaki telanjang ke sekolah agar sepatunya yang satu-satunya jangan sampai rusak. Ketika usianya 23 tahun, Giuseppe ditabhiskan menjadi seorang imam. Don Sarto (Don, Italia, artinya Pater) berkarya di paroki-paroki miskin selama tujuhbelas tahun. Semua orang mengasihinya. Don Sarto biasa memberikan segala yang ia miliki demi membantu mereka yang membutuhkan. Seringkali saudarinya harus menyembunyikan sebagian pakaiannya agar jangan sampai Don Sarto tidak mempunyai pakaian untuk dikenakan. Bahkan setelah Don Sarto diangkat menjadi Uskup kota Mantua dan kemudian diangkat lagi menjadi Kardinal, ia masih suka membagi-bagikan apa yang ia miliki kepada mereka yang berkekurangan. Ia tidak menyimpan apa-apa bagi dirinya sendiri.


Ketika Paus Leo XIII wafat pada tahun 1903, Kardinal Sarto diangkat menjadi paus. Ia memilih nama Pius X. Ketika Mama Sarto datang mengunjunginya di Vatican, Paus Pius X menunjukkan kepada ibunya cincin kepausannya. Mama Sarto berkata, �Kamu tidak akan mengenakan cincin itu hari ini, jika aku tidak terlebih dahulu mengenakan cincin ini,� kemudian Mama Sarto menunjukkan kepada Paus cincin emas ikatan perkawinannya.

Secara istimewa Paus Pius X dikenang karena kasihnya yang berkobar-kobar kepada Ekaristi Kudus. Bapa Suci mendorong semua orang untuk menyambut Yesus sesering mungkin, bahkan tiap hari! Ia juga menetapkan ketentuan yang mengijinkan anak-anak menyambut Komuni Kudus juga. Sebelumnya, anak-anak harus menunggu hingga usia 12-14 tahun untuk dapat menyambut Tuhan. Paus yakin bahwa Komuni Kudus memberi kekuatan yang diperlukan untuk melakukan segala sesuatu demi kasih kepada Yesus!

Paus Pius X percaya teguh dan amat mencintai iman Katolik. Ia menghendaki setiap orang Katolik mengenal dan mencintai keindahan kebenaran ajaran iman Katolik. Ia amat peduli pada tiap-tiap orang, mengenai kebutuhan rohani maupun kebutuhan jasmaninya. Ia mendorong para imam dan para katekis membantu orang banyak mengenal iman mereka.

Pius X juga mengerahkan banyak tenaga untuk memperbaharui liturgi, Sepanjang hidupnya ia tertarik pada musik-musik sakral dan mendorong digunakannya Lagu-lagu Gregorian di setiap paroki. Namun demikian, ia menjelaskan bahwa ia beranggapan usaha untuk menggantikan segala bentuk musik Gereja lainnya dengan Lagu Gregorian tidaklah dikehendaki. Ia mendorong digunakannya juga komposisi modern dalam liturgi, selama komposisi modern ini memenuhi standard musik liturgi Gereja. Paus Pius X juga merevisi Ibadat Harian Gereja.

Paus Pius X teramat menderita ketika pecah Perang Dunia I. Ia tahu bahwa akan ada banyak orang terbunuh. Ia mengatakan, "Aku akan dengan senang hati menyerahkan nyawaku demi menyelamatkan anak-anakku yang malang dari penderitaan yang mengerikan ini."

Paus Pius X wafat pada tanggal 20 Agustus 1914. Dalam surat wasiatnya ia menulis, "Saya dilahirkan miskin, saya hidup miskin, saya berharap mati miskin." Paus Pius X dikanonisasi oleh Paus Pius XII pada tahun 1954. Pestanya dirayakan setiap tanggal 21 Agustus.




Nama : Giuseppe Melchiorre Sarto
TTL: 2 Juni 1835 di Riese, Treviso (Italia)
Ditahbiskan menjadi Imam: 18 September 1858
Ditahbiskan menjadi Uskup: 16 November 1884 untuk Keuskupan Mantua (10 November 1884-15 Juni 1893)
Menjadi Patriark Venezia: 15 Juni 1893
Terpilih menjadi Paus: 4 Agustus 1903
Diinstalasi menjadi Paus: 9 Agustus 1903
Motto Kepausan: Instaurare Omnia in Christo (Membangun kembali semua di dalam Kristus)
Wafat: 21 Agustus 1914 di Vatican City
Beatifikasi: 3 Juni 1950 oleh Venerabilis Paus Pius XII
Kanonisasi: 29 Mei 1954 oleh Venerabilis Paus Piux XII




Apa saja yang pernah Paus St. Pius X katakan?
Holy Communion is the shortest and safest way to Heaven.�
�My hope is in Christ, who strengthens the weakest by His Divine help. I can do all in Him who strengthens me. His Power is infinite, and if I lean on him, it will be mine. His Wisdom is infinite, and if I look to Him for counsel, I shall not be deceived. His Goodness is infinite, and if my trust is stayed in Him, I shall not be abandoned.�
"Catholic doctrine tells us that the primary duty of charity does not lie in the toleration of false ideas, however sincere they may be, nor in the theoretical or practical indifference towards the errors and vices in which we see our brethren plunged . . . Further, whilst Jesus was kind to sinners and to those who went astray, He did not respect their false ideas, however sincere they might have appeared. He loved them all, but He instructed them in order to convert them and save them." - Pope St. Pius X, Our Apostolic Mandate, August 25, 1910.
Doa kepada Paus Santo Pius X


Glorious Pope of the Eucharist, Saint Pius X, you sought "to restore all things in Christ." Obtain for me a true love of Jesus so that I may live only for Him. Help me to acquire a lively fervor and a sincere will to strive for sanctity of life, and that I may avail myself of the riches of the Holy Eucharist in sacrifice and sacrament. By your love for Mary, mother and queen of all, inflame my heart with tender devotion to her.

Blessed model of the priesthood, obtain for us holy, dedicated priests, and increase vocations to the religious life. Dispel confusion and hatred and anxiety, and incline our hearts to peace and concord. so that all nations will place themselves under the sweet reign of Christ. Amen.

Saint Pius X, pray for me.



Pax et Bonum
sumber: yesaya.indocell.net dan saints.sqpn.com 


artikel lain: Paus Santo Pius X 

Recent Post