Latest News

Wednesday, March 28, 2012

Kutipan Para Paus dan Uskup - 2

His Holiness Benedict XVI, Vicar of Christ and Roman Pontiff
Berikut ini kembali Indonesian Papist hadirkan 12 kutipan Katolik dari Para Suksesor St. Petrus dan Para Rasul Kristus, yaitu Para Paus dan Uskup. Kutipan-kutipan ini berasal dari Suksesor Para Rasul baik yang sudah meninggal maupun yang masih hidup, baik yang sudah menjadi Orang Kudus maupun yang masih berjuang mengusahakan kekudusannya. Angka 12 dipilih karena jumlah Para Rasul sendiri sebanyak 12 orang, begitu juga dengan jumlah suku Israel ada 12 suku. Semoga kutipan-kutipan ini berguna dan meneguhkan.

--------------

Demikian juga dengan jiwa; bagi saya sendiri: jika saya tidak pernah mengaku dosa, maka jiwa saya terabaikan dan pada akhirnya saya selalu puas dengan diri saya sendiri dan tidak lagi mengerti bahwa saya harus senantiasa bekerja keras agar lebih baik, bahwa saya harus lebih maju. Dan pembersihan jiwa yang Yesus berikan kepada kita melalui Sakramen Pengakuan Dosa membantu kita agar suara hati kita lebih siaga, lebih terbuka dan dengan demikian, juga membantu kita untuk menjadi dewasa secara rohani dan juga sebagai manusia. Sebab itu, dua hal: pengakuan dosa hanya perlu jika kita melakukan suatu dosa berat, tetapi adalah sungguh bermanfaat mengakukan dosa secara teratur guna memelihara kebersihan dan keindahan jiwa dan agar dari hari ke hari kita menjadi dewasa dalam hidup. � Benediktus XVI, Paus dan Uskup Roma, Katekese Bapa Suci Benediktus XVI Mengenai Komuni Kudus kepada Anak-Anak Komuni Pertama St Peter's Square, 15 Oktober 2005

Ketika kita berpikir mengenai naratif dari [peristiwa] Transfigurasi, kata-kata seperti �Kemuliaan�, �kecerahan�, dan �keindahan� muncul dalam pikiran. Kata-kata ini adalah istilah yang dapat diterapkan secara langsung kepada liturgi. Seperti [yang] Paus Benediktus ingatkan [kepada] kita, terdapat hubungan intrinsik antara liturgi dan keindahan. Memang, "Keindahan yang paling benar adalah kasih Allah, yang secara definitif menyatakan diri kepada kita dalam misteri Paskah."  Ekspresi �Misteri Paskah� mensintesis inti esensial dari seluruh proses Penebusan; yang adalah puncak dari karya Kristus. Liturgi pada gilirannya mengandung,�karya� Kristus ini, karena melalui liturgi karya Sang Penebus kita diaktualisasikan. Inilah mengapa liturgi, sebagai bagian dari Misteri Paskah, adalah �ungkapan yang luhur dari Kemuliaan Allah dan, dalam arti tertentu, sekilas surga di bumi. Pengenangan akan kurban penebusan Kristus  mengandung sesuatu keindahan yang Petrus, Yakobus, dan Yohanes lihat ketika Sang Guru, dalam perjalanannya ke Yerusalem, berubah rupa (transfigurasi) di hadapan mata mereka (bdk. Mrk 9:2). Keindahan, oleh karena itu, bukanlah dekorasi semata melainkan merupakan elemen penting dari tindakan liturgis, karena keindahan merupakan sebuah atribut Allah sendiri dan wahyu-Nya. Pertimbangan-pertimbangan ini hendaknya membuat kita menyadari kepedulian diperlukan bila tindakan liturgi adalah untuk merefleksikan (mencerminkan) kemegahan yang dibawanya.  Itulah yang dikatakan: Liturgi  ... akan menjadi indah ketika liturgi itu benar dan otentik, ketika kemegahan yang dibawanya benar-benar tercerminkan. � Antonio Cardinal Ca�izares Llovera, Kardinal, Uskup Agung Toledo (Spanyol) dan Kepala Kongregasi Penyembahan Ilahi dan Disiplin Sakramen, dalam Paper for the presentation of the book by Msgr. Guillaume Derville.

Proses inkarnasi (Sabda yang menjadi manusia) perlu diwartakan dan diwujudkan terus-menerus. Terjun ke tengah-tengah masyarakat yang membutuhkan terang dan sahabat menuju kepada suatu kehidupan yangdamai dan sejahtera merupakan sebuah langkah yang perlu diambil. Siapa pun yang hendak melayani masyarakat, perlu mengambil langkah terjun langsung (masuk dan terlibat serta bekerja ) dalam suka duka kehidupan mereka yang hendak dibantu.  Mereka yang hendak menolong siap menjadi �roti� yang dipecah-pecah dan dibagi-bagikan untuk menjadi �makanan� demi kehidupan mereka. Artinya, pengorbanan, kerja berat, mencari jalan keluar dan mengambil langkah awal dan mengolah semuanya itu, merupakan sebuah keharusan yang muncul dari kedalaman diri, bukan karena paksaan dari pihak lain. Peristiwa inkarnasi dan pemecahan roti merupakan kebutuhan nyata masyarakat pada jaman ini, dan hal ini dapat menjadi kekuatan dan sumber kemajuan di banyak bidang kehidupan. - Nicholaus Adi Seputra, MSC., Uskup Agung Merauke, dalam artikel Membumikan Sabda Tuhan

Dalam kerangka perintah cintakasih sesama inilah kita telah berikrar bahwa tahun 2012 adalah Tahun Persaudaraan Sejati dan Kerukun�an �U�mat Beragama. Pantaslah kita memeriksa apakah kita, dalam hal i�ni, mem���punyai le�bih banyak ke�kurangan atau keutamaan. Perbuatan-perbuatan cintakasih adalah tujuan dari puasa dan ulah-ta�pa. Kita pantas lebih memperhatikan saudara-saudari kita yang lebih ber�kebutuhan. Masih banyak dari sesama kita yang menderita kurang ma�kan, kurang pakaian, kurang biaya kesehatan. Inilah masanya ki�ta meng�a�mal�kan sabda Tuhan: Ketika Aku lapar, kamu memberi Aku ma��kan; ke�tika A��ku haus, kamu memberi aku minum ...; ketika Aku te�lan���jang, kamu mem�beri Aku pakaian; ketika Aku sakit, kamu melawat A��ku (Mt 25:35-36). Untuk menunaikan perintah Tuhan ini, terutama pada masa puasa-prapaska, pantaslah kita melakukan perbuatan-perbu�atan amal seperti i�tu. Hal itu kita lakukan secara perorangan dan langsung bagi mereka yang �kurang beruntung. - Anicetus B. Sinaga, OFM. Cap., Uskup Agung Medan, dalam Surat Gembala Prapaska Keuskupan Agung Medan 2012

Saya tidak mengambil kesenangan akan makanan yang dapat rusak atau kesenangan hidup. Saya ingin roti dari Allah yaitu Daging Kristus (Flesh of Christ)  yang adalah keturunan Daud dan untuk minuman, saya ingin Darah-Nya yang adalah cinta yang tak dapat rusak. � St. Ignasius dari Antiokia, Uskup Antiokia dan Murid St. Yohanes Rasul Penulis Injil, dalam Suratnya kepada Gereja di Roma.

Keakraban atau ikatan cintakasih dengan Tuhan memberi dampak besar dalam iman. Hal ini hanya akan terjadi apabila Yesus diutamakan di dalam hidup. Apabila Dia berada di tempat utama, segala godaan dapat ditangkis. Biarpun godaan itu hanya kecil tetapi tanpa kesatuan erat dengan Dia, ia (godaan itu, red) pasti menjatuhkan kita dengan mudah. - Cornelius Piong, Uskup Keningau (Malaysia)

Selama delapan puluh enam tahun aku telah mengabdi kepada Kristus dan Ia tidak pernah mengkhianatiku. Bagaimana mungkin aku akan mengutuki Raja dan Juruselamatku? - St. Polikarpus dari Smirna, Uskup Smirna dan Murid St. Yohanes Rasul Penulis Injil, Pernyataannya pada saat akan dimartir.

Kita sering mendekati Maria di dalam doa karena kedekatannya dengan Tuhan kita dan kita tahu bahwa Maria berada di samping kita saat kita membuka hati kita kepada Allah. Maria menjawab permintaan-permintaan doa kita kepadanya sebagai seorang ibu dan kita mengakui ia sebagai Bunda Gereja. Sebagai Bunda Kristus, Maria juga adalah guru pertama dan adalah dari ia, Dia (Yesus Kristus) dalam kodrat manusia-Nya belajar apa artinya dicintai tanpa syarat. Maria mengajarkan anak-Nya, Sabda yang telah menjadi daging, bagaimana berdoa dan seperti guru-guru terbaik, Maria mulai belajar pula dari Putera-Nya. Dalam cara ini kita melihat bagaimana Maria menjadi murid pertama Tuhan yang dekat dengan-Nya selama tahun-tahun hidupnya yang tersembunyi namun berbuah, mencatat dan merenungkan sebagai ibu bagaimana cara Dia bersikap dengan orang lain dan hal-hal yang Dia lakukan dan katakan. � Bernard Longley, Uskup Agung Birmingham (Inggris), Homili pada Malam Vigili Hari Raya Santa Perawan Maria Dikandung Tanpa Noda, 7 Desember 2009

Kemuliaan Allah adalah manusia yang sungguh-sungguh hidup, terlebih lagi kehidupan manusia menjadi penampakan Allah. � St. Ireneus dari Lyon, Uskup Lyon dan Murid St. Ignatius dari Antiokia dan St. Polikarpus dari Smirna.

Kehidupan yang benar dan sejati ialah: Bapa, melalui Putra, dan dalam Roh Kudus, mencurahkan anugerah-anugerah surgawi-Nya kepada segala sesuatu tanpa kecuali. Melalui kerahiman-Nya, kita manusia juga menerima janji hidup ilahi yang tak dapat diragukan lagi. � St. Sirillus dari Yerusalem, Uskup Yerusalem dan Doktor Gereja Universal.

Kehidupan batin seorang imam Katolik ditentukan oleh janji-janjinya, yang dimotivasi oleh iman dan cinta kasih, untuk hidup murni sebagai seorang selibat dan menaati uskup. Melanggar janji-janji tersebut menghancurkan panggilannya dan melukai Gereja. � Francis Cardinal George, OMI., Kardinal dan Uskup Agung Chicago, dalam suratnya yang berisi informasi penonaktifan terhadap seorang imam Katolik yang mengajarkan ajaran yang menyimpang.

Sangat mungkinlah berdoa bahkan di tengah-tengah pasar atau sementara berjalan sendirian. Mungkin pula di tengah-tengah transaksi bisnis, sementara membeli atau menjual, atau bahkan sewaktu memasak. � St. Yohanes Krisostomus, Uskup Konstantinopel dan Doktor Gereja Universal.

Pax et Bonum

Monday, March 26, 2012

Gambar Minggu Ini: Galeri Foto Perjalanan Apostolik Paus Benediktus XVI ke Meksiko

Galeri foto Perjalanan Apostolik Paus Benediktus XVI ke Meksiko, dikumpulkan oleh Paula Luckhurst di album The Pope's trip to Mexico. Foto-foto lain bisa diakses di album tersebut. Pax et Bonum

23 Maret 2012. Paus Benediktus XVI berjalan dengan menggunakan tongkat diiringi oleh Kardinal Tarsisio Bertone dan Mario Monti (Italian Premier) menuju ke pesawat untuk berangkat ke Meksiko dan Kuba dari bandara Fiumicino di Roma. Isu-isu utama yang akan diangkat oleh Paus Benediktus XVI dalam kunjungan kali ini adalah perang obat-obatan terlarang di negara Meksiko yang religius dan evolusi rezim komunis di Kuba.

Bapa Suci Benediktus XVI sedang menaiki pesawat dengan dibantu tongkat yang ia punya. Dalam bayangan Indonesian Papist, tampaknya Bapa Suci menolak dibantu naik dan Beliau ingin berusaha sendirian masuk ke dalam pesawat. Bapa Suci Benediktus XVI datang kepada umat beriman di Meksiko dan Kuba yang berharap akan pesan-pesan dan peneguhan dari Sang Bapa Suci.
Suster-suster dari Kongregasi Visitation of Mary di kota Leon (Meksiko) telah mempersiapkan 100.000 roti altar untuk Perayaan Ekaristi oleh Bapa Suci Benediktus XVI
Bapa Suci Benediktus XVI menyapa para reporter di dalam pesawat. Beliau telah tiba Leon
Bapa Suci Benediktus XVI meninjau dan menyapa para pengawal kehormatan di bandara kota Leon.

Para Umat Beriman yang bersukacita menunggu kedatangan wakil Kristus, Benediktus XVI
Iring-iringan Bapa Suci Benediktus XVI di tengah kerumunan umat beriman di kota Leon
Bapa Suci Benediktus XVI memberi berkat dari dalam popemobile.
24. Maret 2012. Bapa Suci Benediktus XVI memimpin Perayaan Ekaristi di Miraflores in Leon
Papa Benedetto XVI menggunakan sombrero, topi khas Meksiko
Bapa Suci Benediktus XVI memberkati seorang bayi
Bapa Suci Benediktus XVI dalam Perayaan Vesper bersama Para Uskup Meksiko dan Amerika Latin di Katedral Our Most Holy Mother of Light di Leon.

Pax et Bonum

Santo Josemaria Escriva Mengenai Sikap Hormat Kepada Para Imam


Santo Josemaria Escriva Mengenai Sikap Hormat Kepada Para Imam dan Refleksi Pribadi Indonesian Papist

St. Josemaria Escriva (sumber: ziarat.net)

Dalam perjalanan apologetika sepanjang hidup saya, harus saya akui bahwa terkadang saya, dalam kelemahan manusiawi, beberapa kali membuat statement di facebook  (seringnya di grup atau page, bukan di status) yang isinya mungkin bisa dianggap oleh banyak orang sebagai bentuk sindiran atau mungkin sikap tidak hormat kepada imam. Pernah pula saya malah membicarakan para imam di belakang mereka, mengkritik dan menyindir mereka di belakang, dan sebagainya. <<< Ini sebuah kesalahan.


Memang, masa-masa sekarang adalah masa-masa sulit di mana sejumlah (bisa banyak bisa sedikit, tapi sejauh saya lihat banyak) para imam justru mengajarkan apa yang tidak diajarkan Gereja atau mengajarkan apa yang ditentang oleh Gereja kepada para umat. Contoh kecilnya soal liturgi di mana para imam yang harusnya menjadi pelayan liturgi, malah justru seolah-olah menjadi pemilik liturgi yang memberikan berbagai improvisasi di sana-sini dalam liturgi.

Sebagai seorang awam Katolik, kita dapat mengoreksi para imam yang melakukan hal-hal yang keliru tentunya dengan berdasarkan pada Tradisi Suci, Kitab Suci dan Magisterium Gereja. Di masa sekarang, kita memiliki akses yang luas untuk membaca dokumen-dokumen ajaran dan aturan Gereja sehingga kita bisa memiliki dasar untuk menyampaikan koreksi kita kepada para imam tersebut.

Namun, tentunya juga manusia itu punya karakter berbeda-beda, ada imam yang menerima koreksi tersebut tetapi ada juga yang tidak. Seringkali para imam yang tidak mau menerima koreksi tersebut membuat para awam jengkel, kecewa, dan sebagainya entah dengan sikap yang tidak mau dikoreksi atau sikap meremehkan karena yang memberi koreksi adalah seorang awam biasa. Saya pun mengalami hal itu dan akhirnya menyindir atau memberikan sikap tidak hormat kepada imam tersebut.

Tapi, dalam suatu kesempatan membuka kembali tulisan St. Josemaria Escriva dalam bukunya Jalan (Camino), saya menemukan bagian �hormat dan cinta terhadap para imam� dalam Daftar Indeks Pokok di belakang buku tersebut. Indonesian Papist akan mengetikkan ulang kalimat-kalimat dari St. Josemaria Escriva ini:

66. Seorang imam, siapa pun dia, adalah selalu �Kristus yang lain�.
67. Meskipun engkau telah mengetahuinya dengan baik, saya ingin mengingatkanmu sekali lagi bahwa seorang imam adalah �Kristus yang lain�, dan bahwa Roh Kudus telah berfirman: �Nolite tangere Christos meos�, yang artinya: �Jangan sentuh Kristus-kristus-Ku!�.
68. Presbyter � imam � menurut asal-usul katanya berarti seorang yang telah lanjut usia. Jika seorang yang berusia lanjut patut untuk dihormati, maka renungkanlah seberapa besar engkau harus menghormati seorang imam.
69. Betapa rendahnya budi pekertimu dan betapa kurangnya rasa hormatmu, mempermainkan seorang imam, siapa pun dia dan dalam situasi apa pun!
70. Aku tetap bersikeras: olok-olokan atau lelucon-lelucon tentang seorang imam meskipun tampaknya tidaklah berarti apa-apa bagimu, namun paling tidak tetap saja semuanya itu kasar, menunjukkan kurangnya budi pekerti yang baik.
73. Hatimu terluka, bak tertusuk belati, mendengar orang-orang berkata bahwa engkau telah menjelek-jelekkan imam-imam itu dengan cerita-ceritamu. Aku bergembira kalau hal tersebut membuat hatimu bersedih karena sekarang aku yakin akan semangatmu yang baik!
74. Mencintai Tuhan dan tidak menghormati imam ... adalah mustahil.
75. Seperti putra-putra Nabi Nuh yang baik, tutupilah kekurangan-kekurangan yang engkau dapat pada bapamu, seorang imam, dengan kerudung cinta kasih.
526. Jika engkau tidak memiliki penghormatan yang tertinggi bagi jabatan imam dan bagi biarawan-biarawati, maka tidaklah benar bahwa engkau mencintai Gereja Allah.

St. Escriva begitu menekankan penghormatan dari setiap orang Katolik kepada para imam. Ia berkata bahwa para imam selalu merupakan Kristus-kristus yang lain. Tentu jangan kita maknai bahwa para imam itu sama secara keseluruhan dengan Yesus Kristus yang tidak berdosa dan tidak berbuat salah. Para imam sama dengan Yesus Kristus karena mereka sama-sama yang diurapi oleh Allah dan menjadi gembala bagi kawanannya. Pada porsi yang sesuai, kita menyembah dan menghormati Yesus Kristus dan kita menghormati Kristus-kristus yang lain ini.

�Barangsiapa telah melihat Aku, ia telah melihat Bapa.�, demikianlah Sabda Tuhan kita Yesus Kristus. Dalam sense tertentu, kita pun bisa mengaplikasikan ini kepada para imam, Kristus-kristus yang lain. Ketika kita melihat para imam, kita melihat kebapaan Allah Bapa. Di mana paling jelas kita melihat kebapaan para imam? In My Opinion, pada saat Sakramen Tobat, di sanalah kita bisa melihat kerahiman Allah Bapa yang begitu besar melalui para imam. Para imam memancarkan kebapaan Allah Bapa pada saat Sakramen Tobat tersebut.

Saya yakin ada di antara kita yang berkata bahwa �tetapi ada banyak imam yang buruk, yang tidak kebapaan, yang tidak kudus, yang tidak mengajarkan ajaran Gereja dan seterusnya.� Untuk hal ini pertama-tama harus kita ketahui bahwa St. Josemaria Escriva sama sekali tidak mengajarkan kita untuk bersikap �romosentris� atau mengimani dan menerima apa saja yang diajarkan oleh para imam sekalipun ada kekeliruan. St. Escriva juga tidak mengajarkan kita untuk tidak bersikap kritis ketika ada sesuatu janggal yang dilakukan atau diajarkan oleh para imam. Apa yang diajarkan St. Escriva adalah sikap hormat yang kudus kepada para imam sekalipun ada di antara para imam itu yang tidak kudus. Dan St. Escriva sendiri mengatakan supaya kita �tutupilah kekurangan-kekurangan yang engkau dapat pada bapamu, seorang imam, dengan kerudung cinta kasih.�

Apa yang bisa kita dapat dari sini? Apa maksud menutupi kekurangan imam dengan kerudung cinta kasih? Dalam perenungan pribadi saya akan kalimat tersebut, bila seorang imam melakukan atau mengajarkan kekeliruan, maka kita harus mengoreksi imam itu karena kita mengasihi imam itu, bukan untuk menjatuhkan dia atau memenangkan debat dengan dia. Dan dengan cara kasih juga kita harus mengoreksinya. Sekalipun kita tahu berbagai isi dokumen Gereja yang dilanggar oleh imam tersebut, tetaplah mengoreksinya dengan rendah hati dan hormat karena bagaimanapun juga merekalah yang menghadirkan Kristus bagi kita dalam Perayaan Ekaristi. Tangan mereka itulah yang mengkonsekrasikan roti dan anggur hingga menjadi Tubuh dan Darah Kristus. Bila ada kekeliruan yang dilakukan oleh seorang imam, adalah tuntutan bagi kita yang mengetahuinya untuk mengoreksi imam itu karena inilah salah satu bentuk kerudung cinta kasih kita bagi imam itu. Jika tidak, kita akan dimintai pertanggungjawaban kelak oleh Allah akan tindakan pembiaran kita itu. Kitab Suci menegaskan hal ini:

Yeh 3:19 Tetapi jikalau engkau memperingatkan orang jahat itu dan ia tidak berbalik dari kejahatannya dan dari hidupnya yang jahat, ia akan mati dalam kesalahannya, tetapi engkau telah menyelamatkan nyawamu.
Yeh 3:20 Jikalau seorang yang benar berbalik dari kebenarannya dan ia berbuat curang, dan Aku meletakkan batu sandungan di hadapannya, ia akan mati. Oleh karena engkau tidak memperingatkan dia, ia akan mati dalam dosanya dan perbuatan-perbuatan kebenaran yang dikerjakannya tidak akan diingat-ingat, tetapi Aku akan menuntut pertanggungan jawab atas nyawanya dari padamu.
Yeh 3:21 Tetapi jikalau engkau memperingatkan orang yang benar itu supaya ia jangan berbuat dosa dan memang tidak berbuat dosa, ia akan tetap hidup, sebab ia mau menerima peringatan, dan engkau telah menyelamatkan nyawamu."

Dan apa yang kita lakukan bila sang imam tidak mau mendengarkan koreksi dari kita? Ketika kita sudah memberikan koreksi dan berargumen seperlunya, tetapi ia tetap tidak mau mendengarkan kita, maka undur dirilah dari pembicaraan dengan imam itu dan kemudian berharap dan berdoalah untuk dia. Jangan pernah memaksa apalagi sampai kelewatan memaksa imam tersebut. Ingat, ketika kita mewartakan Injil pun, kita tidak boleh memaksa orang lain menerimanya, tetapi berharaplah dan berdoalah supaya Roh Kudus menyentuh hati orang lain tersebut agar percaya pada Injil. Demikian pulalah yang harus kita lakukan ketika kita memperingatkan para imam tersebut akan kekeliruannya.

Apa yang dapat disimpulkan dari refleksi ini adalah bahwa kita sebagai umat Katolik hendaknya memiliki sikap hormat yang kudus kepada para imam, bukan sikap asal hormat. Koreksi terhadap kekeliruan mereka juga hendaknya diberikan atas dasar kasih dan dalam sikap hormat yang kudus itu. Kita selalu dituntut untuk memperingatkan para imam ketika mereka berbuat yang keliru atau mengajarkan yang keliru. Sikap hormat yang kudus kepada para imam tidak pernah berada dalam bentuk toleransi pada ajaran, gagasan dan tindakan imam yang salah.

Pax et Bonum

Artikel ini ditulis oleh Indonesian Papist sebagai pesan bagi dirinya sendiri dan bagi siapapun umat Katolik yang membaca artikel ini.

Saturday, March 24, 2012

Mother Teresa of Calcutta Had a Say



Rekan admin, IOJC (tu scis quia amo te), melinkan sebuah video dari Youtube yang berisi berbagai kalimat-kalimat meneguhkan dari Beata Mother Teresa dari Kalkuta. Kalimat-kalimat tersebut diterjemahkan oleh Admin IOJC. Mari kita lihat. :

People are often unreasonable, illogical, and self-centered.
Forgive them anyway!

Manusia seringkali tidak masuk akal, tidak logis, dan berpusat pada diri sendiri.
Bagaimanapun, ampuni mereka!


If you are kind,
people may accuse you of selfish, ulterior motives.
Be kind anyway!
Jika engkau berbuat baik,
Orang-orang mungkin akan menuduhmu mau menang sendiri, punya motif tersembunyi.
Bagaimanapun, tetaplah berbuat baik!

If you are successful,
you will win some false friends and some true enemies.
Succeed anyway!
Jika engkau berhasil,
Engkau akan memperoleh teman-teman palsu dan musuh-musuh sejati.
Bagaimanapun, tetaplah menjadi berhasil!

If you are honest and frank,
people may cheat you.
Be honest and frank anyway!
Jika engkau jujur dan apa adanya,
Orang-orang mungkin akan mencurangimu.
Bagaimanapun jadilah jujur dan apa adanya!

What you spend years building,
someone could destroy overnight.
Build anyway!
Apa yang engkau bangun bertahun-tahun
Dapat hancur oleh seseorang dalam semalam.
Bagaimanapun, membangunlah!

If you find serenity and happiness,
they may be jealous.
Be happy anyway!
Jika engkau menemukan keheningan dan sukacita,
Mungkin orang-orang akan iri padamu
Bagaimanapun, tetaplah bersukacita!

The good you do today,
people will often forget tomorrow.
Do good anyway!
Kebaikan yang engkau lakukan,
Seringkali akan dilupakan orang esok hari.
Bagimanapun, berbuatlah kebaikan!

Give the world the best you have,
and it may never be enough.
Give the world the best you've got anyway!
Berikan pada dunia yang terbaik yang engkau miliki
Dan mungkin tidak pernah akan cukup.
Bagaimanapun, berilah dunia yang terbaik!

You see, in the final analysis, it is between you and God.
It was never between you and them anyway.
Lihatlah, pada perhitungan akhir, hanya ada engkau dan Tuhan.
Bagaimanapun, tidak pernah antara engkau dan mereka.

Beata Ibu Teresa dari Kalkuta


Kita seringkali merasa bahwa yang kita lakukan adalah seperti setitik air di samudera luas� Namun samudera luas itu akan kurang jika ada setitik air yang hilang�

~IOJC (tu scis quia amo te)~

Pax et Bonum

Friday, March 23, 2012

Sharing Mengenai Kebiasaan Berdoa di dalam Keluarga

Berdoa Bersama (sumber: worcesterdiocese.org)
11 Februari 2012 lalu, di page Gereja Katolik, saya membuat sebuah status yang mengajak para fans page tersebut untuk berbagi kisah atau sharing mengenai kebiasaan doa di dalam keluarga mereka masing-masing. Ada beragam sharing dan kesaksian yang menarik dalam kotak komentar status tersebut.  Sharing-sharing ini sendiri, berdasarkan opini saya, adalah tips-tips yang sudah terbukti dan dapat diterapkan di keluarga-keluarga Katolik yang hendak memulai kebiasaan berdoa bersama di dalam keluarga. Oleh karena itu, saya memutuskan untuk mendokumentasikan dan membagikannya di dalam blog pribadi ini. Berikut ini isi statusnya dan komentar-komentar yang saya dokumentasikan.

ISI STATUS:

It's time for sharing...
Saudara-saudari seiman semua, mari kita berbagi kisah tentang kehidupan doa di dalam keluarga anda masing-masing. Entah itu kebiasaan doa Rosario sekeluarga, doa malam bersama dan lain-lain. Kisah dan cerita anda sedikit banyak tentu akan mendorong dan membantu keluarga-keluarga Katolik lainnya untuk memulai kehidupan doa keluarga yang baik.

Mungkin juga anda sekalian bisa berbagi kesulitan yang dihadapi selama menjalankan kebiasaan yang saleh ini dan bagaimana cara yang anda lakukan untuk mengatasi kesulitan-kesulitan tersebut.

Bagi keluarga Katolik yang lain yang mengalami kesulitan dalam kehidupan doa di keluarga, semoga status sharing ini bisa bermanfaat bagi keluarga anda.
admin Pax et Bonum

Sharing dari Eyang Ds:
Sahabatku menikah dengan pria non-Katolik, dia mendidik anak-anaknya sebagai katolik, tiap malam mereka (ibu & anak-anak) selalu berdoa malam bersama, kadang sang suami meledek, kok doanya itu-itu aja sih (Bapa kami, salam Maria), tapi kemudian yang terjadi adalah sang suami sekarang minta ikut pelajaran agama Katolik, alias ikut katekumen. Tuhan Maha Besar.

Sharing dari Septina Fransisca:
Sejak kecil saya dibiasakan orangtua saya (terutama ibu) untuk berdoa malam bersama dalam keluarga. Waktu itu sempat juga timbul rasa bosan, ngantuk, dsb. Tapi sungguh kebiasaan itu makin lama saya terima sebagai hal positif. Sekarang setelah saya berkeluarga, kebiasaan itu juga kami lanjutkan. Kebiasaan kami dalam berdoa yang memimpin selalu bergantian setiap hari, juga anak-anak yang masih kecil pun kami libatkan. Saya merasa bahwa doa-doa spontan yang disampaikan anggota keluarga kita adalah bentuk komunikasi. Dari doa-doa mereka saya mencoba memahami pula harapan-harapan mereka yang mungkin selama ini tersimpan.  Ya, doa keluarga adalah sarana komunikasi dan pendidikan. Semoga semakin banyak keluarga memberi perhatian untuk kebiasaan ini. Sedikit kendala ketika malam hari kami masing-masing mempunyai jadwal kegiatan di jam doa malam. Namun kami berusaha mengaturnya untuk tetap bisa berdoa bersama.

Sharing dari Irmi Dion Diogo:
Dalam keluargaku setiap malam doa bersama sebelum tidur biasanya jam 21, semua dapat giliran pimpin doa dan kalau di lingkungan, pas bulan Mei dan Oktober setiap keluarga yang ketempatan bertanggung jawab memimpin doa rosario yang biasanya diadakan ibadat dengan membaca injil dan renungan, semuanya itu tanggung jawab keluarga yang bersangkutan, sekarang hampir setiap umat dapat memimpin ibadat terlebih membuat renungan dengan baik.

Sharing dari Dian Aprillina:
Kalau di keluarga kecil kami, saya dan suami membiasakan untuk doa malam bersama sebelum tidur sejak Nathan masih dalam kandungan. Dan kebiasaan ini berlanjut sampai saat ini Nathan berumur hampir  4 tahun dan sudah sekolah playgrup. Awalnya Nathan memang tidak bisa berpartisipasi karena keterbatasannya sebagai bayi. Setidaknya doa-doa kami seperti Bapa Kami, Salam Maria nyantol di otaknya, sehingga saat ini Nathan setiap ke gereja sudah bisa ikut berdoa Bapa Kami dan tidak asing dengan doa-doa. Karena di sekolahnya pun sudah diajarkan untuk bergantian memimpin doa di kelas, kebiasaan inipun terbawa sampai di rumah. Kalau doa malam, dia mau memimpin juga. Dan dengan "celoteh" anak kecilnya benar-benar membawa kami sebagai anak kecil kembali di hadapan-NYA dengan doa yang polos dan tidak "ribet".

Sharing dari Monica Sumilia Halim
Setiap malam mau tidur, anak saya yang kecil selalu mengajak doa, dan papanya bila tidak mau doa, pasti dipanggil terus, kebetulan papanya non-Katolik. Doanya pun spontan (setiap berdoa bergantian doanya) dilanjutkan Bapa Kami, Salam Maria, Kemuliaan, Terpujilah. Setelah selesai berdoa putri kami yang terkecil (2 tahun 8 bulan) kemudian memberi berkat, kepada papanya, bahkan sebelum dan sesudah berdoa, dia membawa tangan papanya membuat tanda salib. Anak saya yang umur 5,5 tahun pun sudah hafal doa Malaikat Tuhan dan saya juga membiasakan setiap pulang sekolah, anak dari yang terbesar 11 tahun, dan kedua 5,5 tahun harus berdoa ke Kapela untuk menyapa Yesus, kebetulan sekolahnya ada Kapelanya.

Sharing dari Diah Swasono
Saya dan keluarga membiasakan doa bersama menjelang tidur, yang pimpin pun bergiliran, anak-anak paling cuma doa Bapa Kami dan Salam Maria, tapi saya dan suami pastinya lebih panjang, sampai-sampai anak kami selalu berebut minta dia pimpin (karena kalau bapak ibunya udah pasti lama doanya) hehehe... Tapi akhirnya menjadi kebiasaan baik, sekarang yang TK selalu mengajak untuk doa bareng sebelum tidur, walau dia sudah kelihatan ngantuk sekali.  Sebelum anak-anak lahir pun saya dan suami sudah doa bersama, dulu kami rindu mau punya rumah (maklum masih nebeng nebeng orang tua) akhirnya indah pada waktunya, Tuhan kabulkan doa kami, kami dapatkan rumah sesuai dengan tempat dan harga yang kami inginkan, walaupun dulu itu mustahil sekali rasanya punya rumah di komplek tersebut, karena terkenal mahal, suami sempet nyerah dan pesimis, tapi saya yakin pasti bisa, akhirnya dapat juga di internet rumah dijual cepat dengan harga miring, lokasi di tempat yang saya impikan!! Sungguh ajaib. Bahkan para tetangga sekitarnya pun tak tau kalau rumah itu dijual, mereka bilang kami beruntung mendapatkan rumah tersebut dengan harga yang benar-benar murah dan lokasi bagus. Puji Tuhan. God is so Good!

Sharing dari Tia Rahardhini
Kami sengaja memasang alarm untuk 3x malaikat Tuhan (Angelus) dan 1x Koronka. Tiap alarm berbunyi kami sengaja berseru , 'Angelus!' atau 'Koronka!', dan mengucapkan doa dengan bersuara hingga anak-anak lama-kelamaan hafal. Angelus pagi selalu diikuti dengan doa pagi yang dipimpin oleh ayah, dan diakhiri dengan Bapa Kami dan kemuliaan. Doa makan sesederhana mungkin, yang penting anak-anak tahu bagaimana untuk berterimakasih dan mengucap syukur pada Tuhan atas berkat hari ini. Mungkin pada awal mereka seperti menghafal saja, tapi bila kita terus mendampingi & memberi pemahaman tentang doa-doa itu, mereka akan paham. Yang penting mereka terbiasa untuk berdoa, menjalin relasi dengan Tuhan.

Sharing dari  Lucia Woro Kristiyani
Menjelang tidur malam. Kami berdoa bersama. Kalaupun kadang anggota keluarga tidak lengkap (ada yang tidak hadir). Kami tetap berusaha melakukannya. Yang sangat mengharukan. Beberapa minggu yang lalu saya mengajak anak-anak Rosario bersama. Meski menahan kantuk, saya dan anak-anak berusaha menyelesaikannya. Terima kasih Tuhan. Engkau telah berkenan hadir dalam keluarga kecil kami. Berkati dan pimpinlah selalu keluarga kami. Semoga.

Sharing dari Eveline Ariefian
Kalau anak saya sebelum tidur (23 bulan) saya bimbing tangannya untuk membuat tanda salib dan saya genggam tangannya dengan posisi berdoa. Kemudian saya doakan doa singkat untuk memohon perlindungan Tuhan. Setelah berdoa biasanya saya nyanyikan lagu Bapa Kami sebelum ia tertidur karena bagi saya lagu Bapa Kami adalah kidung yang sangat indah sekaligus doa yang luar biasa karena diajarkan oleh Yesus sendiri. Terkadang kalau malam ia terbangun biasanya saya peluk dan saya nyanyikan Bapa Kami, tak lama ia akan terlelap kembali. Bahkan sering terkadang ia menangis tanpa sebab, saya nyanyikan lagu Bapa Kami ia kembali tenang.

Sharing dari Joan de Agness
Saya semenjak sakit jadi rajin berdoa bersama suami, mulai dari doa Angelus sampai Doa Malam dari peristiwa itu kami baru tersadar kami jarang meluangkan waktu untuk berdoa.

Sharing dari Andajanie Srie Redjekie
Doa adalah kekuatan iman dalam keluarga kami. Dalam suka dan duka, suasana tenang dan badai kami pasrahkan kepada kehendak Tuhan untuk memimpin. Kami tanamkan dalam kekuatan doa, TUHAN berkarya dalam diri kami masing-masing. Dengan IMAN pula kami dapat merasakan kehadiran Tuhan dengan segala rencanaNYA. Kami sangat bersyukur karena Tuhan slalu mendampingi kami dengan Roh KudusNYA.

Sharing dari Fransiskus Gunawan
Lima tahun lalu, tempat tinggal kami terendam 120 cm, & kami sangat khawatir, saya hanya berdoa �Yesus yang meneduhkan badai, kasihanilah kami. Bapa Kami ... Salam Maria ... Kemuliaan ... setiap hujan turun, dan Tuhan Yesus betul-betul baik. Tahun ini di tempat kami tidak banjir lagi. Syukur kepada Allah.





Pax et Bonum

Wednesday, March 21, 2012

Gambar Minggu Ini - Illustration from the Tetraevangelo


Jacob Copista, Illustration from the Tetraevangelo, Library of the Mechitarist Fathers, Vienna.
Ilustrasi ini menggambarkan Perjamuan Malam Terakhir dengan penetapan Ekaristi dalam sebuah ruang besar dengan permadani menutup lantai (bdk. Mrk 14:15).

�Ketika mereka sedang makan, Yesus mengambil roti, mengucap berkat, memecah-mecahkannya lalu memberikannya kepada murid-murid-Nya dan berkata: �Ambillah, makanlah, inilah tubuh-Ku�. Sesudah itu, Ia mengambil cawan, mengucap syukur, lalu memberikannya kepada mereka dan berkata: �Minumlah, kamu semua, dari cawan ini. Sebab inilah darah-Ku, darah perjanjian, yang ditumpahkan bagi banyak orang untuk pengampunan dosa�.� (Mat 26:26-28).


Dalam lukisan ini, Yesus duduk bersama para Rasul di sekitar meja yang berbentuk piala. Di meja, terletak roti dan anggur. Ruangan yang digambarkan dengan latar belakang arsitektur yang dikerjakan dengan teliti, bangunan dan tabernakel bundar dengan tujuh tiang melambangkan Gereja, tempat tinggal Kristus Ekaristi. Ada detail yang cukup berarti, Rasul Yohanes menyandarkan kepalanya ke dada Yesus (bdk. Yoh 13:25). Yohanes menampakkan persatuan cinta yang dihasilkan Ekaristi dalam diri umat beriman. Ini merupakan jawaban murid terhadap undangan Sang Guru.

�Akulah pokok anggur dan kamulah ranting-rantingnya. Barangsiapa tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia, ia berbuah banyak. ... Tinggallah di dalam kasih-Ku itu. Jikalau kamu menuruti perintah-Ku, kamu akan tinggal di dalam kasih-Ku� (Yoh 15:5.9-10).

Ekaristi adalah persekutuan dengan Yesus dan makanan rohani untuk menunjang umat beriman dalam perjuangan hidupnya untuk menaati perintah-perintah-Nya.

�Juru Selamat ... selalu dan sepenuhnya hadir bagi mereka yang hidup dalam Dia. Dia mencukupi setiap kebutuhan mereka. Dia adalah segalanya bagi mereka dan tidak akan membiarkan mereka memalingkan muka mereka kepada hal-hal lain atau mencari sesuatu yang terpisah dari-Nya. Bagi para kudus, betul-betul tak ada sesuatu pun yang lain yang mereka butuhkan kecuali hanya Dia; Dia memberi mereka kehidupan dan perkembangan; Dia memberi mereka makan; Dia merupakan cahaya dan napas mereka; Dia membentuk gambaran Diri-Nya dalam diri mereka; Dia menyinari mereka dengan sinar-Nya dan kemudian menampakkan Diri-Nya kepada mereka. Dia sekaligus makanan dan Dia yang memberi makan. Dialah yang memberikan roti kehidupan dan yang Dia berikan itu Diri-Nya, kehidupan dari segala yang hidup, keharuman bagi yang menghirup, pakaian bagi mereka yang akan memakainya. Sekali lagi, Dialah yang membuat kita mampu berjalan dan Dialah jalan dan juga tempat istirahat, dan tujuan akhir. Kita adalah anggota-anggota-Nya, Dia adalah Kepala. Apakah perlu bertempur? Dia bertempur bersama dengan kita, dan Dialah yang memaklumkan kemenangan kepada mereka yang layak menerima kehormatan. Apakah kita menang? Lihatlah, Dialah mahkota kemenangan. Jadi dari setiap arah, Dia membimbing pikiran kita kembali kepada-Nya, dan Dia tidak akan membiarkan kita berpaling kepada hal-hal lain ataupun ditangkap oleh cinta akan sesuatu yang lain. ... Dari apa yang sudah kita katakan seharusnya menjadi jelas bahwa hidup dalam Kristus tidak hanya berkenaan dengan masa yang akan datang, tetapi Dia sungguh sudah hadir bagi para Kudus yang hidup dan berkarya di dalamnya� (N. Cabasilas, Hidup dalam Kristus, 1, 13-15).

Sumber: Kompendium Katekismus Gereja Katolik hal 121-122

Pax et Bonum

Recent Post