Paus Benediktus XVI (ketika sebagai Kardinal Joseph Ratzinger) dengan jelas menyatakan bahwa sifat Konsili Vatikan adalah Konsili Pastoral bukan Konsili Dogmatis karena Konsili Vatikan II tidak mendefinisikan doktrin-doktrin secara tidak dapat salah / infallible. Beliau juga berusaha mempertahankan gambaran Konsili Vatikan yang lebih rendah dari konsili-konsili sebelumnya.
Paus Benediktus XVI |
Konsili Vatikan II tidak diperlakukan sebagai bagian dari seluruh Tradisi yang hidup dari Gereja., tapi sebagai akhir dari tradisi, sebuah awal dari nol. Padahal sebenarnya adalah konsili ini tidak mendefinisikan dogma apapun, dan secara sengaja memilih untuk tetap berada pada level yang sederhana, hanya sebagai konsili pastoral; namun banyak yang memperlakukannya (Vatikan II) seakan-akan [Vatikan II] sendiri membuat dirinya (Vatikan II) menjadi suatu superdogma yang menghilangkan pentingnya semua [Tradisi hidup Gereja] yang lain. -- Cardinal Joseph Ratzinger, now Pope Benedict XVI, given July 13, 1988, in Santiago, Chile
Kata-kata Kardinal Ratzinger (sekarang Paus Benediktus XVI) di atas menggemakan kembali kata-kata Paus Paulus VI yang juga menyatakan bahwa Konsili Vatikan II murni bersifat pastoral dan tidak menerapkan kuasa infallibilitas Gereja (ketidakdapatsesatan Gereja) atau kalimat-kalimat deklarasi dogma pada dokumen-dokumen Konsili Vatikan II. Paus Paulus VI sendiri adalah Paus yang memimpin dan menutup Konsili Vatikan II ketika Paus pencetus Konsili Vatikan II, Beato Paus Yohanes XXIII, telah meninggal.
(Alm) Paus Paulus VI |
Dalam pandangan sifat pastoral Konsili [Vatikan II], [Konsili] ini menghindari berbagai pernyataan dogma luar biasa yang disertai dengan catatan infallibilitas, tetapi [Konsili] ini tetap menyediakan pengajarannya dengan otoritas Magisterium biasa yang harus diterima dengan kepatuhan berdasarkan pikiran Konsili mengenai sifat dan tujuan setiap dokumen [Konsili Vatikan II]. -- Pope Paul VI, General Audience, 12 January 1966
Lalu mengapa hal ini begitu penting?
Sejak Konsili Vatikan II ditutup dan penetapan bentuk baru Misa Kudus lima tahun kemudian, banyak umat Katolik menganggap bahwa Konsili Vatikan II adalah penjelasan yang definitif mengenai ajaran Iman dan Moral Katolik untuk masa kita sekarang. Banyak umat Katolik juga memperlakukan Konsili-konsilinya sebagai konsili yang tidak relevan lagi atau bahkan tidak berlaku lagi sekarang ini. Menganggap bahwa konsili-konsili sebelum Konsili Vatikan II sebagai konsili-konsili yang tidak relevan saat ini merupakan salah satu bentuk pengaruh bidaah Modernisme Faktanya, menurut Paus Paulus VI dan Paus Benediktus XVI, Konsili Vatikan II berada pada level yang lebih rendah daripada Konsili-Konsili Ekumenis yang dogmatis sebelumnya seperti Konsili Vatikan I, Konsili Trente, Konsili Florence, dll.
Konsili-konsili Ekumenis Dogmatis sebelum Konsili Vatikan II ini dengan jelas mendefinisikan dogma-dogma Gereja sementara Konsili Vatikan II semata-mata sebuah konsili pastoral yang menguraikan cara dan standar baru untuk berkarya dan berdialog dengan dunia sekarang ini tetapi tidak dengan cara menetapkan dogma baru atau mengubah dogma-dogma yang sudah ada sebelumnya. Umat Katolik perlu memahami bahwa Gereja tidak berubah oleh Konsili Vatikan II. Konsili Vatikan II HARUS dipahami dan diinterpretasikan dalam konteks yang lebih luas menurut Konsili-konsili Ekumenis Dogmatis lainnya terutama Konsili Trente, Konsili Florence dan Konsili Vatikan I. Menurut Paus, semua Konsili Ekumenis Dogmatis sebelum Konsili Vatikan II menduduki tempat yang lebih tinggi daripada Konsili Vatikan II itu sendiri.
Pax et Bonum
No comments:
Post a Comment