Latest News

Saturday, October 24, 2015

Sembilan Gereja Telah Dibongkar Pemkab Singkil


SINGKIL - Satpol PP kembali membongkar gereja di Aceh Singkil yang tidak memiliki izin. Kepala Satpol PP Aceh Singkil, Abdullah mengatakan hari Jumat, 23 Oktober 2015 Gereja Katolik Desa Magarab, Kecamatan Danau Paris yang dibongkar karena tidak memiliki izin.

�Ya kita bongkar satu unit, sebelum Shalat Jumat tadi sudah selesai karena bangunannya setengah permanen,� kata Abdullah.

Ia mengatakan sudah sembilan unit gereja yang tidak ada izin dibongkar secara manual. �Ada satu lagi, kita tunggu perintah dari atasan,� kata Abdullah singkat. Pembongkaran ini mendapat pengawalan ketat dari TNI Polri.

Sebelumnya, Muspida Aceh Singkil menandatangani kesepakatan untuk membongkar 10 unit gereja yang tidak memiliki izin pada 12 Oktober 2015. Gereja-gereja tersebut mulai dieksekusi oleh Satpol PP sejak 19 Oktober 2015.

Hari pertama, 19 Oktober 2015, Satpol PP Aceh Singkil membongkar Gereja Kristen Protestan Pakpak Dairi (GKPPD) Desa Madumpang, GKPPD Desa Siompin dan Gereja Misi Injili Indonesia (GMII) Desa Siompin Kecamatan Suro, Aceh Singkil.

Kemudian besoknya, Selasa 20 Oktober 2015, Satpol PP membongkar GKPPD Desa Kuta Tinggi dan GKPPD Desa Tuh Tuhan di Kecamatan Simpang Kanan.

Selanjutnya pada Rabu, 21 Oktober 2015, Satpol PP hanya membongkar satu unit bangunan gereja katolik di Desa Lae Balno, Kecamatan Danau Paris.

Hari berikutnya, Kamis 22 Oktober 2015, Satpol PP membongkar dua unit gereja yaitu GKPPD Desa Sangga Beru Silulusan Kecamatan Gunung Meriah dan GKPPD Desa Pertabas Kecamatan Simpang Kanan.

Kemudian Jumat 23 Oktober 2015, Satpol PP hanya membongkar satu bangunan yaitu Gereja Katolik Desa Magarab, Kecamatan Danau Paris.

Informasi yang diperoleh, tinggal satu bangunan lagi yang belum dibongkar yaitu GKPPD Desa Dangguran, Kecamatan Simpang Kanan, Aceh Singkil. Lokasi ini tempat terjadi peristiwa bentrok yang mengakibatkan satu orang meninggal dunia dan beberapa orang lainnya mengalami luka.

Tuesday, October 20, 2015

Pembongkaran Gereja di Singkil Sudah Dimulai, Jemaat Pasrah dan Menangis

Pembongkaran gereja di Singkil
SINGKIL - Pemerintah Aceh Singkil mengerahkan sekitar 20 satpol PP untuk melakukan pembongkaran tahap pertama terhadap 10 gereja yang dinyatakan tak memiliki izin, Senin 19 Oktober.

Pembongkaran pertama dilakukan pukul 09.00 WIB waktu setempat terhadap undung-undung, atau rumah ibadah kecil Katolik di Desa Mandumpang, Kecamatan Suro.

Bangunan yang berkonstruksi kayu itu cukup sederhana sehingga pembongkaran hanya membutuhkan waktu 1,5 jam, dengan menggunakan palu, martil, beliung, gergaji, jelas Edi Sugianto Putra, wartawan Radio Xtrafm Singkil, yang meliput untuk BBC Indonesia.

Kemudian para petugas bergerak ke Desa Siompin yang berjarak sekitar 1km untuk mengeksekusi perintah pembongkaran terhadap dua gereja di desa itu, yakni Gereja Kristen Protestan Pakpak Dairi (GKPPD), dan Gereja Misili Injil Indonesia (GMII).

Pembongkaran yang berlangsung dengan kawaran lebih dari sekitar 100 polisi dan tentara itu berlangsung tanpa perlawanan dari para jemaat gereja.

Seorang Ibu jemaat GKPPD Desa Siompin Kecamatan Suro Kab, Aceh Singkil menangis saat melihat rumah ibadahnya dirobohkan, 19 Oktober 2015.

Isak Tangis Jemaat Kala Gereja Dibongkar

Tampak sejumlah jemaat Kristiani menyaksikan perubuhan rumah ibadah mereka. Beberapa jemaat malah menangis, sehingga harus ditenangkan oleh Camat Suro, Abdul Manaf. Menurut Abdul Manaf, pembongkaran itu merupakan hasil kesepakatan para pihak sebelumnya berhubung gereja-gereja tersebut didirikan tanpa izin.

Tidak hanya anak-anak dan kaum hawa, pria dewasa jemaat GKPDD Desa Siompin menangis saat pembongkaran. Mereka mengenang kembali proses pembangunan undung-undung tersebut.

"Undung-undung ini dibangun dari sumbangan warga kami yang kerjanya buruh harian lepas. Kalau teringat ke situ, Pak, ada yang (kerja) harian, kami kumpulkan untuk bangun ini. Kami tidak minta-minta,� ujar pengurus GKPDD Desa Siompin, Paima Brutu, 35 tahun, sambil menangis.

Paima hanya bisa pasrah ketika melihat gereja kecilnya dibongkar dan menyerahkan seluruhnya kepada pemerintah.

"Kalau ditanya hati kecil, memang berat (menyaksikan pembongkaran gereja). Tapi ini kan sudah keputusan pemerintah," ujar Paima Berutu.

Pembongkaran dua undung-undung dan satu gereja tersebut merupakan buntut kerusuhan yang menewaskan satu orang pada 13 Oktober 2015. Ketika itu sekelompok orang membakar Gereja Huria Kristen Indonesia di Desa Suka Makmur, Kecamatan Gunung Meriah. Pembakaran dipicu protes massa terkait dengan pembangunan gereja yang tidak memiliki izin.

Paima mengakui undung-undung yang ia bangun bersama jemaatnya belum memiliki izin. Pada 2006 mereka mengajukan izin ke pemerintah kabupaten. Bahkan mereka menembuskan permintaan tersebut hingga ke Jakarta. Namun hingga saat ini mereka belum mendapatkan izin. Paima tidak tahu mengapa izin tersebut terhambat.

Saat pembongkaran, Paima berdiri di antara anggota jemaat lainnya yang berjarak 50 meter dari undung-undung. Menurut dia, jumlah anggota jemaat GKPDD Desa Siompin mencapai 520 orang dari 112 keluarga.

'Harga mati'

Pemerintah beralasan pembongkaran 10 gereja sudah merupakan kesepakatan antara berbagai pihak, dan awalnya diharapkan akan dilakukan pihak gereja sendiri.

Namun seperti dikatakan Paima Berutu dari GKPPD, para jemaat tidak bersedia membongkar gereja sendiri.

"Hari Minggu kemarin, Bupati Aceh Singkil memang menyarankan kami bongkar sendiri. Tapi semalam, kami jemaat gereja, sepakat satu gereja untuk menyerahkannya kepada pemda. Kami tidak tega untuk membongkar rumah ibadat kami sendiri," kata Paima Berutu.

Sumber:

Friday, October 16, 2015

Heboh Patung Ajaib Bunda Maria Menangis Sambil Tersenyum dan Bertambah Tinggi


Umat Katolik Malaysia dibuat takjub sekaligus heboh dengan fenomena unik dari sebuah patung Bunda Maria. Patung  yang berada di Gereja Santo Thomas More itu dikabarkan mengalami tidak hanya satu fenomena unik, tapi bahkan sampai tiga.

Dilaporkan patung Bunda Maria tersebut bertambah tinggi, dapat tersenyum, bahkan meneteskan air mata. Gereja Santo Thomas More itu sendiri terletak di Subang Jaya, Selangor, Malaysia. Fenomena unik itu berdasarkan kabar yang beredar di media sosial, bermula saat gereja membuat sebuah gua untuk tempat patung tersebut. Namun karena terlalu kecil, patung itu akhirnya ditaruh dalam sebuah kotak.

Keunikan patung itu mulai muncul saat diberkati pada hari Rabu pekan lalu, saat seorang pastor melihat sesuatu yang tak biasa pada patung tersebut. Semula, menurut sang pastor, patung itu terbuat dari polyresin. Namun, ketika dilihat kembali, patung itu berubah menjadi porselen. Tinggi patung itupun bertambah 7,2 sentimeter.

Keunikan lain dari patung tersebut terungkap dalam sebuah video berdurasi tiga menit, yang disebut diambil saat Misa hari minggu di gereja tesebut. Dalam video itu, patung tersebut disebut menangis dan juga tersenyum ke arah jemaat.

"Matanya (dari patung Bunda Maria) bergerak perlahan, kami semua berada di sana dan melihat itu. Pastor mengatakan, lihatlah, dia menatap kita. Ia penuh dengan kehidupan, ia mengeluarkan banyak air mata. Ketika kami mulai bernyanyi 'Ave Maria', ia mulai tersenyum dan bibirnya bergerak. Hal itu menyentuh kami semua," kata seorang jemaat seperti dilansir dari AsiaOne.bbs.

Menunggu Konfirmasi Vatikan

Pastor Raymond Pareira mengatakan pihaknya menunggu konfirmasi dari Vatikan sebelum pernyataan resmi dikeluarkan tentang keajaiban patung Bunda Maria.

�Kami sedang menunggu konfirmasi dari Vatikan sebelum membuat pernyataan resmi,� katanya.

Orang mulai datang ke gereja untuk mendapatkan informasi sekilas tentang patung tersebut.

�Pastor itu memberitahu kami bahwa ia benar-benar berbicara dengannya. Dia akan datang lebih sering, dia juga mengatakan kepada pastor itu bahwa dia meminta kita semua berdoa untuk dia,� tegasnya dalam video.

Sumber:

Baca juga:

Wednesday, October 14, 2015

2.500 Warga Kristen Aceh Singkil Mengungsi Karena Ketakutan


SINGKIL - Ada sebanyak 2.500 warga Kristen dari Kabupaten Aceh Singkil, Provinsi Aceh, ketakutan dan memilih mengungsi setelah terjadi serangan dari massa yang berujung pada perusakan dan pembakaran gereja hingga mengakibatkan dua orang tewas, Selasa (13/10/2015).

Menurut Pendeta Sihol Hasugian yang membantu para pengungsi dari Aceh Singkil, 2.500 pengungsi ditempatkan di dua kabupaten di Provinsi Sumatera Utara.

Sebanyak 1.500 orang ditempatkan di Kecamatan Manduamas, Kabupaten Tapanuli Tengah. Sedangkan sisanya ditempatkan di Kecamatan Sibagindar, Kabupaten Pakpak Barat.

�Mayoritas pengungsi adalah ibu-ibu dan anak-anak. Mereka tidak membawa apa-apa, kecuali diri mereka sendiri,� kata Pendeta Sihol, Rabu pagi (14/10/2015).

Para pengungsi, ucap Pendeta Sihol, tiba secara bergelombang dari kemarin sore hingga Rabu pagi. Pendeta Sihol dan timnya telah membuka posko kemanusiaan untuk membantu para pengungsi yang ketakutan akibat bentrok massa di Aceh Singkil.

Saat ini Pendeta Sihol dan timnya mengharapkan bantuan dari masyarakat untuk para pengungsi, seperti sembako, selimut, dan pakaian.

Menurut Pendeta Sihol, pengungsian sebanyak ini baru pertama kali terjadi. Sebelumnya, bentrok terkait dengan pendirian rumah ibadah di Aceh Singkil pernah terjadi beberapa kali, tapi dapat diselesaikan secara musyawarah. �Pernah terjadi seperti ini, tapi tidak sebesar ini yang mengungsi,� ujar Pendeta Sihol.

Dari informasi yang ia terima, masih banyak warga Aceh Singkil yang berusaha lari dari rumahnya untuk menyelamatkan diri. Namun mereka tidak bisa keluar karena situasi yang tidak aman di sana.


Baca juga:

Tuesday, October 13, 2015

Kerusuhan Pecah di Aceh Singkil, Warga Bakar Gereja


SINGKIL - Kerusuhan terjadi di Kabupaten Aceh Singkil, Provinsi Aceh, Selasa (13/10). Sekelompok massa dengan membawa senjata tajam mendatangi salah satu gereja dan melakukan pembakaran. Aparat keamanan disebut kesulitan mengatasi aksi massa.

Menurut keterangan pendeta Erde di Singkil, yang merupakan kepala Gereja di HKI Gunung Meria, sekitar pukul 11.00 WIB sekitar 700 orang mendatangi salah satu gereja lalu membakar.

�Polisi tak bisa berbuat apa-apa selain meminta jemaat untuk pergi,� ujar pendeta Erde.

Menurutnya, setelah melakukan pembakaran, massa melanjutkan aksi dengan melakukan sweeping. Pendeta Erde mengklaim ada sekitar 10 gereja HKI di wilayah Singkil yang dijadikan target.

Sementara itu, Bupati Aceh Singkil, Safriadi, mengatakan aksi anarki terjadi dengan pembakaran satu gereja dan satu rumah ibadah kecil oleh sekelompok massa.

�Terjadi aksi anarki. Massa membakar satu gereja, satu undung-undung (rumah ibadah berukuran kecil). Ketika hendak ke tempat ketiga, massa diamankan tentara dan polisi,� kata Bupati Aceh Singkil, Safriadi.

Aparat kemanan bersenjata lengkap berjaga-jaga namun suasana sulit dikendalikan sehingga pembakaran rumah ibadah tak bisa dihindari. Situasi mencekam sangat terasa sejak dinihari tadi. Wartawan kesulitan mendekat ke arah massa. Sebab mereka melarang mengambil foto. Malah salah satu pekerja pers sempat terkena sasaran amukan warga yang tidak mau dijepret kamera.

Pembakaran rumah ibadah terjadi sekitar pukul 12.00 WIB. Sekitar 800 meter sebelum lokasi mereka turun dari mobil bak terbuka dan sepeda motor. Usai membakar gereja, massa kemudian bergerak ke lokasi lain. Puluhan polisi bersenjata lengkap yang berjaga tak dapat menghalau massa yang sangat banyak. Hingga saat ini, situasi keamanan di Aceh Singkil masih mencekam. Massa masih melakukan pergerakan.

Camat Gunung Meriah, Deni Oskandar, membenarkan kejadian tersebut. Saat ini rumah ibadah yang disebut undung-undung tersebut telah hangus dibakar.

"Sebuah undung-undung, kondisinya sekarang sudah hangus,� kata Deni.

Berdasarkan informasi persoalan ini dipicu ketidak puasan warga dengan kesepakatan Pemkab Aceh Singkil, tokoh ulama serta ormas islam terkait pembongkaran gereja. Massa menginginkan eksekusi pembongkaran dilakukan hari ini juga. Sementara dalam kesepakatan pembongkaran baru dilakukan pekan depan.

Sumber:

Monday, October 12, 2015

Atas Desakan Ormas Islam, Sepuluh Gereja ini Dibongkar Pemerintah Aceh Singkil


SINGKIL - Sepuluh gereja di Aceh Singkil akan dibongkar dalam kurun dua pekan ke depan. Hal itu disepakati dalam rapat antara Bupati Aceh Singkil, Safriadi, Muspida, ulama, ormas islam serta tokoh masyarakat, Senin (12/10/2015) di ruang pertemuan kantor Setdakab setempat di Pulau Sarok, Singkil.

Kesepakatan lain, disebutkan pembongkaran gereja dimulai tanggal 19 Oktober sampai dua pekan kedepan. Selanjutnya rumah ibadah yang tidak dibongkar harus mengurus izin dengan tenggat waktu selama enam bulan. Kemudian tokoh ulama diminta menenangkan umat agar tidak terjadi hal tak diinginkan.

Poin lainnya dari kesepakatan, pendirian rumah ibadah harus memenuhi persyaratan sebagaimana diatur dalam undang-undang. Hasil kesepakatan tersebut, akan disosialisasikan Muspida di Masjid Lipat Kajang Bawah, Kecamatan Simpang Kanan, malam ini juga.

Hal tersebut dilakukan untuk menenangkan masa yang mana pada Selasa (13/10/2015) merupakan batas waktu terakhir yang diberikan.

Sebagaimana diketahui sebelumnya, massa Pemuda Peduli Islam (PPI) Aceh Singkil, Selasa (6/10/2015) lalu menggelar unjuk rasa. Mereka mendesak agar gereja tak memiliki izin dibongkar. Jika sampai besok, Selasa (13/10/2015) tidak dilaksanakan maka mereka yang akan membongkarnya.

Berikut nama sepuluh gereja yang dibongkar pemerintah Aceh Singkil yakni:
GKPPD Desa Sukamakmur, Kecamatan Gunung Meriah
GKPPD Pertabas
GKPPD Kuta Tinggi
GKPPD Tutuhan
GKPPD Dangguran, Kecamatan Simpang Kanan.
GKPPD Mandumpang
GKPPD Siompin
GMII Siompin, Kecamatan Suro
GKPPD Situbuhtubuh, Kecamatan Danau Paris.
Gereja Katolik Lae Balno, Danau Paris.


Baca juga:

Friday, October 9, 2015

Keindahan Gereja-gereja di Dunia dengan Panorama Vertikal Karya Richard Silver


Fotografer bernama Richard Silver berhasil memotret sejumlah foto menakjubkan dengan gaya vertikal dari gereja-gereja yang pernah ia kunjungi di seluruh dunia.

"Semua berawal pada tahun 2012, yang memotret beberapa gereja di New York, yang kemudian berkembang terus sampai saat ini," papar Silver.

Bawa saya ke gereja

Terlepas dari keyakinan agama Anda, tidak ada yang menyangkal bahwa ada beberapa gereja yang benar-benar cantik di sekitar. Dan tidak ada yang lebih baik dalam menangkap keindahan mereka selain fotografer Richard Silver, yang memotret panorama menakjubkan dari interior gereja.


The Native New Yorker mengatakan kepada Metro.co.uk: 'Ini proyek memotret gereja dalam Panorama Vertikal dimulai di New York pada tahun 2012 tetapi sekarang telah menjadi kehidupan tersendiri bagi saya. Total ada 220 kota dan 75 negara yang Silver kunjungi untuk proyek ini.

"Saya telah melakukan perjalanan ke setidaknya 25 kota baru di seluruh dunia dan telah mengumpulkan lebih dari 100 foto Gereja yang berbeda dengan Panorama Vertikal bahwa suatu hari saya berharap untuk memasukkan ke sebuah buku cetak."

Simak foto-fotonya di bawah ini:

Vincent de St. Paul in New York

St. Vartan Armenian Cathedral in New York

St. Monica�s Church in New York

Serbian Orthodox Cathedral of St. Sava in New York

Our Lady of Pompeii in New York

Most Holy Redeemer Church in New York

Grace Church in New York

Church of the Village in New York

Church of St. Francis Xavier in New York

Church of St. Vincent Ferrer in New York

Church of St. Stephen in New York

Church of St. Paul the Apostle in New York

Calvary Episcopal Church in New York

All Souls Church in New York

Our Lady of Guadalupe at St. Bernard�s Church in New York

Franciszkanska Church in Krakow

Cathedral of Christ the King in Johannesburg

St. Vincent De Paul in California

Cathedral of the Holy Name in Mumbai

Dominican Church in Krakow

Iglesia de San Francisco in Mexico City

Hallgr�mskirkja Iceland

St. Martin's Cathedral in Bratislava

St. Mathias in Budapest

St. Mary's Church in Poland

Potosi's Convent of Santa Teresa in Bolivia

St. Andreas in D�sseldorf

The Church of Saint Augustin in Vienna

St. Cajetan in Goa, India

Church of the Transfiguration in Krakow

Berapa lama setiap foto biasanya dapat diambil sepenuhnya?
Untuk benar-benar mengambil foto hanya membutuhkan waktu sekitar satu menit selama tidak ada satu orangpun di jalan, saya mengambil jepretan dan jika saya tidak menggunakan tripod. Jika saya memiliki waktu dan saya diizinkan untuk menggunakan tripod, sekitar 5 menit. Karya nyata dilakukan sekali di depan komputer saya. Dengan menggunakan Adobe Lightroom dan Photoshop, saya menggabungkan 6-10 foto bersama untuk menciptakan Panorama Vertikal, ini memakan waktu sekitar 20 menit untuk menyelesaikan. Jadi waktu sepenuhnya yang diperlukan dari awal sampai akhir adalah sekitar setengah jam untuk setiap foto.

Apa yang mengilhami Anda untuk memperluas seri vertikal Gereja untuk gereja-gereja di luar New York?

Saya selalu mengambil foto gereja dalam perjalanan saya, sebagai arsitektur adalah bagian besar dari portofolio fotografi saya. Sekarang memiliki visi untuk menjepret, dengan cara ini aku benar-benar mengintai kota untuk mencari tahu di mana ada beberapa gereja. Saya ingin portofolio saya menjadi cukup besar sehingga suatu hari saya dapat memiliki buku cetak.

Dalam bio Anda, Anda mengatakan "Dengan berbagi perspektif saya dengan orang lain, saya bertujuan tidak hanya untuk menyajikan sebuah foto, tetapi juga lensa ke perasaan saya dan pandangan di saat tertentu." Bagaimana Anda menggambarkan perasaan Anda saat Anda berdiri di masing-masing gereja-gereja yang indah? 

Masing-masing memiliki momen tunggal bagi saya. Baik itu beberapa gereja yang sangat ramai dengan turis, beberapa benar-benar kosong jadi saya pindah ke tindakan berbeda untuk setiap keadaan. Ketika itu kosong saya menyerap lebih dari perasaan bangunan dan apa yang diwakilinya, saya menghargai ketenangan gereja. Kemudian ketika mereka begitu ramai bahwa saya tidak dapat menyelesaikan foto-foto saya, perasaan yang terburu-buru dan tidak istimewa sama sekali. Saat-saat lain ketika ada umat berdoa dan kadang-kadang merasa seperti saya mengganggu di waktu pribadi damai mereka, yaitu ketika saya merasa tidak nyaman. Saya selalu mencoba dan menjadi setenang mungkin tahu persis keberadaan saya.

Gereja / Katedral / Basilika mana yang telah menjadi favorit Anda untuk memotret? Mengapa?
Itu adalah salah satu yang sulit untuk dijawab. Saya pikir itu adalah gereja Ortodoks Serbia di New York. Aku melewati gereja spektakuler ini hampir setiap hari dan itu hanya buka pada hari Minggu untuk ibadah. Biarawan benar-benar membuka gereja hanya untuk saya memotret selama seminggu. Saya merasa terhormat untuk dapat memotret seperti bagian keindahan arsitektur. Saya akhirnya mencetak foto untuk dia, untuk dipajang di kantornya.

Apakah Anda memiliki pengalaman yang mengesankan dari perjalanan Anda, menangkap set terbaru Anda dari gereja-gereja yang menakjubkan, bahwa Anda dapat berbagi dengan kami?

Aku berada di Krakow, Polandia pada perjalanan saya paling baru. Teman saya dan saya kembali ke Gereja St. Marys 'untuk ketiga kalinya karena hanya ada waktu tertentu setiap hari yang Anda diijinkan untuk mengambil foto. Jadi ketika kami kembali mereka yang mengurus upacara ini bahwa kita tidak tahu untuk apa itu. Ada tentara bersenjata, kostum dari berbagai era yang berbeda dan 3 orang menangani ini elang besar yang liar. Gereja ini begitu indah dengan langit-langit biru dan indah dihiasi dengan salib gantung unik dari langit-langit. Tidak ada yang berbicara bahasa Inggris sehingga kita tidak pernah tahu upacara apa yang diperingati.

Sumber:

Thursday, October 8, 2015

Karena Menolak Masuk Islam, ISIS Salibkan Bocah dan 11 Orang Kristen Suriah


Dalam langkah-langkah terakhir menuju ke kematian dengan cara dipenggal dan disalibkan bulan Agustus lalu, 11 orang pekerja Kristen pribumi di dekat Aleppo, Suriah punya pilihan untuk meninggalkan daerah tersebut dan tetap hidup. Anak laki-laki usia 12 tahun, putra pemimpin tim pelayanan setempat juga bisa diampuni nyawanya jika menyangkal Kristus.

Para penginjil pribumi ini tidak perlu tinggal di markas pelayanan mereka di desa dekat Aleppo, Suriah. Malahan, direktur misi yang melatih mereka telah memohon supaya mereka pergi. Selagi Negara Islam (ISIS), kelompok pemberontak lainnya, dan tentara pemerintah Suriah menjadikan Aleppo sebagai zona perang pembantaian dan kehancuran, ISIS telah mengambil alih beberapa desa terpencil. Para pekerja pelayanan Suriah di desa-desa itu memilih untuk tetap tinggal supaya bisa memberikan bantuan dalam nama Kristus bagi orang-orang yang masih hidup.

"Saya telah meminta mereka pergi, namun saya juga memberi mereka kebebasan untuk memilih," kata direktur misi, suaranya gemetar saat dia mengingat kembali kematian mereka yang mengerikan. "Sebagai pemimpin mereka, seharusnya saya mendesak mereka pergi."

"Mereka tetap tinggal karena mereka percaya bahwa mereka dipanggil untuk membagikan Kristus kepada orang-orang yang terjebak dalam baku tembak," katanya.

"Setiap kali kami berbicara dengan mereka," kata direktur itu, "mereka selalu mengatakan, 'Kami ingin tinggal di sini - Ini adalah apa telah Allah perintahkan untuk kami lakukan. Ini adalah apa yang ingin kami lakukan.' Mereka hanya ingin tinggal dan memberitakan Injil."

Mereka yang memilih untuk tinggal mungkin tersebar dan bersembunyi di daerah lain, seperti dilakukan anggota keluarga mereka yang masih hidup. Pada kunjungan ke keluarga yang selamat di persembunyian, direktur misi itu memperoleh berita tentang eksekusi yang kejam.

Para kerabat mengatakan, militan ISIS pada tanggal 7 Agustus telah menangkap para pekerja Kristen di sebuah desa yang namanya dirahasiakan demi alasan keamanan. Pada tanggal 28 Agustus, para militan itu bertanya apakah mereka telah meninggalkan Islam untuk menjadi Kristen? Ketika orang-orang Kristen itu membenarkannya, para pemberontak itu bertanya apakah mereka ingin kembali kepada Islam? Orang-orang Kristen itu mengatakan mereka tidak akan pernah meninggalkan Kristus.

Pemimpin tim berusia 41 tahun, anak bungsunya � usia 12 tahun � dan dua anggota tim pelayanan lainnya berusia 20-an tahun diinterogasi di sebuah lokasi di desa dimana militan ISIS telah menghimpun kerumunan. Pemimpin tim ini menggembalakan lebih dari sembilan gereja rumah tangga yang dia bantu dirikan. Anaknya dua bulan lagi berulang tahun yang ke-13.

Di hadapan pemimpin tim dan para kerabatnya di kerumunan, para ekstremis Islam memotong ujung jari anak itu dan memukuli dia, mengatakan kepada ayahnya bahwa mereka akan berhenti menyiksa hanya jika dia, sang ayah, kembali kepada Islam. Ketika pemimpin tim menolak, kerabatnya mengatakan, para militan ISIS kemudian menyiksa dan memukulinya dan dua pekerja pelayanan lainnya. Ketiga orang ini dan anak laki-laki itu akhirnya menemui ajalnya dalam penyaliban.

"Semuanya disiksa sangat brutal dan kemudian disalibkan," kata pemimpin pelayanan. "Mereka dibiarkan di salib selama dua hari. Tidak seorang pun diizinkan untuk menurunkannya."

Para martir ini tewas di samping tanda yang dipasang militan ISIS, yang mengidentifikasi mereka sebagai "kafir."

Delapan anggota tim pelayanan lainnya, termasuk dua wanita, dibawa ke tempat lain di desa tersebut hari itu (28 Agustus) dan ditanyai pertanyaan yang sama di hadapan orang banyak. Para wanita itu, usia 29 dan 33 tahun, mencoba untuk memberitahu para militan ISIS bahwa mereka hanya berbagi damai dan kasih Kristus dan bertanya apa yang salah dengan yang mereka lakukan sehingga pantas menerima penganiayaan? Para ekstremis Islam kemudian memperkosa para wanita itu, yang terus berdoa selama siksaan itu, dan menyebabkan pemimpin militan ISIS memukuli mereka semuanya dengan lebih brutal.

Dua wanita dan enam orang laki-laki ini berlutut sebelum dipenggal, mereka semuanya berdoa.

"Penduduk desa mengatakan beberapa berdoa di dalam nama Yesus, yang lain mengatakan beberapa berdoa Doa Bapa Kami, dan lainnya mengatakan beberapa dari mereka mengangkat kepala mereka untuk menyerahkan roh mereka kepada Yesus," kata direktur misi. "Salah satu wanita itu memandang ke atas dan nampak hampir tersenyum saat dia berkata, 'Yesus!'"

"Setelah mereka dipenggal kepalanya, tubuh mereka digantung di salib," kata direktur misi, suaranya serak. Dia telah melatih semua pekerja ini untuk pelayanan penginjilan mereka, dan dia yang membaptis pemimpin tim dan beberapa anggota yang lain.

Ratusan mantan Muslim di desa-desa Suriah berada dalam bahaya ditangkap dan dibunuh oleh ISIS, yang berjuang untuk mendirikan kekhalifahan dimana semua yang murtad harus dihukum mati. Gereja bawah tanah di wilayah tersebut telah menjamur sejak Juni 2014, ketika ISIS mulai meneror mereka yang tidak bersumpah setia kepada khalifah, baik non-Muslim maupun Muslim. Akibatnya, potensi eksekusi skala besar semakin meningkat bersamaan dengan meluasnya wilayah yang dikendalikan ISIS.

"Ketika kita mengerjakan proyek bersama-sama sekarang, kami mencoba untuk mengatakan, 'Ini hanya bagi orang-orang yang dianiaya, ini hanya bagi orang tua yang kehilangan istri atau suami dan masih mempunyai anak,'" kata direktur misi. "Hal ini sangat sulit. Jumlah ini besar. Kami terus melangkah dengan iman, tetapi ini luar biasa besar."

Beberapa kerabat dari orang-orang Kristen yang mati dibunuh masih tinggal di Suriah, tidak dapat pergi karena mereka tidak mempunyai uang dan/atau dokumen yang diperlukan untuk melintasi perbatasan. Dalam banyak kasus, mereka telah kehilangan orang yang dicintai yang menjadi satu-satunya sumber penghasilan. Pelayanan ini dibantu oleh Christian Aid Mission untuk menyediakan sumber daya dan menemukan cara untuk mengevakuasi keluarga-keluarga ini melalui jalur lainnya.

Banyak dari anggota tim pelayanan juga tetap berada di Suriah. Christian Aid Mission membantu mereka yang tidak atau tidak bisa pergi supaya bertahan hidup dan beroperasi untuk menjangkau mereka.

"Bahkan mereka yang pergi dari Suriah, mungkin juga menghadapi militan ISIS dan penjahat lainnya di kamp-kamp pengungsi," kata pemimpin pelayanan lainnya yang juga dibantu Christian Aid Mission. Dia berbicara mengenai seorang Muslim dari Suriah utara yang sama seperti semua orang di daerah yang diambil alih ISIS, dipaksa bergabung dengan kekhalifahan atau dibunuh.

Direkrut bagi ISIS, dia meninggalkan negara itu setelah saudaranya tewas dalam pertempuran. Putus asa dengan ISIS tetapi masih mengikuti Islam dan ajarannya, bahwa orang Kristen dan Yahudi adalah "babi" haram, dia pergi ke Amman, Yordania, selagi dia mendapati bahwa kerabatnya disana ada yang menerima bantuan dari orang-orang Kristen.

"Seorang Muslim, yang namanya dirahasiakan untuk alasan keamanan, pergi ke pertemuan Kristen dengan tujuan membunuh para pekerja yang berkumpul di sana. Sesuatu menahannya dari menjalankan rencananya, dan malam itu dia melihat Yesus dalam mimpi," kata direktur misi.

"Keesokan harinya ia datang kembali dan berkata, "Aku datang untuk membunuhmu, tapi tadi malam saya melihat Yesus, dan saya ingin tahu apa yang Anda ajarkan � Siapakah Dia ini yang menahan saya dari membunuhmu?'" kata direktur. "Dia menerima Kristus dengan cucuran air mata, dan hari ini dia benar-benar membantu dalam gereja, membantu orang lain. Kami berdoa bagi banyak Saulus untuk berubah menjadi Paulus."

Kesedihan pemimpin tim pelayanan yang kehilangan 11 pekerja dan salah satu anaknya bulan lalu sangat mendalam, tetapi dia mengimani bahwa kesetiaan mereka bisa mengubahkan hati para penganiaya itu.

"Mereka terus berdoa keras dan membagikan Yesus sampai nafas terakhir mereka," katanya. "Mereka melakukan ini di hadapan penduduk desa sebagai kesaksian bagi semua orang."

Dia meminta doa bagi anggota keluarga yang masih hidup dan bagi dirinya sendiri.

"Hal-hal seperti ini sangat berat bagi saya," katanya. "Apa kesalahan yang dilakukan orang-orang itu sehingga layak mati? Apa yang terjadi adalah banyak dan semakin banyak orang yang diselamatkan. Pelayanan ini semakin berkembang dan berkembang � di masa lalu kita biasa berdoa bagi hanya satu orang dari latar belakang Muslim supaya ia datang kepada Tuhan. Sekarang ini begitu banyak sehingga kami hampir-hampir tidak dapat menangani semua pelayanan di antara mereka."

Wednesday, October 7, 2015

Supremasi Gereja Katolik Roma


Supremasi Roma (Rome Supremacy) adalah gelar keutamaan dan otoritas/wewenang/kekuasaan yuridis yang dimiliki oleh Uskup Roma atas seluruh umat beriman, untuk mendefinisikan dan memutuskan persoalan-persoalan yang berkaitan dengan iman dan moral. Supremasi Roma adalah amanat dari Tuhan kepada Petrus, merupakan iman orthodox yang diwarisi langsung dari para rasul, dipegang teguh oleh para penerus-penerusnya dan diimani oleh Gereja Katolik Roma sampai saat ini, seperti yang telah dirumuskan secara mutlak dalam Konsili Vatikan (1870 M).

Konsili Vatikan (1870 M)
Session 4: 18 Juli 1870


Bab 1: Mengenai institusi keutamaan apostolik yang diterima oleh Petrus yang terberkati.

1. Kami mengajarkan dan menyatakan bahwa
- menurut bukti-bukti dalam Kitab Suci
- sebuah otoritas yuridikasi atas seluruh Gereja Allah
- pada saat itu juga dan secara langsung dijanjikan kepada rasul Petrus yang terberkati dan diberikan kepadanya oleh Kristus Tuhan

DIJANJIKAN
2. Hanya kepada Simon seorang, kepadanya Dia telah bersabda
"Engkau akan disebut Kephas" (Yoh 1 : 42);
bahwa Tuhan, setelah pengakuan Simon
"Engkau adalah Kristus, Anak Allah yang hidup",
Tuhan bersabda
- "Terberkatilah engkau, Simon bin Yonas. Karena bukan daging dan darah yang telah mewahyukan hal ini kepadamu, tetapi BapaKu yang ada di surga
- Dan aku berkata kepadamu, engkau adalah Petrus, dan di atas karang ini Aku akan mendirikan GerejaKu, dan maut tidak akan berkuasa atasNya. Aku memberikan kepadamu kunci kerajaan surga, dan apapun yang engkau ikat di atas bumi akan diikat di surga, dan apapun yang engkau lepas di atas bumi akan dilepas di surga.

DIBERIKAN
3. Dan hanya kepada Petrus seorang bahwa Yesus setelah kebangkitanNya, memberikan kekuasaan yuridiksi sebagai pastor utama dan pemimpin dari seluruh kawanan domba-dombaNya, dengan bersabda:
- Gembalakan domba-dombaKu, gembalakan domba-dombaKu (Yoh 21 : 15-17)
4. Mengenai ajaran Kitab Suci yang termanifestasi secara mutlak ini, sebagaimana yang telah dipahami oleh Gereja Katolik selama ini, secara jelas menentang opini-opini salah dari mereka yang salah menginterpretasikan bentuk pemerintahan yang telah didirikan oleh Kristus Tuhan dalam GerejaNya dan (menentang mereka yang) menyangkal bahwa Petrus telah dipilih dari antara semua para rasul lainnya, baik secara perorangan maupun keseluruhan, telah dianugerahi oleh Kristus dengan sebuah keutamaan yuridiksi yang sejati dan layak.
5. Hal yang sama telah disampaikan kepada mereka yang menyatakan bahwa keutamaan ini tidak diberikan pada saat itu juga secara langsung kepada Petrus yang terberkati, tetapi diberikan kepada Gereja, dan bahwa oleh Gereja lah kekuasaan ini diberikan kepada Petrus dalam kedudukannya sebagai pelayan.
6. Oleh karenanya, jika seseorang berkata:
- Rasul Petrus yang terberkati tidak ditunjuk oleh Kristus Tuhan sebagai pangeran atas para rasul dan bukan kepala yang kasat mata dari seluruh Gereja militan, atau bahwa
- keutamaan itu adalah kehormatan keutamaan semata dan bukan yuridiksi yang sejati dan selayaknya yang diterima secara langsung dan saat itu juga dari Tuhan kita Yesus Kristus sendiri
biarlah dia menjadi anathema.

Bukti Alkitabiah Tentang Supremasi Roma
(terjemahan bebas dari http://www.newadvent.org/cathen/12260a.htm)

Bukti alkitabiah yang menunjukkan bahwa Kristus menunjuk Petrus sebagai kepala GerejaNya, dapat ditemukan dalam dua perikop berikut: Mat 16 : 17-19 dan Yoh 21 : 15 - 17

Mat 16 : 17-19
17Kata Yesus kepadanya: "Berbahagialah engkau Simon bin Yunus sebab bukan manusia yang menyatakan itu kepadamu, melainkan Bapa-Ku yang di sorga.
18Dan Akupun berkata kepadamu: Engkau adalah Petrus dan di atas batu karang ini Aku akan mendirikan jemaat-Ku dan alam maut tidak akan menguasainya.
19Kepadamu akan Kuberikan kunci Kerajaan Sorga. Apa yang kauikat di dunia ini akan terikat di sorga dan apa yang kaulepaskan di dunia ini akan terlepas di sorga."


�Berbahagialah engkau Simon bin Yunus sebab bukan manusia yang menyatakan itu kepadamu, melainkan Bapa-Ku yang di sorga.� Hak istimewa yang dijanjikan di sini dianugerahkan secara pribadi kepada Petrus. Pernyataan iman Petrus adalah pernyataan pribadi, bukan atas nama para rasul sebagaimana yang sering kali diperkirakan. Ini adalah bukti dari Sabda Kristus sendiri. Kristus menyatakan kepada para rasul, membedakan Petrus dengan menyebut namanya �Simon bin Yunus�, suatu berkat yang unik dan pribadi, menyatakan bahwa pengetahuan Petrus mengenai keilahian Pribadi Putra berasal dari wahyu khusus yang dianugerahkan kepada Petrus oleh Bapa. Hal ini selaras dengan Sabda Yesus sebelum peristiwa ini: Mat 11 : 27 Semua telah diserahkan kepada-Ku oleh Bapa-Ku dan tidak seorangpun mengenal Anak selain Bapa, dan tidak seorangpun mengenal Bapa selain Anak dan orang yang kepadanya Anak itu berkenan menyatakannya.

�Dan Akupun berkata kepadamu: Engkau adalah Petrus�� Lebih lanjut Kristus membalas pengakuan Petrus mengenai keilahianNya, dengan menganugerahkan kepada Petrus sebuah imbalan yang layak:
Engkau adalah Petrus (Cepha) dan di atas karang (Cepha) ini Aku akan mendirikan GerejaKu
Kata �Petrus� dan �karang� dalam bahasa aslinya (bahasa Aram) adalah satu kata yang sama. Hal ini memberikan bukti bahwa usaha-usaha untuk membenarkan bahwa kata �karang� tidak mengacu pada Petrus adalah merupakan interpretasi yang salah. Dari sini terlihat jelas bahwa Petrus lah Sang Batu Karang Gereja.
Sedangkan istilah �ecclesia� yang digunakan di sini sebenarnya berasal dari bahasa Ibrani �qahal�, sebuah nama yang digunakan umat Ibrani sebagai Gereja Allah.

�dan di atas batu karang ini Aku akan mendirikan jemaat-Ku ...� Selanjutnya di frasa ini, Kristus secara gamblang mengajarkan bahwa di kemudian hari Gereja akan menjadi kumpulan / komunitas orang-orang yang mengenal Kristus, dan bahwa Gereja ini akan didirikan di atas Petrus.
Ekspresi ini sama sekali tidak rumit. Baik dalam Perjanjian Lama maupun Perjanjian Baru, Gereja seringkali disebut dengan metafora sebagai �rumah Tuhan� (Bil 12: 7, Yer 12 : 7, Hos 8 : 1, 9 : 15, 1 Kor 3 : 9 � 17, Ef 2 : 20, 1 Tim 3 : 5, Ibr 3 : 5, 1 Pet 2 : 5). Petrus adalah fondasi bagi Gereja dalam konteks sebagai sebuah rumah.

�dan alam maut tidak akan menguasainya.� Melalui persatuan Gereja dengan Petrus lah, Kristus melanjutkan, bahwa Gereja akan jaya dalam perjuangan panjangnya melawan si jahat.
dan alam maut tidak akan menguasainya
Tidak ada penjelasan lain untuk metafora ini. Satu-satunya cara seseorang dapat mempertahankan hubungan yang demikian (jaya melawan si jahat) dalam suatu komunitas yang sangat besar adalah dengan memiliki kekuasaaan / otoritas atas komunitas ini. Kepala tertinggi dari suatu komunitas, dalam ketergantungannya dengan otoritas-otoritas di bawahnya, dia sendiri (kepala tertinggi) dapat dkatakan sebagai pokok dari stabilitas, persatuan, dan pertumbuhan.
Janji Kristus ini memerlukan pemahaman sungguh-sungguh dengan mengingat bahwa baik nubuat Perjanjian Lama (Yes 28 : 16) dan Sabda Kristus sendiri (Mat 7 : 24) telah mengungkapkan bahwa kedudukan sebagai batu penjuru Gereja adalah Kristus sendiri. Oleh karenanya, sudah dipastikan bahwa Kristus memberikan kepada Petrus kedudukan sekunder, sebuah wewenang istimewa yang sejatinya hanya dimiliki oleh Kristus, dan oleh karenanya mengasosiasikan Sang Rasul dengan diriNya sendiri untuk memiliki otoritas yang sama.

�Kepadamu akan Kuberikan kunci Kerajaan Sorga.� Dalam ayat berikutnya, Kristus menjanjikan akan memberikan kunci Kerajaan Surga kepada Petrus. Sabda ini mengacu pada kisah dalam Yes 22 : 22, di mana Allah menyatakan bahwa Elyakim bin Hilkia akan diangkat untuk memegang jabatan dari Sebna yang tidak mampu menjalankan tugasnya.
Aku akan menaruh kunci rumah Daud ke atas bahunya; apabila ia membuka, tidak ada yang dapat menutup; apabila ia menutup, tidak ada yang dapat membuka.
Dalam semua negara, kunci adalah lambang kekuasaan. Oleh karenanya, Sabda Kristus adalah sebuah janji bahwa dia telah memberikan kepada Petrus kekuasaan tertinggi untuk memerintah GerejaNya. Petrus adalah wakil; untuk mewakili Kristus dalam memerintah.

�Apa yang kauikat di dunia ini akan terikat di sorga dan apa yang kaulepaskan di dunia ini akan terlepas di sorga.� Lebih lanjut, karakteristik dan kepenuhan dari wewenang  yang diberikan kepada Kristus telah dinyatakan. Kekuasaan ini adalah kekuasaan untuk �mengikat� dan untuk �melepas�; kata-kata yang mengungkapkan kekuasaan legislatif dan yudisial yang sangat besar. Dan kekuasaan ini dianugerahkan dalam kapasitas yang sepenuhnya. Apapun yang Petrus ikat atau lepaskan di bumi, tindakannya akan memperoleh ratifikasi ilahi (kebenaran ilahi).

Keberatan-keberatan yang muncul atas ajaran ini:
Interpretasi dari perikop di atas tidak pernah ditentang oleh penulis manapun sampai kemunculan bidaah-bidaah di abad ke-16 (catatan: silakan dilihat kumpulan ajaran-ajaran bapa-bapa Gereja sebelum abad 16 tentang hal ini). Sejak saat itu, bermacam-macam interpretasi dikemukakan oleh para protestant controversialists. Interpretasi-interpretasi ini membenarkan dalam porsi kecil penolakan atas logika dari Sabda Kristus. Beberapa kontroversi Anglikan cenderung untuk melihat bahwa anugerah yang dijanjikan kepada St. Petrus adalah porsi besar yang diperolehnya sebagai pelopor dalam kegiatan-kegiatan Gereja Perdana, tapi Petrus tidak pernah lebih dari sekedar �primus inter pares�, yang pertama dari antara para rasul.
Hal ini, sebagaimana telah dijelaskan mengenai janji Kristus di atas, telah terbukti sebagai klaim yang lemah.

Yoh 21 : 15 - 17
15 Sesudah sarapan Yesus berkata kepada Simon Petrus: "Simon, anak Yohanes, apakah engkau mengasihi Aku lebih dari pada mereka ini?" Jawab Petrus kepada-Nya: "Benar Tuhan, Engkau tahu, bahwa aku mengasihi Engkau." Kata Yesus kepadanya: "Gembalakanlah domba-domba-Ku."
16 Kata Yesus pula kepadanya untuk kedua kalinya: "Simon, anak Yohanes, apakah engkau mengasihi Aku?" Jawab Petrus kepada-Nya: "Benar Tuhan, Engkau tahu, bahwa aku mengasihi Engkau." Kata Yesus kepadanya: "Gembalakanlah domba-domba-Ku."
17 Kata Yesus kepadanya untuk ketiga kalinya: "Simon, anak Yohanes, apakah engkau mengasihi Aku?" Maka sedih hati Petrus karena Yesus berkata untuk ketiga kalinya: "Apakah engkau mengasihi Aku?" Dan ia berkata kepada-Nya: "Tuhan, Engkau tahu segala sesuatu, Engkau tahu, bahwa aku mengasihi Engkau." Kata Yesus kepadanya: "Gembalakanlah domba-domba-Ku.


(Catatan: Harap diperhatikan perikop pendahulunya, bahwa Kristus bersabda kepada Petrus di hadapan para rasul lainnya setelah mereka semua menyantap sarapan, yang artinya Sabda ini ditujukan khusus kepada Petrus seorang).

Janji yang diberikan oleh Kristus dalam Mat 16 : 16 - 19 sepenuhnya digenapi setelah kebangkitanNya dalam perikop yang dikisahkan Yoh 21 : 15 - 17. Di sini Tuhan, ketika akan meninggalkan bumi, meletakkan seluruh kawanan dombaNya dalam asuhan Sang Rasul. Istilah yang digunakan dalam ayat 16 (dalam bahasa aslinya): �Jadilah gembala (poimaine) domba-dombaKu� mengindikasikan bahwa amanat ini bukan hanya semata-mata untuk memberi makan tetapi juga untuk memerintah. Kata yang sama juga digunakan dalam Maz 2 : 9 (Septuaginta): �Engkau akan memerintah (poimaneis) mereka dengan gada besi�.

Kisah dalam perikop ini menunjukkan kesamaan dengan dengan kisah dalam perikop Mat 16. Setelah imbalan yang diberikan kepada Petrus setelah pengakuan imannya yang menjadikan dia unggul / unik dari kesebelas rasul lainnya, di sini Kristus meminta pernyataan yang serupa, tapi kali ini dengan tingkat kebajikan yang lebih tinggi: �Simon anak Yohanes, mengasihi Aku lebih dari pada mereka ini?�. Di sini juga, seperti pada kisah sebelumnya, Kristus menganugerahkan kepada Sang Rasul sebuah jabatan yang sejatinya dimiliki oleh diriNya sendiri. Di sini Kristus menjanjikan untuk menjadikan Petrus batu landasan bagi rumah Tuhan, di mana Dia menjadikan Petrus gembala bagi kawanan domba Allah dalam posisi seperti diriNya, Sang Gembala Yang Baik.

Perikop ini menerima komentar yang sangat baik dari St. Chrysostom:
Dia bersabda kepadanya: �Gembalakan domba-dombaKu�. Mengapa Dia tidak menyampaikan kepada rasul lainnya tetapi berkata mengenai domba-domba hanya kepada Petrus? Petrus adalah yang terpilih dari antara para rasul, juru bicara para murid, kepala dari paduan suara. Untuk alasan inilah Paulus pergi untuk menghadap dia dan bukan kepada rasul-rasul lainnya. Dan juga untuk menunjukkan kepadanya bahwa dia harus memiliki kepercayaan diri sekarang bahwa penyangkalannya telah diampuni. Kristus mempercayakan kepadanya otoritas untuk memimpin (prostasia) atas saudara-saudaranya. Jika seseorang berkata �Kalau memang demikian, mengapa Yakobus yang menerima takhta Yerusalem?�. Aku menjawab  bahwa Kristus menjadikan Petrus sebagai guru bukan untuk takhta tertentu, melainkan untuk seluruh dunia.
(St. John Chrysostom, Homili 88 on John, 1. Cf. Origen, �In Ep. Ad Rom.� 5:10; Ephraem Syrus "Hymn. in B. Petr." in "Bibl. Orient. Assemani", 1:95;Leo I, "Serm. iv de natal.", 2)


Bahkan beberapa komentator protestan secara gamblang menyatakan bahwa Kristus tanpa diragukan bermaksud untuk memberikan imamat tertinggi kepada Petrus. Tapi cendekiawan lainnya, mengandalkan pada tulisan St. Cyril dari Alexandria (�In Joan.� 12:1) bertahan pada pendapat bahwa tujuan dari pertanyaan Kristus yang diulang 3 kali secara sederhana adalah untuk mengembalikan posisi Petrus dalam bilangan para rasul, di mana penyangkalannya sebanyak 3 kali kemungkinan telah menyebabkan dia kehilangan kedudukannya sebagai rasul itu. Interpretasi ini sebetulnya tidak memiliki kemungkinan kebenaran. Tidak ada satu kata pun dalam Kitab Suci atau dalam tradisi para rasul yang mengindikasikan bahwa Petrus telah kehilangan jabatannya sebagai rasul, dan bahwa teori ini telah mengacuhkan kenyataan bahwa pada peristiwa kebangkitan Kristus, dia menerima kuasa apostolik yang sama dengan kesebelas rasul lainnya. Pernyataan St. Cyril yang bersahaja ini sama sekali tidak bermaksud untuk menentang kekuasaan patristic mengenai pandangan lainnya (catatan: St. Cyril tidak bermaksud menurunkan wibawa Petrus, sehingga memberi kesempatan untuk menyatakan bahwa Petrus tidak layak menerima imamat tertinggi). Melainkan bahwa interpretasi seperti demikian ini seharusnya telah membuktikan secara sah betapa sulitnya bagi para protestan untuk memahami naskah tersebut.

Ajaran Bapa-bapa Gereja Mengenai Supremasi Roma

Berikutnya akan disajikan kutipan dari ajaran-ajaran bapa-bapa Gereja, yang membuktikan bahwa sejak jaman Gereja Perdana pun iman apostolik mengakui dan tunduk pada otoritas tertinggi yang dimiliki oleh Gereja Katolik Roma (Uskup Roma) sebagai penerus dari "takhta Petrus", sebagaimana telah diuraikan di atas berdasarkan bukti-bukti Kitab Suci.

107 AD
St. Ignatius of Antioch, The Epistle of Ignatius to the Romans

Ignatius, who is also called Theophorus, to the Church which has obtained mercy, through the majesty of the Most High Father, and Jesus Christ, His only-begotten Son; the Church which is beloved and enlightened by the will of Him that wills all things which are according to the love of Jesus Christ our God, which also presides in the place of the region of the Romans, worthy of God, worthy of honour, worthy of the highest happiness, worthy of praise, worthy of obtaining her every desire, worthy of being deemed holy, and which presides over love (prokathemene tes agapes), is named from Christ, and from the Father, which I also salute in the name of Jesus Christ, the Son of the Father: to those who are united, both according to the flesh and spirit, to every one of His commandments; who are filled inseparably with the grace of God, and are purified from every strange taint, [I wish] abundance of happiness unblameably, in Jesus Christ our God.

Terjemahan:
Ignatius, yang juga disebut Theoforus, kepada Gereja yang telah mengalami belas kasihan di dalam kebesaran Allah Bapa dan Yesus Kristus, PuteraNya yang tunggal, yang mengatasi segalanya, Gereja yang dikehendaki oleh Dia yang menghendaki semua yang ada, yang terkasih dan yang diterangi melalui iman dan kasih Yesus Kristus Tuhan kita; yang memimpin di tempat terutama dalam kekuasaan Roma, sebuah Gereja yang layak bagi Tuhan, layak dihormati, layak diberi ucapan selamat, layak dipuji, layak menerima sukses, layak menerima pengudusan, dan memimpin di dalam kasih, mempertahankan hukum Kristus, dan mengemban nama Allah Bapa: kepadanya [Gereja Roma] aku memberi hormat di dalam nama Yesus Kristus Putera Bapa. Ucapan selamat dari hati karena sukacita yang tak tertandingi di dalam Yesus Kristus Tuhan kita, kepada mereka yang dipersatukan di dalam daging dan roh dengan setiap perintahNya; yang tetap menikmati kepenuhan kasih karunia Allah dan dijauhkan dari setiap noda asing, [saya berharap] kelimpahan kebahagiaan tak tercela, di dalam Yesus Kristus Tuhan kita.

Catatan:
St. Ignatius adalah murid langsung dari rasul Yohanes penginjil. Jadi bisa dipastikan bahwa iman St. Ignatius adalah iman apostolik, yang diterima langsung dari rasul Yohanes, salah satu dari ke-12 rasul pertama.
Surat St. Ignatius kepada Gereja Roma, menyampaikan perjuangan St. Ignatius dan Gereja Syria, mengisahkan bagaimana St. Ignatius sudah siap menghadapi kematian sebagai martir Kristus, dan juga memohon dukungan doa untuk Gereja Syria. Terlepas dari isi dari surat ini, kita cermati dalam sapaan pembuka St. Ignatius kepada Gereja Roma, bahwa St. Ignatius menyebut Gereja Roma sebagai Gereja yang unggul / berkuasa atas persaudaraan di dalam kasih ("which preside over love").
Melihat konteks kalimat dan penggunakan kata "preside over love", hal ini berarti bahwa Gereja Roma memiliki otoritas atas persaudaran dalam kasih, dengan kata lain bahwa Gereja Roma memiliki otoritas atas seluruh Gereja lainnya. Hal ini dikuatkan dengan kalimat berikutnya di mana St. Ignatius meneruskan sapaannya kepada mereka yang dalam persekutuan dengan Gereja Roma ini ("to those who are united")

180 AD
St. Iranaeus,
Against Heresies (Book III, Chapter 3)

2. Since, however, it would be very tedious, in such a volume as this, to reckon up the successions of all the Churches, we do put to confusion all those who, in whatever manner, whether by an evil self-pleasing, by vainglory, or by blindness and perverse opinion, assemble in unauthorized meetings; [we do this, I say,] by indicating that tradition derived from the apostles, of the very great, the very ancient, and universally known Church founded and organized at Rome by the two most glorious apostles, Peter and Paul; as also [by pointing out] the faith preached to men, which comes down to our time by means of the successions of the bishops. For it is a matter of necessity that every Church should agree with this Church, on account of its preeminent authority, that is, the faithful everywhere, inasmuch as the tradition has been preserved continuously by those [faithful men] who exist everywhere.

Terjemahan:
Karena adalah terlalu panjang untuk dibahas di buku ini, untuk menuliskan suksesi [jalur apostolik] dari semua Gereja-gereja, kami menyalahkan mereka semua yang, dengan cara apapun, entah karena kesenangan diri sendiri yang jahat, karena mencari kemuliaan diri sendiri, atau karena ketidaktahuan dan pendapat yang keliru, bergabung dengan pertemuan-pertemuan yang tidak sah; [kami melakukan ini, aku mengatakan] dengan menunjukkan bahwa tradisi diperoleh dari para rasul, dari Gereja yang sangat besar, sangat tua, sangat luas dikenal sebagai Gereja yang didirikan dan dipimpin di Roma oleh kedua Rasul yang mulia, Petrus dan Paulus; sebagai iman yang dikhotbahkan kepada manusia, yang sampai kepada jaman kita oleh karena suksesi para uskup. Sebab adalah suatu kepastian bahwa setiap Gereja harus setuju dengan Gereja ini [Gereja Roma], oleh karena otoritasnya yang utama, yaitu atas semua umat beriman di manapun berada, sepanjang tradisi apostolik telah dipertahankan oleh mereka [para uskup] yang ada di mana-mana.

Catatan:
Dalam tulisan di buku III bab 3 ini, St. Irenaeus sedang melawan para bidaah dan sedang menekankan fakta bahwa dalam semua Gereja, suksesi apostolik para uskup secara abadi tetap dipelihara.
Yang menarik, St. Iranaeus menyatakan bahwa semua Gereja harus tunduk kepada Gereja Roma, dikarenakan otoritas yang unggul atas semua umat beriman di mana saja seturut tradisi yang telah dipelihara secara terus menerus oleh semua orang beriman.

250 AD
St. Cyprian of Carthage, Epistle 51 - to Antonius,

Moreover, Cornelius was made bishop by the judgment of God and of His Christ, by the testimony of almost all the clergy, by the suffrage of the people who were then present, and by the assembly of ancient priests and good men, when no one had been made so before him, when the place of Fabian, that is, when the place of Peter and the degree of the sacerdotal throne was vacant; which being occupied by the will of God, and established by the consent of all of us, whosoever now wishes to become a bishop, must needs be made from without; and he cannot have the ordination of the Church who does not hold the unity of the Church.


Terjemahan:
Lebih lanjut, Cornelius diangkat sebagai uskup berdasar keputusan Allah dan Kristus, berdasar kesaksian hampir semua klergi, dipilih oleh orang-orang yang hadir pada waktu itu, dan oleh kumpulan imam-imam kuno dan orang-orang saleh, ketika tidak seorangpun telah dipilih sebelum dia, ketika jabatan Fabian, yaitu ketika jabatan Petrus dan tahkta keuskupan tertinggi sedang kosong; yang sekarang telah diisi oleh kehendak Allah, dan didirikan atas sepengetahuan kita semua, maka siapapun yang sekarang ingin menjadi uskup, sejatinya dia harus diangkat tanpa-nya (catatan: tanpa persekutuan dengan takhta ini), dan dia tidak dapat memperoleh tahbisan dari Gereja karena dia dia tidak memiliki persekutuan dengan Gereja.


Catatan:
St. Cyprian adalah uskup Carthage, dan menarik untuk dicatat bahwa keuskupan Carthage secara yuridis berada di bawah Gereja Alexandria. Pada waktu surat ini dituliskan, penganiayaan terhadap Gereja sedang mereda. Sebelumnya, orang-orang kristen dipaksa untuk meninggalkan iman mereka, dan mereka dieksekusi jika tetap memegang iman kristen. Paus terakhir pada masa penganiayaan itu, yaitu paus Fabian, baru saja dieksekusi, dan kursi Petrus pada waktu itu telah kosong. Ketika penganiayaan ini mereda, Gereja dapat melakukan pemilihan lagi, dan paus Cornelius yang saleh telah dipilih, meskipun paus Cornelius pada waktu itu tidak menghendakinya. Tapi pada saat yang hampir bersamaan, di tempat lain, Novatus telah diangkat oleh pendukung-pendukungnya sebagai paus, dan tentu saja Novatus adalah anti-paus dan tidak sah sebagai penerus Petrus bagi Gereja. Dan kecenderungan untuk orang-orang mengambil jabatan dalam Gereja juga terjadi di mana-mana, dan banyak orang yang mengangkat dirinya sendiri atau diangkat oleh pendukung-pendukungnya sebagai uskup dalam Gereja.
Itulah sebabnya, dalam kutipan di atas, St. Cyprian menjelaskan kepada Antonius mengenai Cornelius yang telah dipilih dan secara sah telah menjadi paus sejati untuk memimpin  Gereja, dan orang-orang yang berdasar kepentingan dan nafsu pribadi ingin menjadi uskup harus mengangkat diri sendiri tanpa persetujuan Gereja, tapi mereka tidak akan pernah mendapat tahbisan dari Gereja karena tanpa persekutuan dengan Gereja hal ini tidak mungkin bisa terlaksana.
Terlepas dari isi dari surat ini, tulisan St. Cyprian ini telah membuktikan bahwa persekutuan dengan Gereja Roma, di mana penerus jabatan Petrus duduk di sana, adalah mutlak diperlukan bagi Gereja manapun.

250 AD
St. Cyprian, Epistle 54 - to Cornelius.

� � � After such things as these, moreover, they still dare� a false bishop having been appointed for them by, heretics� to set sail and to bear letters from schismatic and profane persons to the throne of Peter, and to the chief church whence priestly unity takes its source; and not to consider that these were the Romans whose faith was praised in the preaching of the apostle, to whom faithlessness could have no access� � �
http://www.newadvent.org/fathers/050654.htm


Terjemahan:
� � �Setelah semua hal ini, terlebih lagi, mereka masih berani � seorang uskup palsu yang diangkat bagi mereka, oleh bidaah � untuk berangkat dan membawa surat-surat dari skismatik dan menghina orang-orang di bawah persekutuan dengan takhta Petrus, dan kepada sang pemimpin Gereja dimana persatuan para imam bersumber darinya; dan tidak memandang bahwa mereka dahulunya adalah orang-orang Romawi yang imannya dipuji dalam ajaran-ajaran para rasul, dimana ketidak-percayaan tidak dapat memasukinya� � �


Catatan:
Dalam suratnya ini, St. Cyprian, yang adalah uskup Carthage, memperingati Paus Cornelius untuk tidak mengindahkan hasutan dari Felicissimus dan Fortunatus yang adalah pemimpin dari gerakan skismatik di Carthage, yang mendatangi Roma untuk memperoleh dukungan dalam melawan St. Cyprian. Mereka ini memiliki pandangan yang berbeda dengan St. Cyprian dalam menghadapi para orang-orang murtad atau para pendosa yang bertobat dan hendak kembali ke Gereja. Mereka tidak setuju dengan St. Cyprian yang menerima kembali para pendosa ini.
Yang patut disoroti dari surat ini, St. Cyprian mengatakan bahwa orang-orang ini berani menghina orang-orang yang bersekutu dengan takhta Petrus (mengacu pada St. Cyprian dan pengikut-pengikutnya), dan juga berani menghina pemimpin Gereja (the chief church), mengacu pada Paus Cornelius, di mana menurut St. Cyprian, persatuan para imam bersumber pada sang pemimpin (paus).
Terlihat jelas dari surat ini, bahwa persekutuan dengan Roma, sebagaimana St. Cyprian bersekutu dengan Roma, adalah mutlak diperlukan bagi Gereja dalam menghadapi serangan-serangan dari skismatik dan bidaah.

251 AD
St. Cyprian, Treatise 1 � On the Unity of the Church.

� � �
4. If any one consider and examine these things, there is no need for lengthened discussion and arguments. There is easy proof for faith in a short summary of the truth. The Lord speaks to Peter, saying, �I say unto you, that you are Peter; and upon this rock I will build my Church, and the gates of hell shall not prevail against it. And I will give unto you the keys of the kingdom of heaven; and whatsoever you shall bind on earth shall be bound also in heaven, and whatsoever you shall loose on earth shall be loosed in heaven.� And again to the same He says, after His resurrection, �Feed my sheep.� And although to all the apostles, after His resurrection, He gives an equal power, and says, �As the Father has sent me, even so send I you: Receive the Holy Ghost: Whose soever sins you remit, they shall be remitted unto him; and whose soever sins you retain, they shall be retained; �John 20:21 yet, that He might set forth unity, He arranged by His authority the origin of that unity, as beginning from one. Assuredly the rest of the apostles were also the same as was Peter, endowed with a like partnership both of honour and power; but the beginning proceeds from unity. Which one Church, also, the Holy Spirit in the Song of Songs designated in the person of our Lord, and says, �My dove, my spotless one, is but one. She is the only one of her mother, elect of her that bare her.� Song of Songs 6:9 Does he who does not hold this unity of the Church think that he holds the faith? Does he who strives against and resists the Church trust that he is in the Church, when moreover the blessed Apostle Paul teaches the same thing, and sets forth the sacrament of unity, saying, �There is one body and one spirit, one hope of your calling, one Lord, one faith, one baptism, one God? �Ephesians 4:4
http://www.newadvent.org/fathers/050701.htm


Terjemahan:
Jika siapapun menimbang dan mempelajari semuanya ini, maka tidak diperlukan lagi memperpanjang diskusi dan argumentasi. Ada cara mudah untuk membuktikan iman yang benar melalui ringkasan tentang kebenaran. Tuhan bersabda kepada Petrus: �Aku berkata kepadamu, engkau adalah Petrus, dan di atas batu karang ini aku akan mendirikan GerejaKu, dan gerbang maut tidak akan berkuasa atasNya. Dan aku akan memberikan kepadamu kunci kerajaan surga, dan apapun yang engkau ikat di bumi akan diikat di surga, dan apapun yang engkau lepaskan di bumi akan dilepaskan di surga.� Dan sekali lagi kepada orang yang sama Dia bersabda, setelah kebangkitanNya: �Gembalakan domba-dombaKu�. Dan meskipun kepada semua rasul, setelah kebangkitanNya, dia memberikan kuasa yang sama, dan bersabda: �Seperti BapaKu telah mengutus Aku, demikian pula Aku mengutus engkau: Terimalah Roh Kudus: siapapun yang dosanya engkau ampuni, mereka telah diampuni, dan siapapun yang engkau nyatakan dosanya masih ada, dosanya masih ada (Yoh 20 : 21); namun demikian, agar Dia dapat mendirikan persatuan, Dia membuat melalui kuasaNya suatu sumber dari persatuan itu, sebagai permulaan dari Gereja yang Satu. Dapat dipastikan bahwa semua rasul lainnya adalah sama seperti Petrus, dipercayai untuk memegang tugas yang sama baik dalam hal kehormatan maupun kuasa, tapi permulaan ini berasal dari persatuan. Gereja yang Satu itu juga lah, yang oleh Roh Kudus dalam kitab Kidung Agung dinyatakan di dalam pribadi Tuhan kita, bersabda: Engkau merpatiKu, yang tidak bernoda, adalah satu. Dia adalah anak satu-satu dari ibunya, yang dipilih dari yang dilahirkannya� (Kidung Agung 6 : 9). Apakah dia yang tidak memiliki persatuan dengan Gereja mengira bahwa dia memiliki iman? Apakah dia yang melawan dan menentang Gereja mempercayai bahwa dia di dalam Gereja, terlebih lagi ketika rasul Paulus yang terberkati mengajarkan hal yang sama, dan menyatakan sakramen persatuan, dengan berkata: �Hanya satu tubuh dan roh, satu harapan dari seruanmu, satu Tuhan, satu iman, satu baptisan, satu Allah�? (Ef 4 : 4)


Catatan:
Ketika skisma Novatian, yaitu skisma yang dipelopori oleh anti-paus Novatian dan pengikut-pengikutnya semakin meresahkan umat, St. Cyprian menuliskan pernyataan-pernyataan untuk memberikan tuntunan bagi umat agar tidak terhanyut oleh ajaran-ajaran palsu. Dalam paragraf-paragraf pendahulu dari kutipan di atas, St. Cyprian memperingatkan dan mewanti-wanti umat untuk waspada terhadap jeratan �sang ular�, yang menurutnya lebih berbahaya dari penganiayaan dari penguasa atau serangan terbuka dari musuh-musuh Gereja, karena �sang ular� menyerang secara diam-diam dengan tipuan-tipuan yang seolah-olah menawarkan damai dan suka cita surgawi. Secara khusus St. Cyprian menekankan agar berhati-hati terhadap skisma dan ajaran-ajaran bidaah.
Di sini disajikan kutipan dari tulisan St. Cyprian, yang mengajarkan bahwa cara mudah untuk melawan skisma dan bidaah, adalah dengan memegang amanat Tuhan Yesus, bahwa Tuhan telah menjadikan Petrus sebagai dasar dari persatuan Gereja, bahwa sekalipun semua rasul diberi kuasa yang sama baik dalam hal kehormatan dan otoritas, tetapi semuanya itu bersumber dari persatuan dengan Sang Batu Karang, yaitu Petrus dan penerus Petrus, tidak lain dan tidak bukan adalah Paus Roma.

367 AD
St. Optatus of Milevis,
Against the Donatist

... ... ...
You cannot then deny that you do know that upon Peter first in the City of Rome was bestowed the Episcopal Cathedra, on which sat Peter, the Head of all the Apostles (for which reason he was called Cephas), that, in this one Cathedra, unity should be preserved by all, lest the other Apostles might claim----each for himself----separate Cathedras, so that he who should set up a second Cathedra against the unique Cathedra would already be a schismatic and a sinner.
... ... ...
http://www.tertullian.org/fathers/optatus_02_book2.htm#27


Terjemahan:
Kamu tidak dapat memungkiri bahwa kamu tahu di atas Petrus lah pertama kali Singgasana Keuskupan didirikan di Roma, di mana Petrus duduk sebagai Kepala dari para rasul / uskup (oleh karena inilah dia disebut sebagai Kephas); bahwa dalam Singgasana ini lah persatuan Gereja dapat dipelihara oleh semua, agar tidak ada rasul / uskup manapun yang akan meng-klaim untuk dirinya sendiri singgasana terpisah, dan dia yang mendirikan singgasana kedua untuk melawan Singgasana yang istimewa ini akan menjadi skisma sekaligus seorang pendosa.


Catatan:
Dalam tulisannya ini, St. Optatus dalam menghadapi skisma Donatist, secara jelas dan gamblang menghardik skisma ini dengan menyuguhkan fakta bahwa singgasana episkopal, hanya didirikan di Roma, dipegang oleh Petrus dan penerusnya, dan khusus didirikan agar tidak ada rasul / uskup manapun mendirikan singgasana tandingan di kemudian hari, agar persatuan seluruh Gereja tetap terpelihara.
St. Optatus secara tegas mengatakan bahwa siapapun yang mendirikan singgasana tandingan, dengan sendirinya telah melakukan mengakibatkan skisma dan dia telah melakukan dosa.

388 AD
Concerning Repentance, Book I,
Chapter 7 - against the Novatians.
St. Ambrose of Milan

� � �
You said to Peter when he excused himself from having his feet washed by You: �If I wash not your feet, you will have no part with Me.� (John 13:8) What fellowship, then, can they have with You, who receive not the keys of the kingdom of heaven, saying that they ought not to remit sins?
And this confession is indeed rightly made by them*, for they* have not the succession of Peter, who hold not the chair of Peter, which they rend by wicked schism; and this, too, they do, wickedly denying that sins can be forgiven even in the Church, whereas it was said to Peter: �I will give unto you the keys of the kingdom of heaven, and whatsoever you shall bind on earth shall be bound also in heaven, and whatsoever you shall loose on earth shall be loosed also in heaven.� (Matthew 16:19)

� � �

Terjemahan:
Engkau (Tuhan Yesus) bersabda kepada Petrus ketika dia menolak Engkau membasuh kakinya: �Jika Aku tidak membasuh kakimu, engkau tidak mendapat bagian di dalamKu� (Yoh 13 : 8). Persekutuan seperti apa yang mereka punya dengan Engkau, mereka yang tidak menerima kunci kerajaan surga, mengatakan bahwa mereka tidak seharusnya mengampuni dosa?
Benarlah pengakuan mereka ini, karena mereka tidak memiliki suksesi dari Petrus, mereka yang tidak duduk di kursi Petrus, yang diakibatkan oleh skisma mereka yang jahat; dan hal ini juga lah yang mereka lakukan, mereka dengan jahatnya menyangkal bahwa dosa-dosa dapat diampuni di Gereja, padahal Tuhan telah bersabda kepada Petrus: �Aku memberikan kepadamu kunci kerajaan surga, dan apapun yang engkau ikat di bumi akan diikat di surga, dan apapun yang engkau lepas di bumi akan dilepas di surga (Mat 16 : 19).


Catatan:
St. Ambrose dari Milan, dalam tulisannya di atas, sedang memposisikan dirinya berbicara kepada Tuhan Yesus, mengenai skisma Novatian (catatan: Novatian adalah anti paus, yang diangkat secara tidak sah sebagai paus melawan paus Cornelius). Dalam skisma ini, Novatian mengajarkan bahwa dia dan para klergi pengikut-pengikutnya tidak seharusnya memberikan pengampunan kepada para pendosa.
Dengan jelas St. Ambrose menyatakan bahwa Novatian ini tidak memiliki suksesi Petrus, dan bahwa Gereja yang memiliki persatuan dengan suksesi Petrus lah yang dapat mengampuni dosa karena mereka lah yang sebenarnya memegang kunci kerajaan surga.

389 AD
"Commentary on Twelve Psalms of David"
St. Ambrose of Milan.

"It is to Peter that He says: 'You are Peter, and upon this rock I will build My Church' (Matthew 16:18). Where Peter is, there is the Church. And where the Church, no death is there, but life eternal."


Terjemahan:
Kepada Petrus lah Tuhan bersabda: �Engkau adalah Petrus, dan di atas batu karang ini Aku akan mendirikan GerejaKu (Mat 16 : 18). Di mana Petrus berada, di sana lah Gereja berada. Dan di mana Gereja berada, tidak akan ada maut, melainkan hidup yang kekal.

Catatan:
Singkat, padat, dan jelas! St. Ambrose mengajarkan bahwa di mana ada Petrus dan penerus Petrus yang memimpin Gereja, maka Gereja yang dipimpinnya itu tidak akan dikuasai maut dan dapat menghantar umat menuju ke hidup yang kekal.

389 AD
Exposition of the Christian Faith, Book IV
St. Ambrose of Milan, 389 AD

� � �
Moreover, that you may know that it is after His Manhood that He entreats, and in virtue of His Godhead that He commands, it is written for you in the Gospel that He said to Peter: �I have prayed for you, that your faith fail not.� Luke 22:32 To the same Apostle, again, when on a former occasion he said, �You are the Christ, the Son of the living God,� He made answer: �You are Peter, and upon this Rock will I build My Church, and I will give you the keys of the kingdom of heaven.� Matthew 16:18 Could He not, then, strengthen the faith of the man to whom, acting on His own authority, He gave the kingdom, whom He called the Rock, thereby declaring him to be the foundation of the Church? Consider, then, the manner of His entreaty, the occasions of His commanding. He entreats, when He is shown to us as on the eve of suffering: He commands, when He is believed to be the Son of God.
� � �

Terjemahan:
Terlebih lagi, agar engkau tahu bahwa dari kemanusianNya Dia meminta, dan dalam kebajikan KeilahianNya Dia memerintahkan, hal ini ditulis bagimu dalam Injil bahwa Dia bersabda kepada Petrus: �Aku telah berdoa untukmu, agar imanmu tidak gugur� (Luk 22 : 32). Kepada rasul yang sama, sekali lagi, ketika dalam kejadian sebelumnya dia bersaksi: �Engkau adalah Kristus, Anak Allah yang hidup�, Dia menjawab: �Engkau adalah Petrus, dan di atas batu karang ini Aku akan mendirikan GerejaKu, dan aku memberikan kepadamu kunci kerajaan surga.� (Mat 16 : 18). Tidak kah Dia mampu untuk menguatkan iman seseorang yang, bertindak atas otoritasNya sendiri, Dia memberikan kerajaan kepadanya, kepada orang yang Dia sebut sebagai �Sang Karang�, dan oleh karenanya menyatakan bahwa dia (Petrus) menjadi landasan / pondasi Gereja? Ingatlah akan permintaanNya ini, yang dinyatakan dalam perintahNya. Dia meminta, ketika Dia dikisahkan dalam malam sebelum penderitaanNya: Dia memerintahkan (kepada Petrus), ketika Dia diimani sebagai Anak Allah.


Catatan:
Dalam bukunya ini (�Penjelasan Iman Kristen�), St. Ambrose yang adalah uskup agung Milan di abad ke4, memenuhi permintaan Kaisar Gratian yang menginginkan penjelasan dan pembuktian mengenai keilahian Kristus. Dalam buku ke-4 nya ini, St. Ambrose menjelaskan bahwa kebenaran mengenai Keilahian Kristus tidak diketahui siapapun, bahkan para malaikat pun tidak mengetahuinya, jika tidak dianugerahi pengetahuan ini oleh Bapa. Dalam kutipan ini, seperti yang kita semua imani, kesaksian iman Petrus adalah anugerah dari Bapa, bahwa Petrus dapat bersaksi mengenai siapa Kristus sesungguhnya.
Dan sekali lagi, dalam ajarannya ini, St. Ambrose sekali lagi mengajarkan bahwa Petrus, dan juga penerus-penerusnya yang adalah paus Roma, adalah pondasi bagi Gereja, pemegang kunci kerajaan surga.

Against Jovinianus, Book I,
St. Jerome, 409 AD

... ... ... But you say, (Matthew 16:18) the Church was founded upon Peter: although elsewhere the same is attributed to all the Apostles, and they all receive the keys of the kingdom of heaven, and the strength of the Church depends upon them all alike, yet one among the twelve is chosen so that when a head has been appointed, there may be no occasion for schism ... ... ...
http://www.newadvent.org/fathers/30091.htm


Terjemahan:
... ... ... Tetapi engkau berkata, (Mat 16 : 18) bahwa Gereja didirikan di atas Petrus: meskipun kuasa yang sama diberikan kepada semua rasul, dan mereka semua menerima kunci kerajaan surga, dan kekuatan Gereja bersandar pada semua rasul, tetapi satu di antara 12 rasul telah dipilih, sehingga ketika seorang pemimpin telah ditunjuk, tidak akan ada celah bagi skisma ... ... ...


Catatan:
Pada waktu itu, Jovianus mempublikasikan buku yang memuat pemikiran kontroversial bahwa keperawanan tidak lebih berharga di mata Tuhan daripada seseorang yg menikah. St. Jerome sebaliknya, menyatakan pendapat bahwa keperawanan lebih berharga di mata Tuhan. Mereka masing-masing membandingkan antara rasul Petrus yang menikah dengan rasul Yohanes yang tetap perawan.
Jovianus berpendapat bahwa Petrus yang menikah telah ditunjuk sebagai pemimpin para rasul, menunjukkan bahwa keperawanan tidak diperhitungkan oleh Tuhan.
Tetapi St. Jerome berpendapat bahwa Tuhan memiliki pertimbangan lain mengapa Petrus yang dipilih, dan bukan Yohanes.
Terlepas dari topik utama dari perbedaan pendapat antara Jovianus dan St. Jerome, dapat kita lihat bahwa di abad ke4 pun diimani bahwa Petrus telah ditunjuk sebagai pemimpin di antara para rasul agar skisma tidak terjadi. Dan menurut logika, skisma harus dihindari sampai kapan pun, jadi penerus Petrus (yaitu paus sebagai uskup Roma) adalah pemimpin dari semua para rasul yang masing-masing mengepalai Gereja-Gereja di seluruh dunia.

Book V, Letter 43
St. Gregory the Great, ca 600 AD

... ... ...Now eight years ago, in the time of my predecessor of holy memory [Pope] Pelagius, our brother and fellow bishop John in the city of Constantinople [John the Faster was the Patriarch of the See of Constantinople], seeking occasion from another cause, held a synod in which he attempted to call himself Universal Bishop. Which as soon as my said predecessor [Pope Pelagius] knew, he dispatched letters annulling by the authority of the holy apostle Peter the acts of the said synod; of which letters I have taken care to send copies to your Holiness... ... ...


Terjemahan:
... ... ...Delapan tahun yang lalu, di masa pendahulu saya dalam kenangan akan Paus Pelagius, saudara kita dan sesama rekan uskup John dari kota Konstantinopel (John the Faster adalah patriakh dari Takhta Konstantinopel), mencari kesempatan dari alasan yang lain, menggelar sebuah sinode di mana dia berusaha untuk mengangkat dirinya sebagai uskup universal. Di mana ketika pendahulu saya (Paus Pelagius) mengetahuinya, dia mengeluarkan surat untuk membatalkan keputusan sinode tersebut dengan menggunakan otoritas dari rasul Petrus yang kudus; yang salinan suratnya telah saya kirimkan kepada Anda yang mulia... ... ...


Catatan:
Surat Paus St. Gregorius Agung ini adalah bukti yang tidak terbantahkan akan supremacy (bukan lagi sekedar primacy) Gereja Roma atas Gereja-Gereja lain di dunia. Paus Gregorius mengambil contoh otoritas Paus Pelagius (sekitar tahun 550 M) yang menggunakan otoritas "kursi Petrus" untuk membatalkan keputusan sinode di Konstantinopel yang mengangkat Patriakh John the Faster sebagai uskup universal. Dan di paragraf berikutnya, Paus Gregorius Agung juga menegaskan bahwa gelar Uskup Universal telah dipercayakan kepada Patriakh Gereja Roma, dan menyarankan Uskup (Patriakh) Alexandria dan Uskup (Patriakh) Antiokia untuk tidak menyebut siapapun sebagai uskup universal agar tidak merendahkan martabat mereka selaku pemegang Takhta Apostolik Alexandria dan Antiokia dan juga untuk menjaga keharmonisan dalam struktur / hierarki Gereja universal.

Book IX, Letter 59
St. Gregory the Great, ca 600 AD

... ... ... for, as to his saying that he is subject to the Apostolic See, if any fault is found in bishops, I know not what bishop is not subject to it. But when no fault requires it to be otherwise, all according to the principle of humility are equal... ... ...
http://www.newadvent.org/fathers/360209059.htm


Terjemahan:
... ... ...Karena menurut ucapannya sendiri (mengacu pada uskup tertinggi Gereja Byzacene) bahwa dia adalah subject (tunduk kepada) Takhta Apostolik, bahwa jika ada kesalahan ditemukan dalam diri uskup-uskup, saya tidak mengetahui satu pun uskup yang tidak tunduk kepadanya (Takhta Apostolik). Tetapi ketika tidak ada kesalahan yang mengharuskan sebaliknya, maka semua uskup adalah setara menurut prinsip kesahajaan... ... ...

Catatan:
Dalam suratnya kepada John (uskup Syracuse) ini, Paus Gregorius Agung mengacu pada Primate (uskup tertinggi) Gereja Byzacene yang sedang dihadapkan pada penghakiman eclesiastical atas pelanggaran yang dilakukannya. Paus Gregorius Agung adalah seorang paus yang bersahaja, dan dia sangat menghargai rekan-rekannya sesama uskup dari Gereja mana saja, dan selalu menekankan kesetaraan mereka dalam kekuasaan apostolik sesuai jabatan rasul yang dimiliki masing-masing uskup. Tetapi dalam suratnya ini, Paus Gregorius secara jelas menekankan bahwa jika ada uskup (pemangku jabatan rasul) didapati memiliki kesalahan, maka tidak ada satu pun uskup yang tidak tunduk pada Takhta Apostolik, yaitu Gereja Roma.

Letter to Peter
St. Maximus the Confessor, 650AD

... ... ... For he (Pyrrhus) only speaks in vain who thinks he ought to persuade or entrap persons like myself, and does not satisfy and implore the blessed pope of the most holy Church of the Romans, that is, the Apostolic see, which from the incarnate Son of God Himself, and also by all holy synods, according to the holy canons and definitions, has received universal and supreme dominion, authority and power of binding and loosing over all the holy Churches of God which are in the whole world � for with it the Word who is above the celestial powers binds and looses in heaven also... ... ...
http://www.newadvent.org/cathen/10078b.htm


Terjemahan:
... ... ... Karena Pyrrhus berbicara dalam kesia-siaan jika dia berpikir dapat meyakinkan atau menjebak orang-orang seperti saya, dan tidak mematuhi dan memohon bantuan dari yang terberkati paus Gereja Roma yang paling kudus, yang merupakan takhta apostolik, yang oleh Anak Allah yang berinkarnasi sendiri, dan juga oleh semua sinode kudus, telah menerima dominasi yang universal dan unggul, otoritas dan kuasa untuk mengikat dan melepas, di atas semua Gereja Kudus Allah yang tersebar di seluruh dunia - di mana melalui hal ini Sang Sabda yang mengatasi semua kuasa di surga, juga mengikat dan melepas yang di surga... ... ...


Catatan:
Mungkin, sebagaimana Gereja Timur menilai hal ini, surat dari St. Maximus kepada Petrus ini bukan lah bukti yang sahih, dikarenakan bahwa tidak ditemukan naskah asli dari surat ini dalam bahasa Yunani, bahasa yang digunakan oleh St. Maximus.
Tapi dalam catatan dokumen Gereja Barat, ditemukan salinan naskah surat ini dalam bahasa Latin, dan ini juga merupakan salah satu bukti dan landasan iman katolik akan "Supremasi Roma".
Petrus, yang pada waktu itu adalah gubernur Syria, mengirim surat kepada St. Maximus mengenai Pyrrhus berkaitan dengan heresy (berkaitan heresy ajaran Paus Honorius sebelumnya). Terlepas dari topik utama dari surat ini, di sini terlihat jelas bahwa St. Maximus menekankan bahwa para heretic ini (yang berusaha meyakinkan para klergi termasuk St. Maximus), jika para heretic tidak memperoleh restu dari Gereja Roma, yang memiliki dominasi tertinggi dan universal, serta otoritas untuk mengikat dan melepas ajaran-ajaran di dunia dan di surga, maka usaha para heretics itu adalah sia-sia belaka.


KESIMPULAN
Kedudukan St. Petrus setelah kenaikan Tuhan, seperti yang dikisahkan dalam Kisah Para Rasul, menjadi kepenuhan dari perutusan agung yang dianugerahkan kepadanya. Dia adalah pemimpin yang pertama dari para rasul, bukan sekedar primus inter pares, tetapi kepala Gereja yang tidak terbantahkan.

Jika Kristus, seperti yang telah kita lihat di atas, mendirikan GerejaNya sebagai sebuah komunitas yang tunduk pada satu pemimpin utama, hal ini adalah natural jika jabatan pemimpin ini adalah abadi, dan tidak mungkin hanya merupakan ciri khas  sementara yang muncul sekali saja sepanjang perjalanan Gereja. Karena Gereja akan memiliki organisasi yang sama sampai akhir nanti seperti yang telah didirikan oleh Kristus. Dan dalam sebuah komunitas yang ter-organisir, konsitusi (susunan organisasi) lah yang menjadi ciri utamanya. Perubahan dalam konstitusi (susunan organisasi) akan mengubah komunitas tersebut menjadi organisasi yang berbeda. Jika Gereja mengambil bentuk konstitusi yang berbeda dari yang Kristus berikan kepadanya, maka Gereja tidak lagi menjadi KaryaNya. Gereja tidak lagi menjadi Kerajaan Surgawi yang didirikan olehNya. Sebagai sebuah komunitas, gereja ini atelah melalui perubahan yang hakiki, dan oleh karenanya telah menjadi insitusi duniawi, bukan lagi surgawi.
Tidak seorangpun yang mengimani bahwa Kristus ketika datang kembali ke dunia untuk menemukan sebuah Gereja,  sebuah komunitas terorganisir yang ditetapkan untuk bertahan selamanya, dapat mengakui kemungkinan adanya perubahan organisasi dari yang diberikan oleh PendiriNya.

Kesimpulan yang sama, bahwa melalui pernyataan Kristus, supremasi dari Petrus dimaksudkan untuk tetap ada. Kristus telah memberikan kepada Gereja kekuatan untuk melawan musuh-musuhNya, agar gerbang maut tidak berkuasa atasNya. Peperangan melawan kuasa jahat tidak hanya terjadi pada jaman Gereja Perdana saja. Ini adalah peperangan abadi yang dilawan oleh Gereja. Oleh karenanya, selama berabad-abad kedudukan Petrus harus tetap dijaga dalam Gereja, agar Gereja dapat bertahan dalam perjuanganNya yang panjang.

Semua analisa Sabda Kristus di atas telah menunjukkan bahwa kedudukan kepala tertinggi yang abadi adalah untuk diimani di antara kebenaran-kebenaran lainnya yang diungkapkan dalam Kitab Suci. Janji Kristus kepada Petrus tidak dimaksudkan hanya sebagai hak istimewa pribadi yang dimiliki oleh Petrus seorang, tetapi didirikan sebagai jabatan yang permanen dalam Gereja. Dalam hal ini, Sabda Kristus dipahami secara serupa oleh bapa-bapa gereja, baik dari Latin (Barat) maupun dari Yunani (Timur).

Recent Post