Latest News

Wednesday, December 30, 2015

Di Bogor, Puluhan Terompet Bertuliskan Lagu Rohani Katolik Disita

Puluhan terompet bertuliskan ayat Alquran dan lirik lagu rohani Katolik yang disita aparat

BOGOR - Tak hanya bertuliskan ayat Alquran, puluhan terompet yang ditemukan di Bogor Tengah, Bogor, Jawa Barat, juga bertuliskan lirik lagu rohani Katolik. Sebanyak 47 terompet itu ditemukan anggota Komando Rayon Militer (Koramil) 0601/Bogor Tengah.

Komandan Koramil 0601/Bogor Tengah Kapten Infanteri Eka Purnama mengatakan, puluhan terompet bertuliskan ayat Alquran dan lirik lagu rohani Katolik itu ditemukan dari seorang pedagang di depan Bogor Plaza, Jalan Suryakancana, Kelurahan Babakan Pasar, Bogor Tengah, Bogor.

"Saya perintahkan Babinsa mengecek dengan cara membeli satu terompet. Setelah dibongkar, ternyata betul ada lafaz Alquran," kata Kapten Infanteri Eka Purnama, kepada Metrotvnews.com, Bogor, Jawa Barat, Rabu (30/12/2015).


Kertas pada terompet kontroversial itu berwarna dasar ungu. Di kertas itu tertulis ayat untuk dibacakan bilal Salat Jumat. Dalam satu lembar kertas, terdapat beberapa bacaan bilal yang sama dipisahkan motif bingkai.

Beberapa kertas juga bertuliskan lagu rohani Katolik berjudul Our Father in Heaven. Kertas itu dibentuk sedemikan rupa hingga menjadi terompet dilapisi pembungkus plastik warna kuning keemasan.

Selain di Bogor Tengah, terompet bertuliskan ayat Alquran juga ditemukan di Kecamatan Parung, Cibungbulang, dan Leuwiliang, Kabupaten Bogor.

"Kami memperoleh 49 terompet yang bertuliskan lafaz Alquran. Cuma saya tidak tahu itu surat apa pada operasi Selasa kemarin," kata Kapolsek Parung AKP Asep Supriadi.

Sumber:  http://jabar.metrotvnews.com/read/2015/12/30/465169/di-bogor-trompet-tahun-baru-juga-bertuliskan-lagu-rohani-katolik

Tuesday, December 29, 2015

Selain Al Quran, Terompet Buku Liturgi Kristen Beredar di Klaten


KLATEN - Jajaran Polsek Klaten Kota membongkar pabrik pembuatan terompet berbahan baku kertas bertuliskan huruf Arab dan kertas bertuliskan tata cara ibadah umat Kristiani yang berlokasi di Gang Latar Ireng, Kelurahan Bareng, Kecamatan Klaten Tengah, Klaten, Selasa (29/12/2015).

Dalam penggerebekan itu polisi mengamankan terompet berbahan baku kertas keagamaan sebagai barang bukti. Saat ini barang bukti telah diserahkan ke Satreskrim Polres Klaten untuk penyelidikan lebih lanjut.

Kapolsek Klaten Kota, AKP Warsono, mengatakakan, operasi terompet digelar di Klaten sebagai tindak lanjut temuan terompet berbahan baku kertas Alquran yang ditemukan di Kendal.

Operasi dilakukan sejak Senin malam (28/12/2015) dengan menyisir kawasan Klaten Kota yang biasa digunakan untuk mangkal para penjual terompet eceran. Dalam operasi itu jajaran Polsek Klaten Kota menyita 34 terompet berbahan baku kertas bertuliskan huruf Arab.

Dari keterangan para penjual terompet eceran, polisi mendapati lokasi pabrik pembuatan terompet, yakni sebuah rumah di Gang Latar Ireng, Kelurahan Bareng, Kecamatan Klaten Tengah. Sejumlah terompet dan kertas bahan baku bertuliskan huruf Arab diamankan.

Kemudian operasi dilanjutkan pada Selasa siang (29/12/2015) di lokasi yang sama. Dalam operasi ini petugas juga menemukan terompet berbahan baku kertas bertuliskan tata cara ibadah umat Kristiani. Sejumlah terompet dan tumpukan kertas bahan baku diamankan.

�Para pengrajin terompet itu berasal dari Wonogiri. Mereka ngontrak di sini (Klaten). Untuk barang bukti terompet kertas bertuliskan huruf Arab dan bertuliskan tata cara ibadah umat Kristen kami serahkan ke Satreskrim Polres Klaten,� ujar AKP Warsono.

Baca juga: Di Bogor, Puluhan Terompet Bertuliskan Lagu Rohani Katolik Disita

Sementara itu salah satu pengrajin terompet, Tanto (35), asal Wonogiri, mengaku tidak tahu sebelumnya jika sebagian kertas yang digunakan sebagai bahan baku terompet tersebut ada yang bertuliskan huruf Arab maupaun buku umat Kristiani. Bahan baku tersebut ia peroleh dari para pemasok kertas.

�Saya hanya mengontrak di sini (Klaten). Saya tidak tahu kalau ada kertas yang bertuliskan keagamaan. Setelah diperingatkan, semua terompet yang sudah dibawa pengecer langsung ditarik. Ada 700an terompet. Kerugian sekitar Rp3 juta,� katanya.

Kapolres Klaten, AKBP Langgeng Purnomo, mengatakan, operasi terompet digelar serentak di seluruh jajaran polsek di Kabupaten Klaten. Sejumlah terompet berbahan kertas keagamaan telah disita sebagai barang bukti. Semua barang itu berasal dan dibuat di daerah Wonogiri.

�Kami mengimbau masyarakat agar tidak terprovokasi. Serahkan masalah tersebut kepada kepolisian. Jika ada masyarakat yang menemukan terompet berbahan kertas keagamaan untuk melapor ke polisi,� ujarnya.

Sumber: http://krjogja.com/read/285838/selain-al-quran-terompet-buku-kristen-beredar-di-klaten.kr

Inilah Dasar Kitab Suci Gereja Katolik Menetapkan 25 Desember Sebagai Hari Raya Natal


Umat Katolik Stasi Santo Fransiskus Xaverius Maumbi Paroki Santa Ursula Watutumou tampak terkesima mendengarkan renungan dari pastor Yonas Atjas dalam misa Vigili Natal, Kamis (24/12).

Mereka mendapatkan pengetahuan tentang dasar kitab suci hingga Gereja Katolik menetapkan tanggal 25 Desember sebagai Hari Raya Natal yang kemudian sampai sekarang dipakai di seluruh dunia.

Menurutnya, Natal itu berasal dari kata Nasire atau Natus yang artinya kelahiran. Natal yang dimaksud ialah kelahiran Yesus Kristus.

"Bagaimana tanggal itu dihitung. Dalam tradisi Yahudi tanggal 24 September (nama bulan berbeda untuk Yahudi) merupakan hari silih pemulihan bangsa dan dalam tafsiran untuk Injil Lukas di saat itulah Zakharia membakar ukupan," katanya.

Zakharia, suami Elisabet, kata Pastor Yonas mendapatkan giliran pembakaran ukupan pada hari silih itu menurut Lukas 1:8 dan seterusnya. Waktu membakar ukupan, malaikat menjanjikannya agar memberikan seorang anak.

"Ketika Maria menerima kabar gembira menurut Lukas 1:35 dan seterusnya, malaikat mengatakan ini bulan keenam kehamilan bagi Elisabet yang disebut mandul itu. Jadi Maria mulai mengandung sejak Maret dan sembilan bulan sesudahnya Maria melahirkan pada tanggal 24 Desember malam. Itulah sebabnya 25 Desember (perhitungan hari Yahudi dimulai pukul enam sore sampai enam sore hari berikutnya) dirayakan sebagai hari raya Natal," katanya.

Natal dibutuhkan umat, kata Pastor Yonas, karena umat tidak bisa hidup di luar Kristus. Itu terjadi karena pada bacaan pertama dikatakan Kristus itu Raja Damai, dan Penasehat Ajaib.

"Ia ditentukan Allah menjadi raja surgawi. Ia mengangkat yang insani menjadi surgawi jika bersama dengannya," katanya.

Dikatakannya, karena itu Yesus harus diwartakan kepada siapa saja. Semua harus diwartakan dalam kejujuran, keterbukaan, dan maaf.

"Mari kita mengarahkan diri ke hidup yang kekal. Mari kita memupuk persaudaraan sejati dan membangun sikap solidaritas," ujarnya.

Ia juga membandingkan perayaan Natal di Indonesia dan Brunei. Menurutnya di Brunei ada pelarangan perayaan Natal.

"Mereka didenda Rp 234-237 juta jika merayakan Natal. Indonesia tidak seperti itu karena mengedepankan kebersamaan," katanya.


Perayaan Vigili Natal di stasi itu sendiri berlangsung hikmat. Dalam suasana itu, umat mengikuti perarakan kanak-kanak Yesus dan pembacaan maklumat kelahiran Yesus Kristus.

Semua lonceng pun dibunyikan saat lagu gloria. Suasana gembira tampak terasa dalam perayaan itu.

Dasar Kitab Suci 
Pada hari Raya Yom Kipur, tradisi Yahudi yang jatuh pada tanggal 24 September, malaikat Gabriel mendatangi Zakharia yang saat itu sedang bertugas membakar ukupan, Elisabet mengandung.

Lukas 1:8 Pada suatu kali, waktu tiba giliran rombongannya, Zakharia melakukan tugas keimaman di hadapan Tuhan.
Lukas 1:9 Sebab ketika diundi, sebagaimana lazimnya, untuk menentukan imam yang bertugas, dialah yang ditunjuk untuk masuk ke dalam Bait Suci dan membakar ukupan di situ.
Lukas 1:10 Sementara itu seluruh umat berkumpul di luar dan sembahyang. Waktu itu adalah waktu pembakaran ukupan.
Lukas 1:11 Maka tampaklah kepada Zakharia seorang malaikat Tuhan berdiri di sebelah kanan mezbah pembakaran ukupan.
Lukas 1:12 Melihat hal itu ia terkejut dan menjadi takut.
Lukas 1:13 Tetapi malaikat itu berkata kepadanya: "Jangan takut, hai Zakharia, sebab doamu telah dikabulkan dan Elisabet, isterimu, akan melahirkan seorang anak laki-laki bagimu dan haruslah engkau menamai dia Yohanes.

Bulan keenam kandungan Elisabet, malaikat Gabriel mendatangi Maria. Maria mengandung dari Roh Kudus. Maria mengandung pada bulan Maret atau 6 bulan setelah Elisabet mengandung.

Lukas 1:26 Dalam bulan yang keenam Allah menyuruh malaikat Gabriel pergi ke sebuah kota di Galilea bernama Nazaret,
Lukas 1:27 kepada seorang perawan yang bertunangan dengan seorang bernama Yusuf dari keluarga Daud; nama perawan itu Maria.
Lukas 1:28 Ketika malaikat itu masuk ke rumah Maria, ia berkata: "Salam, hai engkau yang dikaruniai, Tuhan menyertai engkau."
Lukas 1:29 Maria terkejut mendengar perkataan itu, lalu bertanya di dalam hatinya, apakah arti salam itu.
Lukas 1:30 Kata malaikat itu kepadanya: "Jangan takut, hai Maria, sebab engkau beroleh kasih karunia di hadapan Allah.
Lukas 1:31 Sesungguhnya engkau akan mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki dan hendaklah engkau menamai Dia Yesus.
Lukas 1:36 Dan sesungguhnya, Elisabet, sanakmu itu, iapun sedang mengandung seorang anak laki-laki pada hari tuanya dan inilah bulan yang keenam bagi dia, yang disebut mandul itu.

Bunda Maria mengandung selama sembilan bulan (usia lazim bagi seorang perempuan untuk mengandung dan kemudian melahirkan), terhitung sejak bulan Maret hingga bulan Desember.

Monday, December 28, 2015

Dikritik Masuk Gereja Bisa Mengguncang Akidah, Ridwan Kamil: Kamu Tuhan?


Ridwan Kamil atau biasa disapa Kang Emil, walikota Bandung ini memposting kegiatan pengawasan malam Natal di Bandung di akun Facebook miliknya.

"Sebagai Walikota semua umat di Bandung, malam ini, bersama muspida (wakapolres, dandim, sekda) mengunjungi gereja ke gereja untuk memastikan umat kristiani bisa melaksanakan Natal dengan lancar. Semoga damai selalu hadir di setiap diri kita. Di malam ini juga, bersamaan kegiatan Maulid Nabi juga berlangsung lancar di semua kecamatan yang sebagian dipantau kelancarannya oleh Wakil Walikota. Indahnya damai di kota Bandung," tulisnya.

Kang Emil sepertinya sudah memprediksi jika statusnya ini akan menimbulkan pro dan kontra, maka ia pun menuliskan "Untuk semua komen, jawabannya: Innama'l a'malu binniyat."

Tulisan tersebut memiliki arti "Amal itu tergantung niatnya, dan seseorang hanya mendapatkan (pahala) sesuai niatnya."

Dan benar saja, beberapa netizen memberikan komentar pada postingan Kang Emil. Akun Mochamad Adamrasyad Iqbal berkomentar.

"Saya harap Pak Emil jaga bicara ya di atas panggung. "Untukmu agamamu, untukkulah agamaku" Al-Kafirun Ayat 6," tulis Iqbal.

Kang Emil pun menanggapi komentar ini,

"Gak usah maen ancam mengancam ama saya. saya tau persis apa yg saya pertanggungjawabkan," katanya.

Netizen lain dengan nama akun PuputTyy juga ikut berkomentar,

"Smoga pk wali bisa kaya endorgan, ngajinya pinter, membela islam, toleransi boleh jangan ikut"an masuk greja lah pak," tulisnya.

Kang Emil pun membalas komentar ini,

"Puput sayang, saya tidak mau kayak erdogan. saya mau jadi diri saya sendiri. Kalo saya seorang warga biasa, dalil tidak boleh itu bisa dipahami. Saya ini pemimpin semua umat beragama. Ada kewajiban melindungi. surga nerakanya pemimpin ada pada adil tidaknya keputusan untuk umatnya. Saya sdh disumpah untuk adil pada SEMUA warga Bandung. Kamu tau dari mana, bisa mengukur kadar akidah saya? Kamu Tuhan? Kenapa juga kamu masih haha hihi pake facebook/IG punya Yahudi? NKRI juga sudah memutuskan falsafahnya dengan Pancasila bukan dengan piagam Jakarta. hatur nuhun."

Pernyataan Kang Emil pun menjadi viral, banyak netizen yang mendukung ucapan Ridwan.

"merinding sy pak... bapak walikota teladan smile emoticon. seharusnya umat islam bersifat toleran sprti bapak," tulis salah seorang netizen.

Friday, December 25, 2015

Kisah Pendekar Betawi di Kampung Sawah yang Memeluk Agama Katolik

Salah seorang anggota Krida Wibawa dari Gereja Santo Servatius Kampung Sawah, di Jati Melati, Kota Bekasi, Jawa Barat, pada perayaan Natal, Rabu malam (24/12).

JAKARTA - Sekitar delapan pria berkostum ala pendekar Betawi tampak hilir mudik di sudut-sudut Gereja Santo Servatius Kampung Sawah, di Jati Melati, Kota Bekasi, Jawa Barat, pada perayaan Natal, Rabu malam (24/12).

Layaknya jawara Betawi, mereka memakai baju koko berwarna hitam dan celana pangsi berbalut sarung, serta tak lupa peci dan golok tampak mentereng terselip di pinggang.

Mereka adalah para pengawal yang disebut Krida Wibawa, para pendekar pengawal perarakan imam sejak dari sakristi hingga menuju altar. Demikian juga saat perarakan persembahan dan perarakan imam pulang menuju sakristi.

Para pendekar tersebut tidak ikut ke panti imam, melainkan mengawal dari dekat pintu utama gereja, sesekali mondar mandir mengawasi jalannya misa yang saat itu diikuti lebih dari lima ribu jemaat dan membantu mencarikan tempat duduk bagi jemaat yang baru datang.

"Krida Wibawa hanya ada di paroki ini, di tempat lain tidak ada," kata seorang anggota kelompok tersebut, Eddy Pepe, kepada ANTARA News.

Kelompok Krida Wibawa dibentuk pada 1997, dan sekarang beranggotakan sekitar 30 orang berusia 28 hingga 60 tahun. Untuk menjadi anggotanya tidak bisa sembarangan, melainkan harus berasal dari keturunan Betawi asli Kampung Sawah.

Eddy merupakan generasi penerus Krida Wibawa. Ayahnya Gregorius Pepe adalah salah satu penggagas dibentuknya kelompok pengawal tersebut sebagai upaya mengakulturasikan budaya Betawi ke dalam tradisi gereja.

"Paling tidak kami bisa mempertahankan adat Betawi karena gereja ini sejarahnya tidak lepas dari Betawi," kata pemuda yang sebelumnya aktif di dewan paroki itu.

Ia mengemukakan, kostum Krida Wibawa merupakan pakaian khas Betawi yang sehari-hari dipakai warga asli Kampung Sawah.

"Sehari-hari pakai baju koko dan peci. Jadi, itu yang kami pakai di gereja," ujarnya.

Eddy adalah keturunan keempat penganut Katolik dari masyarakat Betawi Kampung Sawah. Dalam sejarahnya, gereja yang telah berusia lebih dari seabad itu sebagian besar beranggotakan warga Katolik dari Betawi di wilayah Kampung Sawah.

Oleh karena itu, budaya Betawi masih ditunjukkan oleh para anggota gereja, termasuk lewat kelompok Krida Wibawa.

Krida Wibawa berasal dari kata Krida yang berarti kerja, dan Wibawa. Mereka tidak hanya bertugas menjadi pengawal liturgi yang memastikan Perayaan Ekaristi berjalan dengan lancar, namun menjalin komunikasi dari teman-teman sesama orang Betawi.

"Setiap bulan kami kumpul, berbagi tugas, menjalin komunikasi," ujar Eddy, yang juga Ketua Komunitas Suara Kampung Sawah.

Kehadiran Krida Wibawa, menurut Eddy, diapresiasi warga, termasuk yang bukan orang asli Betawi.

"Jemaat sudah terbiasa dengan kehadiran kami, bahkan ada banyak dari suku lain yang mau bergabung, tetapi memang tidak bisa karena harus keturunan asli dari Kampung Sawah," jelasnya.

Kehadiran Krida Wibawa merupakan bagian dari misi Budaya Paroki Santo Servatius Kampung Sawah untuk melestarikan budaya Betawi.

"Kami ingin memberi ruang kepada kearifan lokal agar masuk ke dalam tradisi gereja. Salah satunya dengan Krida Wibawa," kata salah seorang jemaat asli Kampung Sawah, Richard Jacob Napiun.

Oleh sebab itu, menurut mantan Wakil Ketua Dewan Paroki Santo Servatius tersebut, anggota Krida Wibawa juga diberi bekal pengetahuan soal keagamaan dan budaya Betawi.

"Mereka diberikan pemahaman tentang keagamaan, perayaan, dan pemahaman budaya Betawi yang harus diperdalam," tutur Jacob.

Sekitar 118 tahun lalu, Pastur Bernardus Schweitz asal Belanda membaptis 18 anak Betawi di Kampung Sawah yang dijadikan sebagai hari kelahiran umat Katolik Kampung Sawah.

Saat ini terdapat 30 persen warga Betawi Kampung Sawah dari total 8.000 jemaat paroki tersebut.

Pada perayaan natal di Gereja Santo Servatius, Rabu malam, adat Betawi pun semakin terasa dari banyaknya jemaat dan panitia yang menghadiri misa dengan mengenakan peci dan baju koko. Suasana yang jarang ditemukan di gereja lainnya.

Thursday, December 24, 2015

Nawacita Jokowi, Tapi Gereja Ini Masih Sembunyi-sembunyi Rayakan Natal


JAKARTA - Juru Bicara Gereja Kristen Indonesia (GKI) Yasmin Bogor, Bona Sigalingging menuturkan, jemaat GKI Yasmin akan melalui malam natal di Bogor secara sembunyi-sembunyi. Menurut Bona, gereja mereka masih disegel dan negara masih belum menjamin perlindungan bagi jemaat GKI Yasmin untuk beribadah dengan damai di malam Natal.

"Suatu ironi sebenarnya, ketika di negara seperti Indonesia masih ada warga negaranya yang melakukan ibadah sembunyi-sembunyi, karena negara gagal menjamin kebebasan beragama dan beribadah," tutur Bona di Kantor LBH Jakarta, Rabu (23/12/2015).

Natal 2015 merupakan natal yang keempat kalinya bagi GKI Yasmin, saat para jemaat terpaksa melaksanakan ibadah Natal di seberang Istana Negara. Gereja mereka disegel oleh Pemerintah Kota Bogor pada April 2010 dengan alasan permasalahan Izin Mendirikan Bangunan (IMB).

Padahal, telah ada putusan Mahkamah Agung yang pada intinya membatalkan pembekuan izin terhadap pembangunan GKI Yasmin. Ombudsman juga telah mengeluarkan rekomendasi bernada sama, yang intinya mengharuskan GKI Yasmin dan HKBP Filadelfia bisa kembali dibuka dan digunakan untuk beribadah.

Namun Bona dan rekan-rekannya yang lain melihat, belum ada langkah yang dilakukan pemerintah baik pusat maupun daerah untuk membuka gereja yang disegel tersebut. Ini termasuk HKBP Philadelphia di Bekasi yang mengalami nasib sama.

"Semua proses hukum sudah dilalui dan ada putusan pengadilan yang berkekuatan hukum tetap. Ditambah dengan Ombudsan sehingga seharusnya memang jemaat GKI Yasmin dan HKBP Philadelphia tidak dilarang ibadah seperti yang selama ini terjadi," tutur Bona.

Dia berharap, masalah penyegelan rumah ibadah yang sudah berlangsung selama bertahun-tahun ini bisa segera dituntaskan baik oleh pemerintah daerah maupun pusat. Pasalnya, jika tidak segera diselesaikan maka pemerintah daerah lainnya akan mencontoh pemerintah daerah Bogor maupun Bekasi dengan mengabaikan hukum atas nama agama.

Terkait persiapan ibadah Natal di seberang Istana, Bona mengaku GKI Yasmin telah menyelesaikan proses-proses administrasi dan LBH Jakarta juga sudah berkomunikasi dengan pihak kepolisian. Bona menambahkan, saat ini hanya tinggal bagaimana pemerintah menjalankan komitmennya untuk menjunjung tinggi kebebasan beragama dan beribadah.

"Apakah negara akan maksimal melindungi kami di seberang Istana, atau akan membiarkan serangan-serangan dari kelompok intoleran? atau bahkan polisi sendiri yang membubarkan kami? Belum tahu untuk tahun ini," ujar Bona.

"Mudah-mudahan negara kami tidak semakin rusak. Karena kalau gereja kami disegel dan dilarang di seberang istana. Lalu kami akan beribadah dimana?" kata dia.

Tak Punya Gereja, Umat Kristen Aceh Singkil Ibadah Natal di Tenda

Umat Kristen Aceh Singkil beribadah di tenda sementara dekat gereja yang dibakar di Desa Suka Makmur, Aceh Singkil pada 18 Oktober 2015.

SINGKIL - Pemerintah provinsi Aceh mengimbau agar umat Kristen di Kabupaten Aceh Singkil tak lagi menggunakan lokasi gereja yang sudah dibongkar sebagai tempat peribadatan Natal. Pemprov meminta agar peribadatan dilakukan di rumah-rumah ibadah yang ada izinnya.

Kepala Biro Humas Pemerintah Provinsi Aceh Frans Dellian mengatakan bahwa tidak ada larangan terhadap perayaan Natal yang berlangsung di rumah-rumah pribadi umat, asal dilakukan �sesuai dengan ketentuan yang disepakati�.

�Maksudnya, kalau seandainya di rumah, tapi dalam jumlah besar, di luar anggota keluarga itu, itu kan berarti harus sesuai ketentuannya yang diatur di sana. Jadi kalau (diadakan) di rumah, berarti hanya untuk orang (penghuni) rumah yang bersangkutan, kalau nanti mengundang (orang), kan skalanya banyak lagi. Nah itu kan ada kesepakatannya di sana,� ujar Frans.

Menurut Frans, yang berubah dalam perayaan Natal di Aceh Singkil tahun ini hanya lokasi.

�Jika dulu merayakan di rumah ibadah yang sekarang sudah ditutup kemudian, pindah ke rumah ibadah yang sudah ada izin. Itu aja masalah penggeseran, � kata Frans lagi.

Namun pemimpin Gereja Kristen Protestan Pakpak Dairi Elson Lingga yang mewakili umat Kristiani di Aceh Singkil mengatakan rencana pemerintah tersebut sulit dilakukan.

Alasannya, menurut Elson, alternatif tempat ibadah yang tersedia adalah ke Tapanuli Tengah yang lokasinya sekitar 40 km dari Aceh Singkil. �Ke tempat pengungsian yang dulu, itu kan penuh risiko, selain juga biaya tinggi, kendaraan juga sulit, Risikonya itu, kalau rombongan-rombongan berjalan itu justru tidak aman. Kekhawatiran mereka itu, kalau dilarang (di lokasi gereja), kalau di rumah juga dilarang, mereka ketakutan, gimana kami itu,� ujar Elson.

Menurut Elson, ada permintaan lisan yang disampaikan oleh pemerintah kepada umat Kristiani di Aceh Singkil dalam pertemuan dua hari terakhir agar mereka tak lagi menggunakan tempat ibadah yang sudah dibongkar atas dasar �tekanan dari pihak intoleran yang akan bertindak.�

Frans mengatakan bahwa pemerintah sudah menyiapkan bus yang selama ini digunakan untuk mengangkut anak sekolah agar digunakan bagi transportasi umat yang harus pindah rumah peribadatannya.

Namun ketika disinggung soal bus yang dijanjikan pemerintah, �Ya nggak ada lah. Tapi gimana caranya itu, besok tanggal 24-25 Natal, sekarang dijanjikan, gimana caranya itu. Ini kan bukan cuma 1 gereja, (tapi) 10 gereja, gimana caranya itu?�

Informasi yang kita dapat, mereka hanya diperbolehkan di gereja yang memiliki izin, padahal yang punya izin hanya dua, gereja. Sementara jumlah umatnya ditotal mencapai 30 ribu warga.

Wakil ketua Setara Institute Bonar Tigor Naipospos mengatakan bahwa tak semestinya pemerintah melarang peribadatan Natal di rumah-rumah pribadi bagi kelompok dalam jumlah besar.

�Tidak ada larangan bagi sebuah kelompok untuk melakukan kebaktian, upacara Natal, di suatu tempat yang bukan gereja, apalagi dalam keadaan darurat seperti ini,� ujar Bonar.

Bonar menyebut bahwa konstitusi menyatakan setiap WNI bebas menjalankan agama dan kepercayaan, sekaligus juga memiliki hak kebebasan berkumpul sehingga dia menilai imbauan Pemprov Aceh ini �melanggar konstitusi�.

�Negara boleh melakukan pengaturan, membuat undang-undang, tapi bukan kemudian merampas hak tersebut. Kecenderungan selalu seperti ini. Dengan alasan menjaga keamanan, ada protes dari kelompok lain, kemudian mereka yang kecil diminta untuk mengalah, bahkan haknya diabaikan, ini kecenderungan terus berulang, bukan hanya masa sekarang ini, tapi di masa SBY, Soeharto. Ini ada toleransi semu sebenarnya yang terjadi sekarang ini,� ujar Bonar.

Pemerintah menurut Bonar seharusnya bisa memberi bantuan lebih agar hak warga negara untuk beribadah tetap terpenuhi, di tengah situasi yang �darurat�.

Saturday, December 19, 2015

Mujizat Kedua Diakui Vatikan, Bunda Teresa dari Kalkuta Akan Menjadi Santa


ROMA - Paus Fransiskus mengakui mujizat kedua yang dilakukan oleh Bunda Teresa sehingga tahun depan, bunda bagi kaum papa itu akan dinobatkan sebagai santa (orang kudus). Mujizat tersebut berupa kesembuhan seorang pria Brazil yang menderita tumor otak pada tahun 2008, setelah Bunda Teresa mendoakan kesembuhannya.

Kerabat pria tersebut memanjatkan doa kepada Bunda Teresa dan pria itu sembuh, meskipun dokter tidak bisa menjelaskan bagaimana penyembuhan itu terjadi.

"Seorang anggota komite medis Vatikan menganggap kesembuhan secara tiba-tiba itu sebagai sesuatu yang tidak bisa dijelaskan secara gamblang menurut pengetahuan medis masa kini," kata Frater Brian Kolodiejchuk, kepala promotor urusan kesucian.

Umat Katolik percaya bahwa santa adalah seseorang yang hidup dalam kekudusan dan telah berada di surga. Para santa dan santo menjadi teladan bagi orang-orang yang masih hidup, serta diyakini menjadi perantara orang-orang yang menyampaikan permohonannya di dalam doa.

Seseorang dapat menjadi seorang santa/santo jika seseorang tersebut memiliki keistimewaan, spiritualnya menginspirasi, yang dibuktikan dalam wujud "mujizat". Dalam banyak kasus, dua mujizat yang diakui menjadi syarat seseorang sebagai santa/santo. Dua mujizat tersebut harus melalui perantaraan doa seorang calon santa/santo, itu menjadi syarat yang dibutuhkan.

Juru bicara Tahta Suci, Thomas Rosica, mengungkapkan lewat Twitter, bahwa Bunda Teresa akan dikanonisasi atau disebut sebagai santa pada September 2016, bertepatan dengan peringatan 19 tahun kematian Bunda Teresa.

Bunda Teresa meninggal pada 1997 dan mendapat beatifikasi, yaitu langkah pertama untuk dinobatkan sebagai santa, dari Paus Yohanes Paulus II tahun 2003. Dia meraih hadiah Nobel Perdamaian atas pelayanannya kepada kaum miskin di kawasan kumuh India, Kalkuta.

�Bapa Suci telah memberikan otoritas kepada Kongregasi bagi Penyebab Penganugerahan Gelar Santo/Santa untuk mengumumkan keputusan mengenai mujizat terkait Bunda Teresa yang diberkati,� kata Vatikan hari Jumat (18/12).

Mujizat pertama Bunda Teresa yang diakui adalah penyembuhan seorang perempuan berusia 30 tahun dari penyakit tumor perut setelah berdoa melalui perantaraan Bunda Teresa.

Monika Besra adalah wanita India yang menderita tumor perut. Dia sudah menjalani proses pengobatan, tetapi tidak sembuh. Pemikirannya bahwa ia tidak akan hidup lama lagi. Suatu hari rasa sakit kembali mendera, Monika mengambil liontin Bunda Teresa lalu berdoa, seketika itu juga sakitnya pun hilang. Beberapa jam kemudian, tumornya dinyatakan sembuh. Komite Vatikan menyatakan tidak menemukan penjelasan ilmiah atas penyembuhan itu sehingga mengumumkannya sebagai mujizat.

Hanya ada sedikit informasi terkait pemulihan pria Brazil tersebut. Kantor Berita Katolik menyebutkan identitas pria itu tidak dibuka kepada publik untuk memungkinkan penyelidikan yang diperlukan.


Hadiah Natal
Di Kalkuta, Sunita Kumar, juru bicara Misionaris Cinta Kasih Bunda Teresa, mengatakan, para biarawati sangat bahagia mendengar kabar tersebut.

�Kami sangat bahagia dengan berita itu. Saya sangat terharu, tentu saja. Saya melihat begitu banyak mujizat sejak sekarang dan kemudian, tapi saya tidak bisa lebih bahagia dari pada sekarang,� ujar juru bicara untuk Misionaris Cinta Kasih Bunda Teresa yaitu lembaga misi yang berdiri tahun 1950.

"Kami merasa seluruh hidupnya itu keajaiban. Sepanjang hidupnya didedikasikan untuk kaum miskin dan tidak ada satu hal pun yang dipikirkannya selain pelayanan. Semua orang diterima dan tidak ada halangan dalam menjalankan tugasnya," tambahnya.

Senada dengan itu, Suster Christie yang juga dari lembaga itu juga menyatakan kebahagiaannya atas berita itu. �Jelas kami semua di Misinonaris Cinta Kasih sangat bahagia, tapi kami belum memiliki rencana tertentu untuk merayakan pengumuman ini,� ujarnya.

Uskup Agung Kalkuta, Monsignor Thomas DSouza, menganggap berita dari Roma itu adalah hadiah Natal terbaik.

"Seluruh hidup dan pelayanannya yang ditujukan untuk orang-orang miskin kini akan secara resmi diakui. Kami bersyukur pada Tuhan," kata dia.

Misionaris Cinta Kasih saat ini memiliki lebih dari 4.500 biarawati di seluruh dunia dan bermarkas di kediaman Bunda Teresa di pusat Kalkuta. Di sana, lembaga itu membangun 19 rumah untuk para perempuan, yatim piatu, dan kaum lanjut usia (lansia), tempat ribuan orang miskin hidup di sana. Lembaga itu juga mendirikan sebuah rumah sakit khusus AIDS dan penderita kusta. Dunia memuji keberadaan Misionaris Cinta Kasih yang didirikan Bunda Teresa.

Thursday, December 17, 2015

Di Brunei, Merayakan Natal Akan Dihukum Penjara 5 Tahun

Sultan Brunei Hassanal Bolkiah

Negara yang kaya akan minyak Brunei Darussalam secara resmi melarang perayaan Natal di area publik. Hal ini dilakukan karena takut warga kerajaan ini menjadi 'sesat'.

Hukum itu mulai berlaku pada perayaan Natal 25 Desember 2015 mendatang setelah diumumkan pada Januari lalu oleh Kementerian Agama Brunei. Larangan perayaan Natal bagi Muslim ini diberlakukan setelah tahun lalu banyak anak-anak dan orang dewasa di daerah yang mengenakan aksesoris Santa.

Pemerintah khawatir, hal semacam itu, yakni ikut merayakan atau memeriahkan hari besar agama lain, yang memang dilarang dalam Islam, dapat merusak aqidah dan mengguncang iman umat Muslim.

"Umat Muslim harus berhati-hati untuk tidak mengikuti perayaan seperti ini dengan cara apapun. Perayaan itu tidak berhubungan dengan Islam dan tanpa sadar bisa merusak iman umat Muslim," bunyi pernyataan resmi pemerintahan Brunei.

Saat itu, pemerintah hanya memerintahkan agar segala macam bentuk dekorasi yang berkaitan dengan Natal dicopot, sebelum melarangnya secara total sebulan kemudian. Pernyataan itu juga mengatakan bahwa tempat-tempat bisnis yang ditampilkan secara umum dengan dekorasi Natal diminta untuk ditutup.

Larangan juga berlaku untuk semua hal yang berkaitan dengan perayaan Natal, termasuk aksesori natal. Misalnya saja pemakaian topi santa claus untuk anak-anak atau orang dewasa. Pelarangan ini juga sesuai dengan pernyataan dari Kementerian Agama Brunei Darussalam tertanggal 27 Desember 2014 yang mengatakan perayaan natal di ruang publik termasuk dalam menyebarkan agama selain agama Islam.

Pernyataan yang sama juga menegaskan bahwa menyebarkan simbol-simbol agama lain melanggar Pasal 207 (1) hukum pidana Brunei, yang sanksinya adalah denda 20.000 dolar Brunei (sekitar Rp190,5 juta) atau penjara selama lima tahun atau keduanya.

"Orang-orang yang memeluk kepercayaan lain yang hidup di bawah kekuasaan negara Islam, dapat mempraktekkan agama mereka atau merayakan hari besar keagamaan mereka di antara komunitas mereka, dengan kondisi tidak menampilkan secara terbuka kepada umat Islam," ujar seorang juru bicara.

Sumber:

Wednesday, December 16, 2015

Gadis Irak: Gereja Kami Hancur Tapi Saya Memaafkan ISIS


NEW YORK - Seorang gadis Irak yang keluarganya mengungsi untuk menyelamatkan diri dari ancaman ISIS, mengatakan dirinya telah memaafkan kelompok itu.

Dalam sebuah wawancara dengan ABC News, gadis berusia 10 tahun bernama Myriam itu pun menyebutkan mengapa mengampuni adalah hal yang harus dipelajari dari semua yang telah dihadapinya.

"Ya, saya memaafkan mereka, tapi saya kecewa atas satu hal. Bukan karena uang dan rumah, saya tak peduli akan hal itu," katanya kepada pembawa acara 20/20 Elizabeth Vargas, dikutip ABC News.

"Yang menjadi masalah adalah negara saya sudah hancur. Gereja-gereja kami sudah hancur," tuturnya lagi, Selasa (15/12/2015).

Meski keluarganya telah kehilangan rumah di Qarakosh, Irak, gadis itu tetap berbicara soal kasih.
Menurutnya, semua hal yang dialaminya itu hanyalah ujian dari Tuhan.

"Berkat dari Tuhan akan semakin besar untuk mereka yang memaafkan, karena Yesus berpesan untuk saling mengampuni dan mengasihi, seperti Ia mengasihi kita,"

"Banyak yang bisa memaafkan, tapi lebih banyak lagi orang yang tidak akan memaafkan (ISIS). Tak ada rasa memaafkan itulah yang akan menyebabkan semua hal buruk ini."

Sebelumnya, Myriam pernah merebut perhatian publik internasional ketika sebuah video yang memuat komentarnya soal memaafkan ISIS menjadi viral pada Maret 2015 lalu.

Monday, December 14, 2015

Dokumen Vatikan Serukan Yahudi Sebagai Saudara dan Pembawa Firman Tuhan

Tahun lalu Paus Francis bertemu para kaum Yahudi yang menjadi korban Holocaust pada kunjungan ke Yerusalem.

VATIKAN � Vatikan mengatakan kepada umat Katolik bahwa mereka tidak diharuskan untuk mengubah kepercayaan umat Yahudi dan menekankan bahwa kedua keyakinan itu memiliki hubungan yang 'unik.'

Hal ini dipandang sebagai upaya baru Vatikan untuk menjauhkan diri dari abad yang dipenuhi ketegangan dan prasangka antar Kristen-Yahudi.

Dokumen yang dirilis pada hari Kamis, 10 Desember bukan naskah doktrinal, tapi sebuah "stimulus untuk masa depan", kata Vatikan.

Hal ini didasarkan pada naskah berjudul "Nostra Aetate" (Di Masa Kita), 50 tahun lalu, yang menjelaskan kembali hubungan Vatikan dengan Yudaisme.

Naskah Nostra Aetate berisi penolakan terhadap konsep dosa kolektif orang-orang Yahudi atas penyaliban Yesus Kristus.

Saudara kita
Dokumen baru berjudul "Berkat dan Panggilan Tuhan tak bisa ditarik lagi" yang ditulis oleh komisi hubungan keagamaan dengan Yahudi, mengungkapkan "Gereja Katolik tidak melakukan atau mendukung misi institusional yang diarahkan kepada Yahudi".

Yudaisme, disebutkan dokumen itu, "tidak dianggap sebagai agama lain; Yahudi justru adalah kakak kita".

Dikatakan juga bahwa, dalam kehadiran Yahudi, umat Katolik harus mengekspresikan keyakinan mereka "dengan cara yang rendah hati dan bersahaja, mengakui bahwa Yahudi adalah pembawa Firman Tuhan, khususnya dalam memandang tragedi besar Shoah (Holocaust)".

Dokumen tersebut mengatakan bahwa Yahudi dan Katolik harus bersama-sama memerangi semua bentuk anti-Semit, serta mengutuk pembantaian Nazi terhadap Yahudi dalam Perang Dunia II.

"Sejarah mengajarkan kita bagaimana bahkan bentuk anti-Semitisme yang selewatan pun bisa mengakibatkan tragedi kemanusiaan Holocaust, yang memusnahkan dua pertiga kaum Yahudi di Eropa saat itu."

Tak ada pembahasan langsung tentang Inkuisisi abad pertengahan, saat Gereja Katolik memburu kaum yahudi dan memaksa mereka memeluk agama Kristen.

Dua perwakilan Yahudi, Rabbi David Rosen dan Dr Ed Kessler bergabung bersama Kardinal Kurt Koch dan Pater Norbert Hofmann dari Komisi Vatikan menyampaikan dokumen itu pada hari Kamis.

Friday, December 11, 2015

BRI Larantuka Sumbang Rp 70 Juta untuk Bangun Gereja Katolik Witihama

Pimpinan dan Staf BRI Larantuka, Stefanus Juarto (kiri) foto bersama dengan uskup Larantuka, Mgr. Fransiskus Kopong Kung, Pr, (dua dari kanan) Rabu (9/12/2015) usai menyerahkan bantuan pembangunan gereja Paroki Maria Pembantu Abadi, Rabu (9/12/2015).

LARANTUKA - Bank Rakyat Indonesia (BRI) Cabang Larantuka membantu dana sebesar Rp 70.000.000 untuk merehap gereja Katolik Maria Pembantu Abadi Witihama, Keuskupang Larantuka Orimbele, Adonara, Flores Timur.

Sumbangan itu diserahkan Kepala BRI Cabang Larantuka, Stefanus Juarto kepada ketua panitia pembangunan gereja, Anton Bapa Tokan, Rabu (9/12/2015) di istana keuskupan Larantuka. Penyerahan simbolis bantuan disaksikan oleh pastor paroki setempat, Romo Amatus K. Witak, Pr dan Uskup Larantuka, Mgr.Fransiskus Kopong Kung, Pr.

Uskup Kopong Kung menyambut gembira bantuan dari BRI dan berharap agar bantuan itu dimanfaatkan sebaik-baiknya oleh panitia pembangunan gereja sesuai dengan harapan BRI memberikan bantuan.

Kepala BRI Cabang Larantuka, Stefanus Juarto mengungkapkan pada HUT ke-120, BRI memberi perhatian kepada pembangunan gereja; merupakan bagian tanggung jawab sosial BRI.

Ketua Panitia, Bapa Tokan kepada wartawan mengungkapkan gereja tua Witihama itu direhap terakhir kali pada tahun 1983 silam. Dengan jumlah umat yang meningkat, setiap perayaan Natal dan Paskah, gereja tidak bisa menampung umat di dalam gereja.

Setiap keluarga di Paroki Maria Pembantu Abadi Witihama juga memberi kontribusi untuk merehap total atap bangunan gereja yang sudah tua itu.

Recent Post