JAKARTA - Jemaat Gereja Kristen Indonesia Yasmin kembali beribadah di depan Istana Negara, Jakarta, Ahad (27/9). Ibadah yang diikuti sekitar 150 jemaat gereja itu merupakan kebaktian ke-100 mereka di depan kantor dan rumah dinas presiden.
Juru Bicara Jemaat GKI Yasmin, Bona Sigalingging, mengatakan rekan-rekannya masih menunggu langkah Presiden Joko Widodo memerintahkan Wali Kota Bogor, Bima Arya, untuk membuka segel yang dipasang di rumah ibadah mereka.
Mengutip hasil pertemuan Jokowi dengan perwakilan Persekutuan Gereja Indonesia sebelum perayaan natal nasional 2014, kata Bona, Jokowi meminta waktu untuk mempelajari duduk perkara penyegalan gereja GKI Yasmin.
"Jangan takut seperti SBY (Susilo Bambang Yudhoyono). Jokowi harus berani bilang bahwa Bima salah dan harus melaksanakan putusan pengadilan," ujar Bona di Jakarta.
Juru Bicara Jemaat GKI Yasmin, Bona Sigalingging, mengatakan rekan-rekannya masih menunggu langkah Presiden Joko Widodo memerintahkan Wali Kota Bogor, Bima Arya, untuk membuka segel yang dipasang di rumah ibadah mereka.
Mengutip hasil pertemuan Jokowi dengan perwakilan Persekutuan Gereja Indonesia sebelum perayaan natal nasional 2014, kata Bona, Jokowi meminta waktu untuk mempelajari duduk perkara penyegalan gereja GKI Yasmin.
"Jangan takut seperti SBY (Susilo Bambang Yudhoyono). Jokowi harus berani bilang bahwa Bima salah dan harus melaksanakan putusan pengadilan," ujar Bona di Jakarta.
Persoalan GKI Yasmin terus bergulir setelah pada 10 April 2010 Pemerintah Kota Bogor menyegel gereja mereka dengan alasan izin mendirikan bangunan yang bermasalah.
Awal Juni 2011, Mahkamah Agung mengeluarkan fatwa yang meminta Pemkot Bogor melaksanakan putusan peninjauan kembali bernomor 127 PK/TUN/2009.
Bona berkata, jemaat GKI Yasmin telah empat kali bertemu Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin. Ia menuturkan, penerimaan Lukman terhadap mereka lebih baik dibandingkan dengan menteri agama sebelumnya.
Namun Bona menyayangkan Lukman yang belum berani menyindir atau meminta Bima membuka segel gereja GKI Yasmin. Tak hanya bertemu Lukman, jemaat gereja pun telah berulang kali beraudiensi dengan anggota Dewan Pertimbangan Presiden, bahkan Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo.
"Sebelum natal tahun lalu, Tjahjo bilang kami seharusnya merayakan natal di gereja kami sendiri," ucapnya mengingat harapan yang mereka terima.
"Pada kasus Tolikara, pemerintah bisa begitu tegas, sedangkan kami yang bertahun-tahun bermasalah dibiarkan seperti ini. Pelarangan ibadah adalah terhadap pelanggaran konstitusi," kata dia.
Ibadah GKI Yasmin di depan Istana Negara dimulai sekitar pukul 12.30 WIB. Di bawah terik matahari, mereka bernyanyi dan mendengarkan kotbah pendeta.
Tak hanya diikuti jemaat GKI Yasmin, ibadah tersebut juga diikuti beberapa tokoh lintas agama dan pegiat hak asasi manusia seperti mantan anggota DPR Lily Wahid dan Ketua Dewan Pembina Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia, Nursyahbani Katjasungkana.
"Perjuangan kami tidak akan berhenti sebelum pemerintah membuka segel dua gereja. Selama belum dibuka, Indonesia belum berdaulat menyelenggarakan kepentingan sendiri," ujar Lily.
Sementara itu, Nursyahbani menganggap pemerintah gagal mengejawantahkan nilai-nilai Pancasila. "Pengalaman GKI Yasmin dan HKBP Filadelfia menunjukkan Pancasila tidak terwujudkan," tuturnya.
Awal Juni 2011, Mahkamah Agung mengeluarkan fatwa yang meminta Pemkot Bogor melaksanakan putusan peninjauan kembali bernomor 127 PK/TUN/2009.
Bona berkata, jemaat GKI Yasmin telah empat kali bertemu Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin. Ia menuturkan, penerimaan Lukman terhadap mereka lebih baik dibandingkan dengan menteri agama sebelumnya.
Namun Bona menyayangkan Lukman yang belum berani menyindir atau meminta Bima membuka segel gereja GKI Yasmin. Tak hanya bertemu Lukman, jemaat gereja pun telah berulang kali beraudiensi dengan anggota Dewan Pertimbangan Presiden, bahkan Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo.
"Sebelum natal tahun lalu, Tjahjo bilang kami seharusnya merayakan natal di gereja kami sendiri," ucapnya mengingat harapan yang mereka terima.
"Pada kasus Tolikara, pemerintah bisa begitu tegas, sedangkan kami yang bertahun-tahun bermasalah dibiarkan seperti ini. Pelarangan ibadah adalah terhadap pelanggaran konstitusi," kata dia.
Ibadah GKI Yasmin di depan Istana Negara dimulai sekitar pukul 12.30 WIB. Di bawah terik matahari, mereka bernyanyi dan mendengarkan kotbah pendeta.
Tak hanya diikuti jemaat GKI Yasmin, ibadah tersebut juga diikuti beberapa tokoh lintas agama dan pegiat hak asasi manusia seperti mantan anggota DPR Lily Wahid dan Ketua Dewan Pembina Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia, Nursyahbani Katjasungkana.
"Perjuangan kami tidak akan berhenti sebelum pemerintah membuka segel dua gereja. Selama belum dibuka, Indonesia belum berdaulat menyelenggarakan kepentingan sendiri," ujar Lily.
Sementara itu, Nursyahbani menganggap pemerintah gagal mengejawantahkan nilai-nilai Pancasila. "Pengalaman GKI Yasmin dan HKBP Filadelfia menunjukkan Pancasila tidak terwujudkan," tuturnya.
Berikut foto-foto ibadah GKI Yasmin ke-100 di depan Istana:
Sumber:
http://www.cnnindonesia.com/nasional/20150927172257-20-81218/gereja-disegel-gki-yasmin-ibadah-di-depan-istana-ke-100-kali/
http://photo.sindonews.com/view/14611/ibadah-ke-100-jemaat-gki-yasmin-dan-hkbp-filadelfia
No comments:
Post a Comment