Tapi dia (Benediktus XVI), tentu saja, sangat peduli bahwa liturgi harus dirayakan dengan layak dan dirayakan dengan benar. Memang, itu adalah masalah sejati. Music director keuskupan kami baru-baru ini mengatakan bahwa tidak mudah saat ini untuk menemukan sebuah gereja di mana sang imam merayakan Misa-nya sesuai dengan peraturan gereja. Ada begitu banyak imam yang berpikir mereka harus menambahkan sesuatu di sini dan mengubah sesuatu di sana. Jadi saudara saya (Benediktus XVI) menginginkan keteraturan, liturgi yang baik yang menggugah orang-orang secara batiniah dan dipahami sebagai panggilan dari Allah.
Wednesday, February 29, 2012
Gambar Minggu Ini - Mosaic on the Wall of the Incarnation di Vatican
Chapel of the �Mother of the Redeemer�, Mosaic on the Wall of the Incarnation, Vatican City. |
Kurban salib merupakan sumber tata keselamatan Sakramental Gereja. Dalam lukisan ini, Maria, yang merupakan figur Gereja, mengumpulkan dalam tangan kirinya darah dan air yang mengalir dari luka lambung Kristus yang merupakan simbol Sakramen-Sakramen Gereja.
�Tetapi ketika mereka sampai kepada Yesus dan melihat bahwa Dia sudah mati, mereka tidak mematahkan kaki-Nya, tetapi seorang prajurit menikam lambung-Nya dengan tombak dan segera mengalir keluar darah dan air� (Yoh 19:33-34).
Santo Agustinus memberikan komentar ini:
Kristus Tuhan kita, yang dalam penderitaan-Nya memberikan kepada kita apa yang Dia ambil dari kita ketika Dia dilahirkan, dan yang dalam kekekalan telah menjadi yang paling agung di antara para imam, memberikan perintah agar kurban yang kamu lihat ini, yaitu tubuh dan darah, dipersembahkan. Sungguh, tubuh-Nya yang ditikam dengan tombak, mengalirkan air dan darah, dengan itu Dia mengampuni dosa-dosa kita. Dengan mengingat rahmat ini dan melaksanakan keselamatan padamu (yang kemudian Allah bekerja dalam dirimu), mendekatlah dan ambillah bagian dari altar ini dengan takut dan gemetar. Lihatlah dalam Roti ini, Tubuh yang tergantung di salib, dan dalam Cawan ini, Darah yang mengalir dari lambung- Nya. Bahkan, kurban-kurban kuno Umat Allah telah lebih dulu menggambarkan kurban unik ini dalam berbagai cara. Kristus sekaligus domba karena ketulusan dan kemurnian jiwa Nya dan kambing karena dalam daging yang sama dengan daging yang berdosa. Berbagai macam kurban lain yang ada dalam Perjanjian Lama menunjuk kepada kurban ini yang diungkapkan dalam Perjanjian Baru.
Jadi, ambil dan makanlah tubuh Kristus karena sekarang kamu menjadi anggota Kristus di dalam tubuh-Nya. Ambil dan minumlah darah Kristus. Agar tidak terpisah, makanlah apa yang mempersatukan kamu. Agar tidak menganggap rendah dirimu, minumlah apa yang menjadi harga pribadimu. Sebagaimana makanan ini diubah menjadi dirimu jika kamu memakan dan meminumnya, demikian pula kamu diubah menjadi tubuh Kristus jika kamu hidup dalam ketaatan dan bakti kepada-Nya. Ketika penderitaan-Nya sudah dekat, Dia merayakan Perjamuan Paskah bersama murid-murid-Nya. Diambilnya roti, diberkati- Nya sambil berkata: Inilah Tubuh-Ku yang akan diserahkan bagimu. Demikian pula sesudah memberkati, Dia memberikan piala sambil berkata: Inilah darah perjanjian baru yang akan ditumpahkan bagi semua demi pengampunan dosa. Ini sudah kamu baca dan dengar di dalam Injil, tetapi kamu tidak tahu bahwa Ekaristi ini adalah sungguh-sungguh Sang Putra. Sekarang, dengan hati yang dimurnikan dalam suara hati yang tanpa noda dan dengan tubuhmu yang dimandikan dengan air yang bersih, pandanglah Dia dan kamu akan bersinar dalam kegembiraan dan wajahmu tidak akan merah karena malu� (Khotbah, 228B).
Ket: Situs resmi Vatikan (vatican.va) menyediakan buku elektronik (e-book) Kompendium Katekismus Gereja Katolik dalam bahasa Indonesia yang dapat didownload dengan gratis. Kaum awam sangat disarankan untuk membaca Kompendium Katekismus Gereja Katolik ini.
Pax et Bonum
Katekese Tentang Misteri Penebusan
Kristus Imam Agung
Hal-hal khusus yang menyertai kesengsaraan dan kematian Yesus harus diingat benar-benar. Tetapi kita tidak boleh terpaku pada hal-hal lahiriah. Yang kita lihat di sini mempunyai aspek yang lebih dalam. Yang terjadi di sini, bukan hanya suatu masalah tragis yang menimpa seseorang yang tidak bersalah dan yang harus disayangi. Bukan juga karena korbannya adalah Allah manusia, Pencipta yang menjadi manusia dan yang disalib oleh ciptaan-Nya sendiri. Tidak, semua itu sudah direncanakan dan diiizinkan terjadi oleh Tuhan, agar dengan demikian rahasia penebusan manusia dapat terlaksana.
Di sini Kristus tampil ke depan sebagai perantara kita, sebagai imam agung. Di dalam kesengsaraan dan kematian-Nya, Ia benar-benar agung sebagai imam. Di salib ia membawa kurban, sehingga umat manusia ditebus.
Kristus mempunyai fungsi imam atas cara yang sangat khusus dan mulia. Sebagai imam, Ia mengatasi segala imam lain. Fungsi ini diterima-Nya dari Allah. Kita sebagai manusia tidak dapat menciptakan imamat dan menentukan imam; imam bukan wakil umat berdasarkan tugas manusiawi. Sebab walaupun setiap imam agung dipilih dari antara manusia dan diangkat untuk bekerja sebagai wakil manusia di hadapan Allah (Ibr 5:1), namun tidak ada seorang pn yang mengangkat diri sendiri menjadi imam agung. (Ibr 5:4). Juga imamat Kristus berdasarkan penunjukkan ilahi. Begitu juga Kristus, Ia tidak mengangkat diri sendiri sebagai imam agung. Allah sendirilah yang mengangkat Dia. Allah berkata kepada-Nya: �Engkaulah Anak-Ku; pada hari ini Aku menjadi Bapa-Mu.� Dan di tempat lain Allah berkata juga: �Engkau akan menjadi imam selama-lamanya, menurut golongan Imam Melkisedek.� (Ibr 5:5-6). Bapa telah mengutus Sabda yang menjadi manusia agar Ia hidup di tengah kita sebagai imam.
Kita hendak memandang imamat Kristus dalam arti yang terbatas, karena dalam arti yang luas imamat Kristus sama dengan fungsi-Nya sebagai penebus. Imamat dalam arti terbatas mencakup pelaksanaan kebaktian, penyembahan, syukur dan doa permohonan, berkat dan pembagian rahmat,; semua itu termasuk dalam tugas imam. Tetapi pusat dari seluruh kegiatan imam adalah korban. Orang menjadi imam terutama untuk membawa korban. Demikian juga Kristus.
Kristus datang untuk menggantikan kebaktian lama dengan kebaktian baru. Korban yang dahulu sama sekali tidak dapat menghapuskan dosa. (Ibr 10:11). Oleh karena itu, Ia datang mempersembahkan diri sendiri agar dengan satu korban Kristus membuat orang-orang yang sudah dibersihkan dari dosa menjadi sempurna untuk selama-lamanya. (Ibr 10:14)
Korban yang Ia persembahkan adalah diri-Nya sendiri, kehidupan-Nya, tubuh dan darah-Nya. Inilah harga yang dilunasi Kristus untuk mendamaikan kita dengan Tuhan dan untuk mengampuni dosa manusia. Dengan korban ini Ia memperoleh rahmat bagi kita. Itulah kehendak Bapa dan Ia telah melaksanakan kehendak ilahi itu dengan penuh ketaatan. Jadi kita ditebus terutama sekali oleh pelaksanaan imamat-Nya. Jadi kalau sekarang kita bebas dari kekuasaan dosa, dan hidup menurut kehendak Allah. (1 Petrus 2:24), maka hal itu disebabkan karena Kristus sudah bertindak sebagai Imam Agung.
Kristus bergantung di salib sebagai imam. Ia mengasih kita. Ia mengorbankan diri-Nya untuk kita, sebagai persembahan dan korban yang harus yang menyenangkan hati Allah. (Efe 5:2). Oleh Dia, Allah memperdamaikan segala sesuatu dengan diri-Nya, sesudah Ia mengadakan pendamaian oleh darah salib Kristus.
Kesempurnaan Korban Kristus
Kematian berdarah di kayu salib adalah suatu korban. Putera Allah mengorbankan kehidupan-Nya untuk manusia. Oleh korban-Nya kita memperoleh pengampunan bagi dosa kita. Korban itu sendiri dan hasil-hasilnya adalah anugerah besar yang diberikan oleh Tuhan kepada kita. Korban imam agung itu sangat berkenan kepada Bapa karena imam yang mengorbankannya dan juga karena nilai daripada korban yang dibawakan. Imam itu adalah Putera Bapa sendiri, mempunyai kodrat ilahi; korban yang dibawakan adalah penyerahan kehidupan. Dengan demikian korban di salib mempunyai nilai yang tidak terhingga. Korban salib adalah korban yang sempurna.
Oleh pribadi-Nya dan oleh korban-Nya, Kristus berada di atas segala imam. Dan kalau Kristus sebagai imam melebihi segala imam, maka korban-Nya pun melebihi segala korban yang lain. Kristus mempersembahkan diri-Nya sendiri kepada Allah sebagai korban yang sempurna (Ibr 9:14) sehingga kita semua dibersihkan dari dosa melalui korban diri Yesus sendiri yang dipersembahkan satu kali saja untuk selama-lamanya. (Ibr 10:10)
Buah Korban Kristus
Salib adalah sumber kebahagiaan untuk tiap manusia, dan untuk seluruh umat manusia. Dosa telah mengacaukan harmoni yang terdapat di dalam umat manusia dan di dalam seluruh ciptaan; dosa telah membawa kekacauan; manusia diasingkan dari Allah dan dari sesamanya; ikatan dengan Allah sudah diputuskan. Tetapi Kristus datang memperbaiki lagi segala sesuatu yang sudah rusak. Yesus wafat bukan untuk bangsa Yahudi saja, tetapi juga supaya semua anak-anak Allah yang tersebar di mana-mana dikumpul menjadi satu. (Yoh 11:52). Kebahagiaan universal dapat dikemukakan secara singkat dan padat dalam kata-kata seperti ini: Kristus telah mati untuk semua orang. (2 Kor 5:15). Kristus adalah penyelamat semua orang. (1 Tim 4:10). Dengan perantaraan Kristus kita mendapat pengampunan atas dosa kita. Bukannya dosa kita saja yang diampuni, tetapi juga dosa seluruh umat manusia. (1 Yoh 2:2)
Korban Kristus adalah korban yang paling sempurna dan nilainya pun tidak terhingga, oleh karena Ia adalah Putera Allah. Satu titik darah-Nya dapat membersihkan dunia dari semua dosa. (St. Thomas Aquinas). Dengan sendirinya kita berhadapan dengan cintakasih-Nya yang luar biasa besar, karena bukan satu titik darah yang dicurahkan-Nya, tetapi seluruh darah-Nya. Ia mau memberikan kita satu bukti nyata mengenai cintakasih-Nya terhadap kita. Tidak ada cinta yang lebih besar daripada cinta seorang yang memberikan nyawanya untuk sahabat-sahabatnya. (Yoh 15:13). Dan kalau kita merasa bimbang terhadap cintakasih-Nya, baiklah kita memandang ke salib dan berkata: �Ia mengasihi saya dan mengorbankan diri-Nya untuk saya.� (Gal 2:20) pax et bonum
Kristus menderita semuanya itu antara lain untuk menunjukkan juga kejahatan dosa. Tidak mudah bagi kita untuk melihat kejahatan dosa yang sebenarnya. Inti daripada dosa ialah penghinaan terhadap Tuhan, pembangkangan terhadap Tuhan. Salib Kristus harus membuka mata kepercayaan kita untuk melihat apa sebenarnya dosa itu.
Sumber: �Aku Percaya� karya Pater Herman Embuiru, SVD halaman 100-103.
pax et bonum
Monday, February 27, 2012
Kompendium Katekismus Gereja Katolik mengenai Doa Bapa Kami
578. Dari mana asal doa Bapa Kami?
Yesus mengajarkan doa Kristen yang tak tergantikan ini, Bapa Kami, pada hari ketika salah seorang dari para murid-Nya melihat Dia berdoa dan bertanya kepada-Nya, �Tuhan, ajarlah kami berdoa� (Luk 11:1). Tradisi liturgi Gereja selalu memakai teks doa ini dari Santo Matius (Mat 6:9-13).
�RINGKASAN SELURUH INJIL�
579. Apa peranan Bapa Kami dalam Kitab Suci?
Doa Bapa Kami merupakan �ringkasan dari seluruh Injil� (Tertullianus), �doa yang sempurna� (Santo Thomas Aquinas). Doa yang terdapat di tengah-tengah Khotbah di Bukit (Mat 5-7) ini melukiskan inti seluruh Injil dalam bentuk doa.
580. Mengapa doa ini disebut �Doa Tuhan�?
Doa Bapa Kami disebut �Oratio Dominica�, yaitu Doa Tuhan, karena doa ini diajarkan kepada kita oleh Tuhan Yesus.
581. Di mana tempat doa Bapa Kami ini dalam doa Gereja?
Doa Tuhan ini merupakan doa Gereja yang utama. Doa ini �diberikan� dalam Sakramen Pembaptisan untuk menandakan kelahiran baru anak-anak Allah ke dalam hidup ilahi. Makna penuh doa Bapa Kami ini diungkapkan dalam Ekaristi karena permohonan yang ada di dalamnya berdasarkan misteri penyelamatan yang sudah dilaksanakan, permohonan yang akan terdengar secara penuh pada saat kedatangan Tuhan. Doa Bapa Kami merupakan bagian integral dari Ibadat Harian.
�BAPA KAMI YANG ADA DI SURGA�
582.Mengapa kita berani mendekat kepada Allah dengan kepercayaan penuh?
Karena Yesus, Penebus kita, membawa kita ke hadapan Bapa dan Roh-Nya menjadikan kita anak-anak Bapa-Nya. Jadi, kita dapat berdoa Bapa Kami dengan penuh kepercayaan sebagai anak-anak-Nya, dengan penuh keyakinan dan kerendahan hati, dengan kepastian dicintai dan didengarkan.
583. Bagaimana mungkin menyebut Allah sebagai �Bapa�?
Kita dapat menyebut �Bapa� karena Putra Allah yang menjadi manusia sudah mewahyukan-Nya kepada kita dan karena Roh-Nya membuat Dia bisa kita kenal. Seruan �Bapa� menyebabkan kita masuk ke dalam misteri-Nya dengan perasaan takjub yang selalu baru dan membangkitkan dalam diri kita kerinduan untuk bertindak sebagai anak-anak-Nya. Karena itu, jika kita mendoakan Doa Tuhan ini, kita sadar bahwa kita menjadi anak-anak Bapa di dalam Putra-Nya.
584. Mengapa kita berkata Bapa �Kami�?
Kata �kami� mengungkapkan hubungan dengan Allah yang baru secara total. Jika kita berdoa kepada Bapa, kita menyembah dan memuliakan Dia bersama Putra dan Roh Kudus. Dalam Kristus kita adalah �umat-Nya� dan Dia Allah �kita� sekarang dan selama-lamanya. Kenyataannya, kita juga berkata Bapa �kami� karena Gereja Kristus adalah kesatuan banyak sekali saudara dan saudari yang �sehati dan sejiwa� (Kis 4:32).
585.Dengan semangat persekutuan dan perutusan yang bagaimana kita berdoa kepada Allah sebagai Bapa �kita�?
Karena berdoa Bapa �kami� merupakan berkat umum bagi orang-orang yang dibaptis, kita merasakan dorongan yang mendesak untuk bergabung dalam doa Yesus untuk kesatuan para murid-Nya. Berdoa �Bapa Kami� berarti berdoa dengan semua orang dan untuk semua orang agar mereka mengenal satu Allah yang benar dan dikumpulkan bersama dalam satu kesatuan.
586. Apa artinya �Yang ada di surga�?
Ungkapan biblis ini tidak menunjukkan suatu tempat tertentu, tetapi suatu cara berada. Allah mengatasi segala sesuatu. Ungkapan ini menunjuk pada keagungan, kesucian, dan juga kehadiran-Nya di dalam hati orang-orang benar. Surga, atau rumah Bapa, itu tanah air kita yang sejati dan kita sedang menuju ke sana dalam pengharapan sementara kita masih tinggal di dunia ini. �Tersembunyi ber sama dengan Kristus di dalam Allah� (Kol 3:3), kita sudah tinggal di dalam tanah air ini.
KETUJUH PERMOHONAN
587. Bagaimana struktur Doa Tuhan?
Doa Tuhan berisi tujuh permohonan kepada Allah Bapa. Tiga yang pertama lebih berpusat kepada Allah, menarik kita kepada-Nya untuk kemuliaan-Nya, merupakan ciri khas cinta yang pertama-tama berpikir untuk yang dicintainya. Permohonan ini menganjurkan secara khusus apa yang seharusnya kita mohon kepada-Nya: pengudusan nama-Nya, kedatangan Kerajaan-Nya, dan terjadinya apa yang menjadi kehendak-Nya. Keempat permohonan yang terakhir mempersembahkan kepada Bapa yang maharahim, kemalangan dan harapan kita. Yang dimohon dari Bapa ialah: rezeki, pengampunan, perlindungan dari pencobaan, dan pembebasan dari yang jahat.
588. Apa arti �Dimuliakanlah Nama-Mu�?
Memuliakan Nama Allah terutama merupakan sebuah doa pujian yang mengakui Allah sebagai Kudus. Allah sudah mewahyukan Nama-Nya yang kudus kepada Musa dan ingin agar umat-Nya dikuduskan bagi-Nya sebagai bangsa yang kudus dan di dalamnya Dia akan tinggal.
589. Bagaimana membuat Nama Allah Kudus dalam diri kita dan di dunia?
Membuat Kudus Nama Allah, yang memanggil kita kepada �kekudusan� (1Tes 4:7) adalah menghendaki pengudusan Sakramen Pembaptisan menjiwai seluruh hidup kita. Sebagai tambahan, berarti meminta � lewat hidup dan doa kita � agar Nama Allah dikenal dan dipuji oleh setiap orang.
590. Apa yang dimohon oleh Gereja ketika berdoa �Datanglah Kerajaan-Mu�?
Gereja berdoa untuk kedatangan yang terakhir Kerajaan Allah melalui kembalinya Kristus dalam kemuliaan-Nya. Gereja juga berdoa agar Kerajaan Allah berkembang sejak sekarang dan selanjutnya melalui pengudusan umat dalam Roh dan melalui komitmen mereka pada pelayanan keadilan dan perdamaian sesuai Sabda Bahagia. Permohonan ini merupakan seruan Roh dan Mempelai: �Datanglah, Tuhan Yesus� (Why 22:20).
591. Mengapa berdoa �Jadilah kehendak-Mu di atas bumi seperti di dalam surga�?
Kehendak Bapa ialah agar �semua orang diselamatkan� (1Tim 2:4). Untuk inilah Yesus datang: untuk melaksanakan dengan sempurna kehendak Bapa yang menyelamatkan. Kita berdoa kepada Allah Bapa kita agar menyatukan kehendak kita dengan kehendak Putra-Nya seturut teladan Perawan Maria yang Terberkati dan para kudus. Kita memohon agar rencana-Nya yang penuh cinta terlaksana sepenuhnya di dunia ini sebagaimana sudah terlaksana di dalam surga. Melalui doa inilah kita dapat mengenal �yang berkenan kepada Allah� (Rom 12:2) dan mempunyai �ketekunan� untuk melaksanakannya (Ibr 10:36).
592. Apa arti permohonan �Berilah kami rezeki pada hari ini�?
Memohon kepada Allah dengan kepercayaan seorang anak untuk makanan sehari-hari yang perlu untuk kita semua berarti mengakui betapa baiknya Allah, mengatasi semua kebaikan. Kita juga memohon rahmat untuk mengetahui bagaimana bertindak sehingga keadilan dan solidaritas menyebabkan kelimpahan beberapa orang digunakan untuk membantu mereka yang kekurangan dan membutuhkan.
593. Apa arti khas Kristen dari permohonan ini?
Karena �manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi dari setiap firman yang keluar dari mulut Allah� (Mat 4:4), permohonan ini dengan cara yang sama dapat dikenakan pada lapar akan Sabda Allah dan Tubuh Kristus yang diterima dalam Ekaristi sebagaimana juga lapar akan Roh Kudus. Kita memohon dengan kepercayaan penuh pada hari ini � pada kekinian Allah � dan ini diberikan kepada kita terutama dalam Ekaristi yang mengantisipasi perjamuan Kerajaan yang akan datang.
594. Mengapa kita berkata �Ampunilah kesalahan kami seperti kami pun mengampuni yang bersalah kepada kami�?
Dengan memohon agar Allah Bapa mengampuni kita, kita mengakui di hadapan-Nya bahwa kita adalah pendosa. Sekaligus kita mewartakan belas kasihan-Nya karena dalam Putra-Nya dan melalui Sakaramen �kita memiliki penebusan kita, yaitu pengampunan dosa� (Kol 1:14). Namun, permohonan kita akan dijawab hanya jika kita lebih dulu mengampuni.
595. Bagaimana pengampunan itu mungkin?
Belas kasihan cepat memasuki hati kita hanya jika kita sendiri belajar bagaimana mengampuni � bahkan termasuk musuh-musuh kita. Walaupun tampaknya tidak mungkin bagi kita memenuhi tuntutan itu, hati yang mempersembahkan dirinya kepada Roh Kudus dapat, seperti Kristus, mencintai bahkan sampai pada titik penghabisan. Hati demikian dapat mengubah luka menjadi belas kasihan dan mentransformasikan penghinaan menjadi doa syafaat. Pengampunan berpartisipasi dalam belas kasihan ilahi dan merupakan puncak doa Kristiani.
596. Apa arti �Janganlah masukkan kami ke dalam pencobaan�?
Kita memohon kepada Allah Bapa agar tidak membiarkan kita sendirian dan berada dalam kuasa godaan. Kita meminta agar Roh Kudus membantu kita untuk membedakan, di satu pihak, antara pencobaan yang membuat kita berkembang dalam kebaikan dan godaan yang membawa kita pada dosa dan kematian. Dan di lain pihak, membedakan antara digoda dan menyetujui godaan. Permohonan ini menyatukan kita dengan Yesus yang mengalahkan godaan dengan doa-Nya. Ini menuntut kesiapsiagaan dan ketekunan sampai akhir.
597.Mengapa kita menutup dengan permohonan �Tetapi bebaskanlah kami dari yang jahat�?
�Kejahatan� menunjuk pada pribadi Setan yang melawan Allah dan �yang menyesatkan seluruh dunia� (Why 12:9). Kemenangan terhadap Setan sudah terjadi dalam Kristus. Tetapi, kita terus berdoa agar keluarga manusia dibebaskan dari Setan dan pekerjaan-pekerjaannya. Kita juga memohon rahmat kedamaian dan ketekunan sementara kita menantikan kedatangan Kristus yang akan membebaskan kita secara definitif dari Si Jahat.
598. Apa arti �Amin�?
�Pada akhir doa, kamu berseru �Amin� dan dengan kata ini yang berarti: �semoga demikian�, kamu mengesahkan semua yang tertera dalam doa ini, yang diajarkan Allah�
(Santo Cyrillus dari Yerusalem)
Pax et Bonum
Saturday, February 25, 2012
Doa Mohon Ketaatan pada Gereja Katolik
I Stand With The Catholic Church (sumber: www.stpeterslist.com) |
Ya Tuhan Yesus Kristus, Engkau menghendaki dari manusia suatu hal bernama ketaatan. Bahkan, Engkau sendiri meminta umat Israel taat pada ajaran kaum Farisi dan ahli Taurat meskipun mereka sering melalaikan apa yang mereka ajarkan (Mat 23:1-3). Sekarang Engkau, karena kasihMu yang besar, mendirikan Gereja Katolik (Mat 16:18) agar kami dapat beroleh kepenuhan kebenaran dan keselamatan di dalam Nama-Mu. Dan karena kasihMu yang besar juga, Engkau mengutus Roh Kudus agar menyertai dan menjaga Gereja-Mu dari alam maut dan kesesatan. Bantulah dan sertailah kami, Tuhan Yesus, agar dapat dengan sepenuh hati taat pada Tubuh Mistik-Mu, Gereja Katolik, sesuai dengan kehendakMu (Luk 10:16) sehingga kami dapat beroleh persatuan cinta kasih yang kekal dengan Diri-Mu. Amin.
Doa ini disusun oleh Indonesian Papist dengan permenungan pribadi akan perlunya ketaatan kepada Gereja yang Satu, Kudus, Katolik dan Apostolik. pax et bonum
Thursday, February 23, 2012
Menikah Beda Agama? Nanti dulu!
Catholic Wedding (sumber: Situs Keuskupan Agung Baltimore) |
Saya membaca sebuah artikel mengenai pernikahan beda agama dalam sebuah edisi Buletin Lentera Iman yang ditulis oleh seorang awam bernama Donny Verdian. Opini dari si penulis menarik sekali dan bagus serta mencerahkan. Oleh karena itu, saya memutuskan untuk mempublikasikan ulang tersebut di blog saya dengan seizin pemimpin redaksi Buletin Lentera Iman. Setelah membaca artikel ini, mungkin ada pembaca Katolik yang kurang atau tidak setuju dengan opini dan argumen dari si penulis. Tetapi, saya sangat menganjurkan anda untuk memperhatikan opini dan argumen tersebut sebagai bahan pertimbangan kelak bila seandainya anda akan memilih menikah beda agama.
Menikah Beda Agama? Nanti dulu!
Oleh Donny Verdian
Apa yang barusan terjadi pada seorang teman dekat ketika kuliah dulu, sebut saja namanya Yoga, masih kerap membuatku tak percaya, kenapa hal itu bisa terjadi dan kenapa ia memilih untuk melakukan hal itu. Ah, kalian tentu bingung kenapa tiba-tiba aku bicara soal sesuatu yang tak kalian ketahui sejak awal tulisan ini. Baiklah, sebelum membahas �ini� dan �itu� nya, kuperkenalkan dulu, Yoga temanku tadi. Aku pertama kali mengenal Yoga tepat di hari pertama kuliahku di sebuah universitas Kristen di Yogyakarta, 15 tahun silam. Dan sejak saat itu, ia jadi teman dekat karena selain berasal dari satu kota asal, Klaten, aku dan dia di kemudian hari sama-sama aktif terjun di komunitas mahasiwa Katolik kampus. Sejak saat itu sebenarnya aku tak bisa menyembunyikan rasa hormatku padanya dalam totalitasnya menjaga iman Katolik. Sedikit banyak, ia ikut membangun pondasi imanku karena ketaatannya, idealismenya terhadap iman dan sikap hidup yang selalu dibawakan yang boleh dibilang lumayan �lurus� itu.
Nasib lalu memisahkan kami. Selepas kuliah ia pindah ke Kalimantan sementara aku tetap berada di Jogja hingga akhirnya pada 2008 silam aku memutuskan untuk menikah lalu pindah domisili ke Sydney, Australia hingga sekarang. Melalui Facebook, akhirnya aku dan Yoga �bertemu� lagi tahun lalu dan aku bersyukur karena melalui teknologi itu aku dipertemukan lagi dengan sahabatku itu. Namun melalui Facebook pula aku dibuatnya terkejut ketika kutahu kabar bahwa ia, saat itu, memutuskan hendak menikah dengan seorang gadis yang berbeda keyakinan daripadanya. Yang lantas membuat keterkejutanku memuncak adalah ketika ia dengan bangga menyiarkan kabar bahwa ia telah menikah dengan tata cara agama yang dianut istri, lengkap dengan pengumuman bahwa ia telah resmi pindah agama.
Terus terang sulit untuk dipercaya, orang se- �kuat� Yoga pada akhirnya membuat keputusan radikal dalam hidupnya, meninggalkan iman Katoliknya �hanya� demi sebuah pernikahan yang ia langsungkan.
Hidup Dalam Masyarakat Majemuk
Teman-teman, kisah tentang Yoga di atas bukanlah karangan belaka meski ada beberapa bagian ku-edit demi sebuah pemaparan kasus yang kalian harus juga akui semakin lama semakin kerap terjadi di sekitar kita. Kita hidup dalam masyarakat majemuk yang tak hanya memuat perbedaan suku dan ras namun juga agama yang pada akhirnya membuat kita harus pandai-pandai beradaptasi menerima perbedaan yang ada.
Namun bagiku, sepandai-pandai dan sefleksibel apapun kita menyikapi perbedaan, tetap harus ada hal-hal yang dijadikan pakem untuk dipertahankan, justru demi menjaga supaya kita tetap berbeda dari yang lain. Pakem itu salah satunya adalah agama. Kita boleh memiliki banyak kawan berlainan agama dan kita boleh begitu menikmati pergaulan dengan mereka, namun identitas kita sebagai seorang pemeluk Katolik adalah sesuatu yang tetap harus dipegang teguh. Memang tak mudah, terutama kalau sudah menyangkut perasaan mengasihi lawan jenis, di usia kita yang muda, harus membatasi diri untuk berpikir bahwa sebagai orang Katolik kita harus mencari pasangan hidup yang juga berasal dari seorang dari iman yang sama.
Aku pernah mengutarakan hal ini ke seorang kawan yang mulai mencoba pacaran dengan orang yang berbeda iman dan jawaban mereka cukup spontan, �Tapi kan di kitab suci tidak ditulis bahwa kita tak boleh menikah dengan orang yang beda agama, Don!� Terkadang mereka memang selalu menggunakan dalih demikian.
Mau dengar yang lain lagi? Biasanya begini, �Bukankah ada dibilang bahwa kasih itu lemah lembut, murah hati, sabar dan sederhana� jadi tak perlu dibatasi agama kan?� Setiap aku mendengar alasan-alasan demikian, jawabanku selalu seragam, �Katolik tak hanya didasarkan pada kitab suci. Kalau semua harus tertulis dalam kitab suci, bahkan Tuhan tak menuliskan larangan kalau kita menggunakan narkoba, lho!�
Lalu untuk alasan yang kedua, aku selalu menjawab demikian �Memang benar, itulah sifat-sifat kasih� tapi kamu tak bisa mencomot ayat itu hanya begitu saja...... kamu harus memahaminya dalam rangka karya penyelamatan Kristus yang utuh� dan itu hanya bisa dihayati melalui iman Katolik!�
Setelah mendengar jawabku biasanya mereka hanya manggut-manggut lalu pergi. Keputusan untuk tetap �nekat� melanjutkan hubungan atau tidak tentu bukan urusanku lagi, setidaknya aku sudah merasa melakukan apa yang harus kuutarakan yang mungkin tak mereka ketahui, kan?
Lalu kenapa pernikahan seiman itu penting setidaknya menurutku dan menurut mereka dan kita yang menikah seiman?
Alasan paling mudahnya adalah, jangankan beda keyakinan, menikah dengan sesama pemeluk Katolik pun kadang tak jadi jaminan bahwa keluarganya akan damai dan sentosa sepanjang hidup.
Alasan kedua, pernikahan adalah sesuatu yang suci. Bukannya aku berpendapat bahwa pasangan beragama lain itu tak suci, tapi justru karena batasan suci itu sangat sulit untuk didefinisikan oleh karena kemanusiawian kita, maka untuk apa kita ambil resiko yang �tidak-tidak�?
Lalu yang ketiga, pernikahan beda agama tak jarang ujung-ujungnya membuat salah satu dari pasangan itu mengalah untuk ikut memeluk agama yang dipeluk pasangannya. Belum lagi kalau pasangan itu lalu dikaruniai anak, peluang orang tua untuk mendidik anak dalam ajaran Katolik pun tak lagi 100% namun setidaknya fifty-fifty antara Katolik atau agama yang dipeluk pasangan kita. Nah, bayangkan kalau ada orang Katolik menikah dengan orang dari agama lain lantas ke depannya, si Katolik memutuskan untuk memeluk agama yang sama. Kalau ada sepuluh kasus seperti itu dalam setiap paroki dalam setahun, maka bisa dibayangkan akan ada berapa banyak orang Katolik yang pindah agama gara-gara pernikahan?
Kita memang sering terjebak pada pendapat umum �Yang penting kualitas bukan kuantitas� namun bagiku, keduanya penting, kualitas dan kuantitas harus dimajukan bersama selagi bisa! Sebagus-bagusnya kualitas orang Katolik, kalau jumlah kian menyusut, tentu tak lantas menjadi baik lagi adanya.
Iman Proaktif
Kupikir, kunci untuk meredam naiknya angka pernikahan beda agama yang berujung dengan berpalingnya seseorang dari gereja Katolik lalu ikut agama yang dianut pasangannya, adalah perlunya menanamkan sikap iman yang proaktif dari pihak kaum muda Katolik.
Iman proaktif yang kumaksud adalah iman yang tak hanya sebatas �berangkat misa mingguan� tapi lebih dari itu, bagaimana kaum muda harus membawa iman dalam kehidupan sehari-hari dalam pergaulannya, di studi maupun pekerjaannya.
Logikanya, orang muda yang mau membawa identitas Katolik, setidaknya ia memiliki niat untuk lebih dalam lagi mendalami iman bukan sebagai suatu pajangan semata tapi sesuatu yang patut didalami melalui keseharian hidup.
Sikap proaktif juga perlu diwujudkan dalam membuat dan berperan aktif dalam komunitas muda-mudi Katolik di lingkungan gereja/paroki kita. Peran aktif komunitas tak jarang membuat kita memiliki �rumah� yang menyenangkan ketika komunitas tersebut bertumbuh tak hanya jadi tempat �doa� dan ngurus event �Natal� dan �Paskah� tapi menjadi komunitas yang peduli pada pertumbuhan anggota-anggotanya. Sehingga, meski tidak wajib dijadikan aras dasar komunitas, namun siapa yang tak senang kalau akhirnya banyak jiwa muda Katolik yang menemukan �jodoh� dari komunitas itu pula?
Ketika kita sudah terkondisikan demikian, memiliki identitas dan bergaul dengan muda-mudi Katolik lainnya, dalam pemeliharaan Roh Kudus, kita percaya bahwa kita akan semakin dikuatkan ketika kita harus mengambil sikap untuk menikah termasuk berani mengatakan �Tidak� ketika dihadapkan pilihan menikah beda agama terlebih ketika kita tahu bahwa ke depannya ada kecenderungan bahwa kita yang harus pindah agama dan bukannya pasangan kita ke Gereja Katolik.
Orang boleh bilang menikah berlandaskan cinta, namun untuk apa kita berani ngomong cinta kalau kita harus meninggalkan iman kepercayaan kita terhadap Sang Maha Raja Cinta, Yesus Kristus yang kita permuliakan dalam Gereja yang Satu, Kudus, Katolik dan Apostolik?
Sumber:
Buletin Lentera Iman edisi 32.
Dipublikasikan dengan izin Pemimpin Redaksi Buletin Lentera Iman. Buletin Lentera Iman adalah Buletin Katolik milik Komisi Sosial Keuskupan Agung Makassar. Indonesian Papist menjadi salah seorang anggota redaksinya. Pax et Bonum
Artikel terkait: