Kepala Pentakosta Rusia, yang merupakan komunitas Protestan terbesar di negara ini, berpandangan negatif tentang legalisasi pernikahan homoseksual di Amerika Serikat.
"Pada tanggal 26 Juni 2015, Mahkamah Agung AS menyatakan bahwa pasangan homoseksual memiliki hak konstitusional untuk menikah dan diakui negara. Mungkin, itu adalah hari paling gelap dan tanggal paling memalukan dalam sejarah Kristen dari Amerika Serikat," Ryakhovsky mengatakan dalam pernyataannya disampaikan pada hari Senin (29/6).
Baca juga: Irlandia Legalkan Pernikahan Sesama Jenis, Uskup: Ini Tantangan Besar Gereja
Ia mengingatkan bahwa dulu ada 14 negara dimana penganut nilai-nilai Kristen tradisional yang berpegang teguh pada Alkitab dalam berkeluarga. Mulai sekarang, keputusan pengadilan membolehkan untuk mendaftar pernikahan homoseksual.
"Kami menyaksikan kebangkitan 'Sodom'. Hal-hal yang Gereja selalu ajarkan berdosa dan mengerikan yang dikenakan pada masyarakat," Ryakhovsky menulis menekankan bahwa homoseksualitas tidak berhubungan dengan Kristen, dan Alkitab secara langsung mengatakan itu.
Ia juga memperhatikan bahwa selama bertahun-tahun selama perang dingin banyak orang Kristen menganggap USA 'tanah yang dijanjikan,' dimana semuanya diatur dengan cara Kristen.
"Ada perubahan dramatis! Rusia yang dulu dianggap sebagai kubu ideologi komunis ateis, sebagai 'Kerajaan Setan', kini berperan aktif memerangi kebobrokan moral," jelas Ryakhovsky.
Ryakhovsky mengaku bersyukur kepada Tuhan untuk negara kita, di mana Gereja dapat memberitakan Injil dan menghapus dosa-dosa, di mana keluarga biasa adalah ayah, ibu dan anak-anak mereka, tidak satu mitra dan dua mitra.
"Jadi giliran kita berdoa untuk Amerika sama seperti dulu Amerika berdoa untuk Uni Soviet. Ini adalah waktu untuk menguji iman kita. Ini adalah alasan kita untuk bergabung dalam upaya melindungi nilai-nilai tradisional, dalam melindungi keluarga sebagai pondasi masyarakat kita," katanya melanjutkan.
Baca juga: Dokumen Vatikan Serukan Gereja Katolik Menyambut Kaum Gay
Patriark Georgia mengutuk pernikahan sesama jenis diizinkan di AS. Patriark Ilia II mengatakan jika itu sebuah kesalahan.
"Ini diketahui dari laporan media massa yang diputuskan di AS perkawinan sesama jenis diizinkan di semua negara. Ini adalah kesalahan besar Amerika sendiri dan klerus mengatakan ini. Kami mengkonfirmasi ini juga dan menyatakan bahwa ini adalah kesalahan besar," kata Ilia II setelah pelayanan di Katedral St. Trinity di Tbilisi.
"Georgia harus membedakan antara yang baik dan yang jahat dan antara hal-hal yang dapat diterima dan yang tidak," katanya.
"Pada tanggal 26 Juni 2015, Mahkamah Agung AS menyatakan bahwa pasangan homoseksual memiliki hak konstitusional untuk menikah dan diakui negara. Mungkin, itu adalah hari paling gelap dan tanggal paling memalukan dalam sejarah Kristen dari Amerika Serikat," Ryakhovsky mengatakan dalam pernyataannya disampaikan pada hari Senin (29/6).
Baca juga: Irlandia Legalkan Pernikahan Sesama Jenis, Uskup: Ini Tantangan Besar Gereja
Ia mengingatkan bahwa dulu ada 14 negara dimana penganut nilai-nilai Kristen tradisional yang berpegang teguh pada Alkitab dalam berkeluarga. Mulai sekarang, keputusan pengadilan membolehkan untuk mendaftar pernikahan homoseksual.
"Kami menyaksikan kebangkitan 'Sodom'. Hal-hal yang Gereja selalu ajarkan berdosa dan mengerikan yang dikenakan pada masyarakat," Ryakhovsky menulis menekankan bahwa homoseksualitas tidak berhubungan dengan Kristen, dan Alkitab secara langsung mengatakan itu.
Ia juga memperhatikan bahwa selama bertahun-tahun selama perang dingin banyak orang Kristen menganggap USA 'tanah yang dijanjikan,' dimana semuanya diatur dengan cara Kristen.
"Ada perubahan dramatis! Rusia yang dulu dianggap sebagai kubu ideologi komunis ateis, sebagai 'Kerajaan Setan', kini berperan aktif memerangi kebobrokan moral," jelas Ryakhovsky.
Ryakhovsky mengaku bersyukur kepada Tuhan untuk negara kita, di mana Gereja dapat memberitakan Injil dan menghapus dosa-dosa, di mana keluarga biasa adalah ayah, ibu dan anak-anak mereka, tidak satu mitra dan dua mitra.
"Jadi giliran kita berdoa untuk Amerika sama seperti dulu Amerika berdoa untuk Uni Soviet. Ini adalah waktu untuk menguji iman kita. Ini adalah alasan kita untuk bergabung dalam upaya melindungi nilai-nilai tradisional, dalam melindungi keluarga sebagai pondasi masyarakat kita," katanya melanjutkan.
Baca juga: Dokumen Vatikan Serukan Gereja Katolik Menyambut Kaum Gay
Patriark Georgia mengutuk pernikahan sesama jenis diizinkan di AS. Patriark Ilia II mengatakan jika itu sebuah kesalahan.
"Ini diketahui dari laporan media massa yang diputuskan di AS perkawinan sesama jenis diizinkan di semua negara. Ini adalah kesalahan besar Amerika sendiri dan klerus mengatakan ini. Kami mengkonfirmasi ini juga dan menyatakan bahwa ini adalah kesalahan besar," kata Ilia II setelah pelayanan di Katedral St. Trinity di Tbilisi.
"Georgia harus membedakan antara yang baik dan yang jahat dan antara hal-hal yang dapat diterima dan yang tidak," katanya.
Sumber: