ISLAMABAD � Sebanyak 78 orang tewas dan sekitar 120 orang terluka seketika saat sebuah bom bunuh diri meledak di gereja Protestan All Saints Church di Peshawar, Pakistan, Minggu (22/9). Pemboman itu merupakan serangan paling mematikan terhadap umat Kristen di Pakistan, yang mayoritas penduduknya beragama Islam.
Seorang petugas gereja menyebutkan, pelaku bom bunuh diri adalah dua orang yang memasuki kompleks gereja. �Mereka masuk dari gerbang utama dan meledakkan diri di tengah-tengah jemaat", demikian pernyataan yang dimuat di website keuskupan.
Sebagian besar korban tewas adalah anggota paduan suara dan anak-anak yang menghadiri Sekolah Minggu. Ledakan dahsyat tersebut membuat bagian luar gereja hancur berpuing-puing. Kerumunan orang berhamburan dan berlumuran darah.
Uskup Agung Peshawar Humphrey S Peters menyatakan belasungkawa dan menyerukan doa duka cita. Ia juga mengutuk peristiwa itu. Dalam sebuah pernyataannya, Peters mengecam pemerintah setempat yang telah gagal total melindungi warga minoritas. Saat ini jumlah umat Kristiani di Pakistan hanya 3 persen dari total penduduk sebesar 197 juta jiwa itu.
Kelompok militan terkait Taliban, TTP Jundullah, mengklaim bertanggung jawab, beberapa jam setelah serangan itu. Kelompok itu menganggap mereka sebagai musuh dan bersumpah akan terus menyerang orang-orang yang bukan muslim di tanah Pakistan.
Perdana Menteri mengatakan, "teroris tidak memiliki agama dan serangan terhadap orang tidak berdosa bertentangan dengan ajaran Islam dan semua agama", kata kantornya dalam sebuah pernyataan.
Militan Sunni sering menyerang sasaran-sasaran yang mereka anggap sesat, termasuk orang Kristen, Sufi dan Syiah. Serangan terhadap tempat Kristen terjadi secara sporadis di Pakistan, namun pemboman Minggu itu merupakan yang paling keras dalam catatan sejarah terakhir.
Pakistan dilanda serangan-serangan bom bunuh diri dan penembakan yang menewaskan lebih dari 5.200 orang sejak pasukan pemerintah menyerbu sebuah masjid yang menjadi tempat persembunyian militan di Islamabad pada Juli 2007.
Komisi AS tentang Kebebasan Beragama Internasional telah memperingatkan bahwa risiko bagi kaum minoritas Pakistan telah mencapai tingkat krisis. Tahun 2010, seorang perempaun Kristen dijatuhi hukuman mati karena dakwaan penghujatan. Tahun 2009, di kota Gojra, massa membakar 77 rumah dan menewaskan tujuh orang setelah ada rumor bahwa sebuah kitab suci Alquran telah dinodai.Tahun lalu seorang gadis muda Kristen mendekam tiga minggu di penjara setelah dituduh menghujat. Kasusnya kemudian dicabut tapi gadis itu berserta keluarganya telah bersembunyi sejak itu karena takut akan keamanan nyawa mereka. Pada 2001, 17 orang Kristen tewas dalam serangan terhadap sebuah gereja di Bahawalpur.
Seorang petugas gereja menyebutkan, pelaku bom bunuh diri adalah dua orang yang memasuki kompleks gereja. �Mereka masuk dari gerbang utama dan meledakkan diri di tengah-tengah jemaat", demikian pernyataan yang dimuat di website keuskupan.
Sebagian besar korban tewas adalah anggota paduan suara dan anak-anak yang menghadiri Sekolah Minggu. Ledakan dahsyat tersebut membuat bagian luar gereja hancur berpuing-puing. Kerumunan orang berhamburan dan berlumuran darah.
Uskup Agung Peshawar Humphrey S Peters menyatakan belasungkawa dan menyerukan doa duka cita. Ia juga mengutuk peristiwa itu. Dalam sebuah pernyataannya, Peters mengecam pemerintah setempat yang telah gagal total melindungi warga minoritas. Saat ini jumlah umat Kristiani di Pakistan hanya 3 persen dari total penduduk sebesar 197 juta jiwa itu.
Kelompok militan terkait Taliban, TTP Jundullah, mengklaim bertanggung jawab, beberapa jam setelah serangan itu. Kelompok itu menganggap mereka sebagai musuh dan bersumpah akan terus menyerang orang-orang yang bukan muslim di tanah Pakistan.
Umat Kristiani Pakistan memprotes aksi bom bunuh diri yang terjadi di sebuah gereja di Lahore, Pakistan, Minggu (22/9). |
Perdana Menteri mengatakan, "teroris tidak memiliki agama dan serangan terhadap orang tidak berdosa bertentangan dengan ajaran Islam dan semua agama", kata kantornya dalam sebuah pernyataan.
Militan Sunni sering menyerang sasaran-sasaran yang mereka anggap sesat, termasuk orang Kristen, Sufi dan Syiah. Serangan terhadap tempat Kristen terjadi secara sporadis di Pakistan, namun pemboman Minggu itu merupakan yang paling keras dalam catatan sejarah terakhir.
Pakistan dilanda serangan-serangan bom bunuh diri dan penembakan yang menewaskan lebih dari 5.200 orang sejak pasukan pemerintah menyerbu sebuah masjid yang menjadi tempat persembunyian militan di Islamabad pada Juli 2007.
Komisi AS tentang Kebebasan Beragama Internasional telah memperingatkan bahwa risiko bagi kaum minoritas Pakistan telah mencapai tingkat krisis. Tahun 2010, seorang perempaun Kristen dijatuhi hukuman mati karena dakwaan penghujatan. Tahun 2009, di kota Gojra, massa membakar 77 rumah dan menewaskan tujuh orang setelah ada rumor bahwa sebuah kitab suci Alquran telah dinodai.Tahun lalu seorang gadis muda Kristen mendekam tiga minggu di penjara setelah dituduh menghujat. Kasusnya kemudian dicabut tapi gadis itu berserta keluarganya telah bersembunyi sejak itu karena takut akan keamanan nyawa mereka. Pada 2001, 17 orang Kristen tewas dalam serangan terhadap sebuah gereja di Bahawalpur.
All Saints Church, sebuah gereja batu putih bersejarah yang terletak di Peshawar. |
No comments:
Post a Comment