LIBYA - Negara Islam Irak dan Syam (ISIS) cabang Libya mengejutkan publik saat merilis video anyar menunjukkan pembantaian warga minoritas Kristen Koptik. Puluhan umat nasrani yang ditahan sejak Desember 2014 itu dipenggal para militan akhir pekan lalu.
Video mengerikan berdurasi lima menit disebarkan Minggu malam (15/2) dengan pengantar "Sebuah pesan dengan darah untuk seluruh negara salib di dunia", lalu mereka juga memasukan tulisan "Orang-orang dari negara salib, pengikut dari Gereja Mesir".
Laporan intelijen menyatakan korban eksekusi tersebut sebanyak 21 orang. ISIS menghabisi tahanan Kristen itu di Kota Sirte, sebelah timur Libya seperti dilansir BBC, Senin (16/2).
Dalam video sepanjang lima menit tersebut, seluruh tahanan berbaju oranye dipaksa berjalan ke sebuah gurun. Masing-masing didampingi pria bertopeng yang menghunus pedang. Satu per satu dari mereka kemudian dipenggal.
"Mereka adalah umat gereja musuh agama kita di Mesir," tulis ISIS dalam situsnya.
Sejumlah laki-laki ini kemudian dipaksa berlutut dihadapan anggota ISIS. Kemudian salah satu dari mereka berbicara di depan kamera dengan bahasa Inggris beraksen Amerika Utara.
"Seluruh penganut salib, keamanan untuk kalian hanya akan menjadi harapan, terutama jika kalian melawan kami bersama-sama. Karena itu, kami akan melawanmu bersama-sama. Laut, dimana kalian sembunyikan jasad Osama bin Laden, kami berjanji pada Allah SWT, kami akan mencampurnya dengan darah kalian," ungkap salah satu algojo ISIS tersebut.
Sejumlah laki-laki itu kemudian dipaksa menundukan wajah mereka, lalu satu persatu dipenggal. Pria yang berbicara itu kemudian berkata lagi, "Kami akan segera menaklukan Roma, Insya Allah."
Baca juga : Tersiar Berita, Islam Ingin Menakhlukkan Roma
Baca juga : Tersiar Berita, Islam Ingin Menakhlukkan Roma
Sebagian besar tahanan yang dihabisi adalah warga negara Mesir. Para jihadis Libya menuding mereka antek gereja yang dikirim memata-matai gerakan khilafah atas perintah Mesir.
Militan ISIS di Libya telah menahan 21 warga Mesir beragama Kristen Koptik sepekan ini. Kelompok ini terus mengancam akan membunuh mereka. Pembuat film mengenalkan diri mereka sebagai anggota ISIS dari Tripoli, Libya, negara ketiga yang kini berada di bawah kendali ISIS setelah Irak dan Suriah.
Sebelumnya Libya adalah negara yang tidak mentolerir paham Islam ekstrimis saat kepemimpinan Muammar Khadafi, umat kristen minoritas dilindungi pemerintah kala itu tetapi semuanya berubah setelah Amerika melancarkan invasi ke Libya pada tahun 2011 untuk melengserkan Muammar Khadafi, kondisi Libya morat-marit. Kini Libya telah berada di bawah kendali ISIS.
Sebelumnya hal yang sama juga terjadi pada negara Irak. Irak memiliki populasi Kristen sekitar 100.000 selama satu dekade yang lalu. Saat Irak dipimpin oleh Saddam Hussein, umat Kristen dan minoritas lainnya dilindungi oleh negara.
Namun gelombang serangan terhadap warga Kristen mulai terjadi setelah invasi Amerika Serikat ke Irak pada tahun 2003 yang dilakukan oleh Presiden AS George W. Bush untuk menggulingkan Saddam Hussein dan berhasil menghancurleburkan Irak. Sejak saat itu kelompok-kelompok ekstrimis radikal islam mulai berani melancarkan serangan-serangan ke warga Kristen. Jumlah umat Kristen di Irak mulai menurun secara perlahan. Kini Irak telah berada di bawah kendali ISIS.
Baca juga : Ultimatum ISIS: Pindah Islam, Bayar Jizyah atau Mati! Warga Kristen Irak Pilih Meninggalkan Kota
Baca juga : Ultimatum ISIS: Pindah Islam, Bayar Jizyah atau Mati! Warga Kristen Irak Pilih Meninggalkan Kota
Sementara itu, para militan bekas pejuang Al Qaidah sukses menguasai wilayah Benghazi. Tahun lalu, mereka berbaiat pada ISIS.
Pemerintah Libya maupun negara-negara sekitar di kawasan Afrika Utara mengecam tindakan cabang ISIS itu. Mesir yang warganya tewas dalam video itu, mengimbau setiap negara kini segera menghabisi organisasi khilafah hasil impor dari Timur Tengah itu sebelum membesar.
"Kejadian ini sangat menyedihkan. Apalagi teror itu terjadi di Afrika, berdekatan dengan Mesir. Maka kami akan melawan setiap organisasi yang memiliki ideologi ekstrem," kata Presiden Mesir Abdul Fattah al-Sisi.
Dewan ulama Universitas Al-Azhar turut mengecam tindakan para pendukung khilafah. "Pemenggalan tahanan adalah tindakan barbar," tulis keterangan pers kampus di Kairo, Mesir itu.
Sumber :
No comments:
Post a Comment