Latest News

Wednesday, May 6, 2015

Tergoncang Iman Melihat Salib, Ustadz Kecam Kirab Salib di Solo

Kirab Salib Surakarta, Rabu 29 April 2015
Dalam rangka memperingati perayaan Paskah, umat Kristiani di Kota Surakarta (Solo) memeriahkannya dengan mengadakan kirab salib secara besar-besaran yang digelar oleh gabungan sejumlah gereja se-Kota Solo.

Kirab salib tersebut dilaksanakan pada Rabu (29/4/2015) sore dari Lapangan Kota Barat menuju Stadion Sriwedari menyusuri jalan Slamet Riyadi. Ada tiga barisan konvoi yang memeriahkan kirab salib ini, yakni barisan nasional, barisan rohani dan barisan budaya.

�Yang menarik dalam kirab Paskah kali ini ada barisan pemanggul salib Yesus yang berjumlah 270 salib. Jumlah tersebut menandai hari jadi kota Solo ke 270 tahun ini,� kata ketua panitia kirab salib, Pendeta Obaja Tanto Setiawan pada Rabu sore disela acara kirab salib seperti dilansir Solopos.

Kirab salib itu dimulai pukul 15.00 WIB dan diikuti sekitar 1.200 peserta. Berbagai kostum memeriahkan kirab salib tersebut, antara lain kostum rohaniawan Kristen Katolik, kostum kebudayaan jawa, kostum jaman Tuhan Yesus di salib serta ada barisan pemanggul salib Yesus yang berjumlah 270 salib. Dalam kirab salib tersebut juga nampak anggota TNI dari Yonif 413 yang ikut serta dalam rombongan memanggul salib ini.

Anggota TNI dari Yonif 413 dan Banser NU ikut mengawal kirab salib
Tak hanya membawa salib saja, dalam kirab perayaan hari paskah di kota Solo tersebut, umat Kristiani, juga membawa lambang Negara yakni Burung Garuda, dan menampilkan sejumlah kesenian tradisional asli warga Solo.

Terlihat, sejumlah warga sekitar yang mengetahui adanya kirab tersebut menyambut baik dan menyaksikan iring-iringan peserta kirab yang mencapai kurang lebih 1.200 peserta tersebut.

Ustadz Kecam Kirab Salib

Menanggapi hal itu, seorang ustadz di Pesantren Tahfidzhul Qur�an Kottabarat Surakarta mengecam keras arak-arakan 270 salib yang melewati pesantren Tahfidzhul Qur�an.

�Seakan ingin menunjukkan kepada publik bahwa Solo adalah kota salib! Yang membuat saya sedih, kirab salib ini melewati pesantren Kottabarat yang mencetak para penghafal al Qur�an. Saya malu kepada Allah,� kata Ustadz Ahmad Syaiful Anam.

Ahmad khawatir akan banyak masyarakat Solo yang tergoncang imannya setelah melihat kirab salib itu. "Masyarakat lebih tertarik melihat kirab tersebut daripada melaksanakan shalat Ashar di awal waktu," jelasnya.

Baca juga : Takut Murtad, Warga Malaysia Larang Gereja Memasang Salib

Pesantren ini dilewati kirab yang diikuti oleh sekitar 1.200 umat Kristiani tersebut. Praktis, anak-anak siswa SD Muhammadiyah juga melihat kirab salib itu. Ahmad khawatir, kirab salib itu akan memberikan sebuah pengalaman yang membekas bagi anak-anak sekecil itu. Apalagi dalam kirab tersebut didemonstrasikan peragaan penyiksaan Yesus Kristus.

Lebih jauh Ahmad menduga, kirab salib yang dilakukan dalam rangka paskah, Rabu (29/4/2015) itu memberi makna betapa kuatnya kristenisasi di Solo dan betapa mereka telah siap menyambut Pilkada Surakarta 2015. Ia pun berharap umat Islam segera sadar dan bersatu agar Surakarta tidak lagi dipimpin oleh non Muslim.

�Jika di Pilkada 2015 ini Surakarta kembali dipimpin non muslim, bersiaplah untuk menikmati kebijakan-kebijakan yang merugikan umat Islam,� pungkasnya.

Drama penyiksaan Yesus Kristus
Selain itu, Humas Laskar Umat Islam Surakarta (LUIS), Endro Sudarsono mengatakan bahwa kirab salib tersebut juga hendak digunakan oleh umat Kristiani Solo untuk menunjukkan kepada umat Islam bahwa meskipun minoritas, namun hegemoni umat Kristiani masih terasa di Solo dengan adanya sosok umat Kristiani yang menjadi Walikota Solo saat ini, yakni FX Hadi Rudyatmo.

�Parade Salib di Solo menunjukkan eksistensi gereja dengan memberi pesan sukses dalam hal sosialisasi misi gereja di masyarakat. Secara politis umat Kristiani ingin menunjukkan kepada Walikota Solo atas peran dan dominasi Walikota Solo dalam mengembangkan �Misi Gereja� di pemerintahannya,� tegasnya.

Menjadi catatan bagi warga Solo adalah, kirab salib tersebut baru pertama kali dihelat di kota Solo. Proses kirab salib juga berlangsung aman, dengan penjagaan dari aparat dibantu Banser dan Majelis Tafsir Al Qur�an (MTA).

Sumber :


No comments:

Post a Comment

Recent Post